korek api, kecil nan tak berarti
BatangMenyimpan bara cinta, yang membara tak terperi
Gesekan kepala korek, pada batang korek api
Menyulut bara rindu, yang berkobar di lubuk hati
Kepulan asap rokok, membubung ke angkasa
Seperti kisah cinta kita, yang fana dan sementara
Setiap hembusan napas, mengikis rasa sayang
Hingga abu keputusasaan, yang tersisa tinggal kenang
Api rokok membakar, bibir dan ujung jari
Seperti cinta yang membakar, jiwa raga tak terperi
Namun panasnya sementara, cepat padam dan sirna
Tinggal batok hitam pekat, nestapa yang tak terkira
Koreksi, rokok, cinta, tiga kata yang bertautan
Kisah tentang harapan, yang mudah dipadamkan
Hati-hati menyalakan korek, api asmara jangan dinyalakan
Jika tak siap dengan bara, yang membakar dan melukai badan
Makna puisi ini adalah cinta itu seperti api, bisa membakar dengan indah namun juga bisa melukai dengan dalam. Korek api diibaratkan sebagai awal mula atau pemicu cinta, sedangkan rokok diibaratkan sebagai proses cinta yang perlahan-lahan membakar dan akhirnya padam.
Puisi ini dibuat dengan gaya bahasa korek api yang khas, yaitu menggunakan kata-kata yang sederhana dan lugas, namun tetap memiliki makna yang dalam.
Semoga puisi ini dapat diterima dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H