Di layar penuh filter warna-warni,
Bibir manyun irama ngebeat catchy,
Jari geser, scroll endless tak henti,
FYP memanggil, candu gak terperi.
Hashtag trending berganti tiap hari,
Challenge viral bawa cuan jutaan rupiah,
Views dan like jadi tolok ukur diri,
Popularitas raja di negeri maya.
Duet lucu bikin baper sejagat raya,
Dance cover ngebooming, goyang ala TikTokers,
Story galau curhat drama cinta,
Followers setia jadi bestie virtual.
Tapi di balik tawa berbalut filter,
Ada hati sunyi mencari makna sejati,
Tepuk tangan online tak cukup menghangatkan,
Belajar, berkarya, cita-cita terlupakan.
Gen Z tiktokers, mari sejenak renungi,
Dunia nyata tak sebatas layar ponsel ini,
Bangunlah, beraksi, wujudkan mimpi,
Jadilah bintang bersinar, bukan semu di FYP.
Makna puisi ini:
Puisi ini menggambarkan kehidupan generasi Z yang sangat aktif dan kreatif di platform TikTok.
Penggunaan kata-kata "FYP", "hashtag", "challenge", "viral", "views", "like", "duet", "dance cover", "story", dan "followers" menunjukkan keterikatan mereka terhadap dunia TikTok.
Namun, puisi ini juga mengajak para Gen Z untuk tidak terjebak dalam dunia maya dan melupakan dunia nyata.
Mereka harus ingat bahwa popularitas online tidaklah cukup dan mereka harus beraksi untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka.
Puisi ini diharapkan dapat mengingatkan para Gen Z untuk memanfaatkan TikTok secara positif dan tetap fokus pada tujuan hidup mereka yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H