Mohon tunggu...
Senandung Harmoni
Senandung Harmoni Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

Just a mom, yuk ke rumahku www.primahapsari.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ternyata di Klaten Pernah Ada Kejadian Serupa dengan Pembunuhan Eno

19 Mei 2016   09:17 Diperbarui: 19 Mei 2016   09:37 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus pemerkosaan tak henti-hentinya memenuhi media cetak dan media online. Kebanyakan berakhir dengan meninggalnya si korban. Dan yang membuat hati pedih, mayoritas pelaku pemerkosaan masih di bawah umur ataupun anak remaja.

Entah bagaimana perasaan keluarga si korban, saya yang tidak kenal dengan para korban dan hanya tahu dari berita saja merasa sangat terpukul. 

Kok bisa pelaku berbuat keji?

Kok bisa mereka tega memperkosa?

Kok bisa mereka dengan gampangnya membunuh, dengan cara yang sangat tidak manusiawi.

Sebenarnya saya enggan membaca berita, di rumah hanya acara anak-anak setiap hari. Bukannya kuper, tapi saya jengah dengan berita politik, kriminal, kesenjangan ekonomi dan berita-berita negatif yang jika saya membacanya hanya membawa aura gelap.

Hingga dua hari terakhir di kantor sedang hangat membicarakan Eno, pekerja pabrik yang dibunuh oleh pacarnya yang dibantu dua temannya. Yang membuat hati ini sakit, gadis itu dibunuh dengan cara kejam, tak hanya di pukul wajahnya dengan cangkul hingga sekarat, tapi bagian intimnya dimasuki gagang cangkul hingga tembus ke paru-paru.

Saya hanya bisa menarik napas panjang, setan apa yang ada di diri pelaku, hingga sampai berpikiran melakukan tindakan keji itu. Yang bagi orang normal pasti tidak pernah terbersit dalam kepalanya.

Yang lebih membuat prihatin, pelaku masih berusia 15 tahun dan baru lulus UN. Bayangkan anak SMP berlaku seperti itu. Saat anak lain sibuk main PS atao sepedaan dengan teman-temannya.

Dari beberapa berita yang beredar, pelaku marah karena meminta berhubungan intim dengan si korban tapi ditolak. Dia bertemu dengan mantan korban yang juga mendendam pada si korban dan membantu proses pembunuhan itu.

Saya jadi ingat dengan kasus pembunuhan yang terjadi di Desa Kaligawe, Pedan, Klaten pada tahun 2002 yang lampau. Dimana seorang gadis (Lestari 16 tahun) dibunuh dan sebelumnya diperkosa oleh pelaku yang masih dibawah 17 tahun.  Kronologi kejadian Lestari pulang dari sekolah, bertemu dengan salah satu pelaku dan sepedaan bareng, tiba-tiba muncul ide untuk merampok sepeda ontel korban dengan tujuan uangnya digunakan main PS. Tak hanya dipukul , korban juga diperkosa dan bagian intimnya dimasuki batang singkong hingga tembus ke rahim dan usus. Hampir sama dengan korban Eno kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun