Mohon tunggu...
Senandung Harmoni
Senandung Harmoni Mohon Tunggu... Penulis - Freelance

Just a mom, yuk ke rumahku www.primahapsari.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waraskah Bu Menteri Satu ini??

29 Oktober 2014   18:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:17 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu  nama -nama mentri di kabinet Jokowi diumumkan saya sontak terkejut, ada salah satu nama yang sudah tak asing bagi saya, Susi Pudjiastuti pemilik sekaligus Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, dan pemilik maskapai penerbangan Susi Air.

OK, dia memang wanita pengusaha sukses tapi untuk jadi seorang menteri?? Ga salah nich Pak Jokowi, presiden kesayangan saya, masak lulusan SMP dipilih dan dijadikan pembantu presiden??Yang bener aja lo Ndro!! Weleh, tampilan luarnya juga ga biasa banget, perempuan itu bertato, bayangin kita punya menteri bertato, macam artis saja...

Saya jadi meragukan "kewarasan" perempuan itu , mau bukti untuk mengetes "kewarasan" si Ibu :

1.  Bisa bersekolah di SMA 1 Jogja menunjukkan di anak yang pintar, ga mungkin siswa dengan nilai akademik tinggi bisa sekolah di SMA favorit itu. Eh malah pilih keluar  gara-gara aktif menyuarakan "golput" diera orba. Kalo sekarang mah orang bebas bilang "gue golput nich" coba ngomong gitu dijaman orba bisa ilanggg 'bo. Nah tu Bu Susi apa ga eman eman ya dikeluarin, bayangin diumur 17an dia sudah berani melawan tirani otoriter.  Lha anak sekarang umur segitu masi labil-labilnya, bisanya cuma nodong uang ke ortu, ga dibeliin gadget ngamuk..Hadeehhh....Begini kata wanita itu "“Saya merasa nggak happy saja. Untuk apa saya lanjutkan? Ini hidup saya. Saya ingin memutuskan sendiri hidup saya,"

2. Biarpun anak kontraktor dan Ibunya tuan tanah, pamali bagi dia "tergantung" sama orang tua, bekerja keras, berdiri dengan kaki sendiri, memulai dengan menjadi pengepul ikan. Coba kalo waras, mending ama ortu,apalagi duitnya banyak, apalagi hasil korupsi banyak bisa bantuin cuci uang...

3. Sejak kecil emang sudah "outsider" , bukan perempuan biasa, lha iya, waktu kecil sering bawa orang gila dibawa pulang dimandiin dan dipakein baju,lha anak sekarang ada orang gila yang disorakin lhaahh.  Belum lagi sering ke kampung nelayan, ngebantu ngobatin luka mereka. “Padahal sama istrinya sendiri nggak mau diobatin. Ha ha ha.. makanya saya ini selalu dianggap orang gila,”Ya ampun mak repot amat sihhh.

4. Disamping jadi pengepul ikan, sewaktu susah dulu juga berjualan kulit kodok dan kulit ular, ngukur ularnya sendiri. Ga takut digigit mak...Ulet banget sih jadi orang. Susah banget perjuangannya , saya aja pas mau kerja di Jakarta males kalo mesti naek angkot desek2an, banyak juga temen yang pilih nganggur dari pada cape-cape kerja.

5. Jadi perempuan koq jadi pengepul ikan, ,  ia jatuh cinta pada profesinya sebagai pengepul ikan. Kedekatan dengan dunia nelayan di masa lalu menjadi pemicunya untuk mencoba belajar menjadi pengepul ikan, mbok jadi SPG atao sekretaris aja...aihhhh

6. Kemandirian-lah yang membuat ia “nekat” untuk melakukan segala sesuatu yang sekiranya dapat melancarkan bisnisnya. Namun siapa sangka, pesawat angkut ikan ini kemudian menginspirasinya untuk membuka peluang di bidang pesawat carteran – sebuah peluang bisnis yang masih kosong di Indonesia. si Ibu ini terlalu berani, mbok ya bisnisan di bidang perempuan gitu, jualan kosmetik mungkin? Anak sekarang milih "jagake" lowongan kerja ato jadi CPNS, mo usaha sendiri takuuuttt... tapi dia punya tips: Ia percaya bila ia melakukan bisnis dengan hati, tulus, maka akan tumbuh cinta dan simpati dari banyak orang. Dunia tidak kejam kok. Saya percaya. Yang penting kita harus jujur, kerja keras, menepati apa yang sudah kita janjikan.’"

7.  Saat banyak anak berebut warisan dan berharap dapet warisan dari orang tua, anak-anak Bu Susi kayaknya harus gigit jari. Sejak tahun 2000 lalu, ia sudah membuat testamen yang mengatakan bahwa kelak anak-anaknya tidak mewarisi seluruh perusahaannya, melainkan devidennya sebanyak 20%. Setelah pensiun, ia akan menyerahkan perusahaan kepada Yayasan Kaji Ireng yang dibangunnya untuk kepentingan masyarakat, dan menyerahkan pengelolaannya kepada managemen professional. Gilee bener, perusahaan dikasih ke orang, mbok dikasih ke anak sendiri...

8. Ni orang demen banget nolong orang ,“Jangan pernah membayangkan bahwa kebahagiaan saya karena saya memiliki puluhan pesawat. Bukan. Kebahagiaan saya adalah ketika saya bisa memberikan kebahagiaan bagi orang lain,” ujarnya seolah mengingatkan pada kisah orang-orang yang pernah ditolongnya, atau ketika ia menerbangkan ibu-ibu yang tinggal di dekat bandaranya agar mereka merasakan sebuah keajaiban. “Melihat matanya berbinar-binar, itu sebuah keajaiban yang tak bisa diungkapkan dalam kata-kata,”ungkapnya dengan mata berbinar juga. Kisah neneknya, istri Kaji Ireng, yang namanya diambil untuk nama yayasannya begitu menggoda. Setelah pensiun, ia ingin meniru jejaknya, mengabdikan dirinya penuh pada Tuhan, tinggal di masjid yang dibangunnya sendiri, dan membantu masyarakat sekelilingnya.

9. Jangan pake tato bu, bisa dibully  abis-abisan, masih waraskan ? Kenapa dia menato kaki kanannya? Dia mengibaratkan dirinya sekarang  adalah angsa putih dengan bulu-bulunya yang memukau, semua mata memandangnya dan terpikat, tidakkah mereka ingat bahwa ia-lah dulu “si itik buruk rupa”?

10. Sewaktu tsunami di ACeh dia membawa bantuan dengan pesawatnya sendiri, saat belum ada bantuan bisa memasuki daerah terisolasi, bahkan pemerintahpun belum bisa turun tangan, dia dengan tenaga sendiri "menolong" tanpa pamrih, merelakan frezer lobsternya untuk gudang jenasah korban...Makin ga waraskan, coba orang biasa, mana mau repot-repot, ada juga yang membantu dikala bencana tapi disiarin di TV mana pasang bendera partai ,,wuaaa,,,Tuhan yang bakal mencatat amalan kitaaaaaa, bukan orang lain.

Nahhh, mungkin cukup segitu dulu untuk menilai "kewarasan" ibu menteri ini, terlepas dari hobinya merokok, bagi saya itu hanya kulit, tapi mungkin jadi catatan buat si Ibuk, besok2 kalo ngrokok jangan di depan media, bisa disebar-sebarin walo sebelumnya sudah ngomong gambarnya saat merokok jangan diambil.

Bu menteri yang okeh badaeh, biar ga dibully mending berpenampilan alim, ya mungkin semacam Bu atut, rapi, berjilbab dan "alim" walo sudah mengeruk harta negara, korupsi hebat, kejahatan laten tapi ga jadi trending topik ditwitter,

Okeh, buythewaybuswayanyway, 2 thumbs up buat SUSI PUDJIASTUTI, seandainya saya punya sepuluh jempol semua dech buat Ibu, terimakasih untuk "ketidakwarasannya"  anda wanita luar biasa.

Bagi saya yang masih nyinyir aja dan ada aja keburukan beliau, saya koreksi diri dulu dech...


  • Saya yang sarjana tapi masih naek motor itupun nyicil,sedang beliau sudah punya 45 pesawat n bisa nyetir pesawatnya sendiri.
  • Saya yang ngaku berpendidikan tinggi tapi nguli di pemerintahan, lha dia sudah punya ribuan pekerja, memberi lapangan bagi banyak orang
  • Bagi yang nguli ama orang asing, dia jadi bos pilot asing
  • Saya yang sok alim tapi belum berguna bagi orang lain, dia sudah punya yayasan sosial.


Kalo dibandingin saya bagai bumi dan langit dengan beliau. Malu saya sok bener n sok pinter, ngejudge orang semau gue.....

"Apapun yang terjadi, GO MADAME, anda orang terpilih, tunjukkan pada dunia, anda yang telah menempuh PENDIDIKAN yang menghasilkan orang terdidik yang berguna bagi sesama, bukan orang yang sekedar menempuh PERSEKOLAHAN yang menghasilkan manusia bertitel."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun