Mohon tunggu...
sena maulana
sena maulana Mohon Tunggu... Guru - pelajar

Muslim Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Riwayat Ali bin Abi Thalib dan Masa Kekhalifahannya

2 November 2019   13:43 Diperbarui: 25 Juni 2021   02:20 3833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian ketika terbunuhnya Utsman tidak ada persiapan untuk pemilihan kekhalifahan selanjutnya, tapi ada kandidatnya yakni Talhah, Zubair, dan Ali. Namun akhirnya ditujukan kepemimpinan ini kepada Ali bin Abi Thalib, yang dimana para kelurga dari Utsman bin Affan menuntut kepada Ali yang mana harus menyelesaikan permasalahan atau tragedi pembunuhan Utsman sebelum di baiat.

Baca juga : Sinar Keimanan Sahabat Ali bin Abi Thalib di Bawah Naungan Wahyu Ilahi

Dalam kepemimpinannya, Ali mengirim Sahul ke Syiria untuk menjadi gubernur di Syiria sana dan menggantikan kedudukan Muawwiyah disana. Sedang disisi lain, Muawwiyah tidak berbaiat kepada Ali sebelum Ali menyelesaikan kasus pembunuhan Utsman bin Affan. 

Terjadi huru-hara pada saat kepemimpinan Ali bin Abi Thalib yang salah satunya merupakan terjadinya perang jamal yang terjadi atas kesalah pahaman antar mereka, yang terjadi akibat adu domba para munafiqiin, yang mengadu domba antara Ali dengan para sahabat yang lainnya seperti Talhah, serta Zubair yang kemudian salah satunya merupakan isteri Rasulullah Aisyah.

Perang ini merupakan benarnya sebuah kabar yang pernah di kabarkan oleh Rasulullah pada saat itu, yang apabila tidak terjadi maka dustalah Rasulullah. Yang dikabarkan oleh Rasulullah kepada orang-orang yang bersangkutan akan perang ini, misal kepada Ali serta Zubair. 

Dalam perang ini gugur dua sahabat yakni Zubair dan Talhah, yang terjadi akibat kesalah pahaman yang dipicu oleh khawarij, dan yang membunuh mereka bukanlah sahabat sendiri melainkan para khawarij itu.

Lambat laun pada tanggal 19 Ramadhan tahun 40 hijriyah saat sholat di Masjid Agung Kufah, yang secara tiba-tiba Ali yang sedang menunaikan sholat subuh diserang oleh orang khawarij dengan pedang yang diberi racun olehnya bernama abdurrahman bin muljam, dalam keadaan sujud ia diserang. 

Lantas setelah selesainya sholat Ali dia memerintahkan anak-anaknya agar tidak menyerang khawarij tadi apabila dirinya selamat, dan apabila Ali meninggal maka dia hanya diberi satu pukulan, terlepas apakah dia akan meninggal atau tidak.

Dua hari setelah Ali diserang, beliau meninggal pada tanggal 21 Ramadhan, dan pada akhirnya dan pada akhirnya Hasan bin Ali memenuhi qisas dan memberikan kepada abdurrahman bin muljam atas apa yang telah dilakukan olehnya atas Ali, yang mengakibatkan Ali meniggal dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun