Mohon tunggu...
Senada Siallagan
Senada Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Berpikir Out of The Box
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Telinga dan Lidah Seorang Murid

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harapan

27 Februari 2021   07:14 Diperbarui: 27 Februari 2021   15:51 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau begitu bermakna

Kaulah dinding kurambati

Tegak meninggi

Aku liana tak bersulur

Aku memucuk seulur-seulur

Kita bicara dalam bahasa akar

Tanam diri dalam sunyi

Pada tanah meredam bunyi

Biarkan akar yang mencari

Lalu nanti bunga yang bilang

Kami telah temukan diri kami

Aku tunas kecil pada pohon besar-Mu

Tumbuh dengan air yang kau kirim dengan akar-Mu.

Ternaung di dalam kerimbunan-Mu

Berdaun bersama dengan kehijauan-Mu

Kalau waktu kan mempertemukan kita

Kucapai tinggi puncak-Mu

Tak akan ada doa lagi

Ku t'lah berbatang di dinding-Mu

Daunku adalah daun-Mu!

Kaulah, makna yang menjadi harapan.

Harapan?

Harapan karena aku akan tetap menulis sajak

Yang mendaki terus dari bait ke bait

Agar aku melakukan sesuatu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun