Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gotong Royong dan Sikap Stoicis Taklukkan Covid-19

5 April 2020   16:14 Diperbarui: 5 April 2020   18:41 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan Bergotong Royong bagikan masker gratis kepada masyarakat. ANTARA/Juraidi
Gerakan Bergotong Royong bagikan masker gratis kepada masyarakat. ANTARA/Juraidi
Semua itu merupakan modal sosial masayarakat Indonesia. Ciri yang mjenjadi kebanggaan kita dan menggambarkan nilai-nilai luhur Pancasila, yang diringkaskan sebagai "semangat gotong royong."

Sayangnya, Covid-19 justru menyerang kita di  "titik kumpul komunitas"  itu. Virus mudah menyebar dan membunuh sangat banyak orang apabila tanpa diketahui seseortang diantara yang berkumpul itu sudah terinfeksi. 

Itulah sebabnya, kita harus menyikapinya dengan bijak.  Bukan menghilangkan perkumpulan melainkan melakukannya untuk sementara dengan difasilitasi teknologi, yaitu pertemuan-pertemuan virtual.  

Dengan itu, budaya gotong-royong ditransformasi ke zona virtual, yang berarti secara kultural kita dapat beradabtasi dengan teknologi tingkat tinggi. Ini justru menunjukkan elastisitas dan keunggulan budaya kita. 

Maka, cara kita bergotong royong dalam arti kompak dan bahu membahu melawan virus mematikan ini adalah menjalani apa yang sebaiknya dilakukan dalam situasi darurat saat ini.

Kepala BNPB Doni Monardo ketika menyampaikan keterangan pers terkait penanganan Covid-19 bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo di GRaha BNPB, Jakarta, Kamis (2/4/20) (Foto : Dok. BNPB)
Kepala BNPB Doni Monardo ketika menyampaikan keterangan pers terkait penanganan Covid-19 bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo di GRaha BNPB, Jakarta, Kamis (2/4/20) (Foto : Dok. BNPB)
Program sosial distancing melalui isolasi maupun karantina mandiri merupakan sebuah pilihan yang tepat karena telah terbukti sukses diberlakukan di Wuhan, Tiongkok.  

Lewat disiplin ketat dan ketaatan warga kepada protokol pemerintah, akhirnya penyebaran virus corona dapat dihentikan, bahkan lebih banyak kasus terobati sehingga sehat kembali. 

Kini Wuhan sudah normal kembali, meski belum 100%. Tetapi disiplin dan taat pada satu komando, yaitu komando pemerintah itu benar-benar  sangat dibutuhkan.

Ada alasan lainnya juga. Yaitu, bahwa kita tidak cukup memahami secara teknis untuk membantu mengatasi penyebaran virus ini. Karenanya kita perlu tergantung kepada pemerintah dan para ahli medis. 

Ketika masyarakat tidak disiplin, ikutan sibuk mem-bully, lalu terinfeksi corona, toh protokal kesehatan pemerintahlah juga yang akan menangani, bukan para tukang kritik yang selalu sibuk berkoar-koar itu.

Sikap terbaik dan berdampak besar mengatasi penyebaran Covid-19 adalah justru "sikap membantu diri sendiri," tidak usah terpengaruh dengan sumber-sumber yang tidak punya otoritas legal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun