Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Oikumenisme dan Nasionalisme

30 Oktober 2019   18:14 Diperbarui: 19 November 2019   19:44 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persatuan menuju kemerdekaan merupakan cita-cita mulia, karena persatuan menghimpun seluruh elemen bangsa dalam perjuangan bersama dan tetap menghormati keragaman sebagai anugerah. Buku ini berhasil menggambarkan gerakan pemuda Kristen yang merupakan bagian dari elemen perjuangan bangsa Indonesia, melakukan konsolidasi kebangsaan dengan mengakomodasi segala sumber daya bangsa. Potret persatuan seperti inilah yang mesti menjadi landasan etis pemuda milenial membangun bangsa sebagaimana suri tauladan Soempah Pemoeda 1928.

Ahmad Basarah, Ketua Umum Persatuan Alumni GMNI

Buku ini adalah alasan pentingnya kampanye intelektualitas etis bagi pemuda diera milenial. Tiap kata-kata yang menyambung dalam buku ini merupakan cerminan bagi kaum muda sehingga mereka mengetahui seberapa pentingnya kehadiran mereka dalam Negara ini. Analisa dalam buku ini merupakan kompas bagi kaum muda, sehingga mereka tahu apa yang mesti dilakukan saat ini dan tidak hilang arah dalam meneruskan perjalanan bangsa dan Negara ini.

Raja Juli Antoni,  Seketaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia

Salah satu impian saya dari sejak muda adalah agar pemuda gereja sungguh-sungguh membekali dirinya dengan jiwa nasionalis, demokratis dan oikumenis khususnya karena bangsa kita sangat majemuk dengan kekayaan kepelbagaian yang kita miliki. Hal itu pun kita lihat dalam jiwa dan pengabdian dari para senior kita bahkan melihat kemajemukan sebagai kekayaan yang diterima dari Tuhan. Adalah menjadi doa dan harapan kita agar kiranya para pemuda senantiasa berjuang dan menanamkan itu dalam hati sanubarinya demi NKRI yang Pancasilais. Buku ini membantu kita ke arah itu.

Ephorus Em Pdt WTP Sumarmata MA., Ephorus HKBP 2012-2016

Buku ini muncul pada waktu yang tepat ketika interpretasi-interpretasi sejarah kebangsaan terkesan hendak didominasi oleh wacana atau perspektif tertentu yang seolah menginginkan hanya dirinya yang mendominasi ruang sejarah keIndonesiaan. Indonesia adalah milik bersama dan memiliki banyak unsur pembentuknya. Kelompok Kristen salah satunya. Indonesia yang demikian karenanya tidak bisa direduksi ke dalam wacana mayoritas -- minoritas, salah satu wacana dominan dalam konteks kebangsaan kita. Indonesia adalah, dan harus dipahami sebagai mosaik indah dari ragam unsur pembentuknya itu. Hilangnya salah satu bagian pembentuk, sekecil apapun bagian itu, maka hilang pula keIndonesiaan sebagaimana yang dicita-citakan dan dibentuk secara kolektif oleh para pendiri bangsa. Buku ini karenanya perlu dibaca oleh kaum muda Kristen Indonesia maupun siapapun pendukung negara kebangsaan Indonesia dalam memahami Indonesia yang seutuhnya, terutama melihatnya dari perspektif dan kontribusi kaum muda Kristen di Indonesia.

Neil Semuel Rupidara,S.E.,M.Sc.,Ph.D., Rektor Universitas Kristen Satya Wacana

  • Judul :  Oikumenisme dan Nasionalisme, Kajian Hermeneutik Kritis terhadap Historitas Gerakan Oikumene Pemuda Kristen di Indonesi 
  • Penulis: Semuel S.Lusi, Ricky A.Nggili, dkk
  • Penerbit: BPK Gunung Mulia
  • Tahun Terbit: 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun