Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Oikumenisme dan Nasionalisme

30 Oktober 2019   18:14 Diperbarui: 19 November 2019   19:44 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaver buku (Dokpri)

Fritz Edward Siregar, Komisioner Bawaslu NKRI

Oikumenisme dan Nasionalisme adalah buku karya anak muda Kristen yang sadar terhadappartisipasi [N5] masyarakat Kristen Indonesia untuk membangun bangsa. Buku iniberupaya [N6] untuk mengungkapkan faktahistoris [N7] yang belum banyak dieksplor dalam tulisan-tulisan[N8] sebelumnya tentang partisipasi kolaboratif antarpemuda [N9] Kristen dan tokoh-tokoh[N10] Belanda lainnya di Hindia Belanda untuk kepentingan Oikumenisme dan Nasionalisme. Untuk memperkaya pengetahuan tentang Oikumenisme dan Nasionalisme, khusunya dikalangan [N11] pemuda, maka buku ini dapat dijadikan referensi oleh para pembaca sekalian.

Dr. Michael Wattimena SE. MM, Ketua Umum Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Periode 2011-2014 & 2015-2018

Buku ini bicara tentang oikumenisme dan nasionalisme yang [N12] membaur dan menyatu dalam jatidiri Indonesia jauh sebelum bangsa ini lahir hingga ke masa depan.  Leimena meletakkan kedua nilai ini sebagai dasar kelahiran GMKI ditahun 1950 yang kemudian menjadi penggerak utama bagi GMKI dan kader-kadernya dalam memainkan perannya membangun Indonesia. Saya menyarankan buku ini untuk dibaca oleh semua kalangan yangmerindukan [N13] Indonesia yang maju dan sejahtera dalam kebhinekaan

William Sabandar, Direktur Utama PT MRT NKRI Jakarta

Salah satu problem kebangsaan yang perlu dicarikan solusinya yang tepat adalah pola hubungan antara agama dan Negara konstitusional Indonesia berdasarkan Pancasila sebagai puncak kesepakatan tertinggi dalam perikehidupan berbangsa dan berNegara ditengah [N15] realitas kebhinekaan masyarakat Indonesia dalam semua aspeknya, terutama dalam [N16] suku, agama, ras dan golongan-golongan penduduk nusantara disepanjang [N17] sejarah.  Menurut saya, pemikiran Dr. J. Leimena dapat dijadikan salah satu model titik temu dan sumber inspirasi yang [N18] memperkaya kita dalam [N19] mengikhtiarkan titik temu itu. Saya percaya dengan membaca pemikiran Dr. Leimena kita dapat mengambil banyak pelajaran untuk bekerja lebih baik dan semakin baik untuk Indonesia". [N20]

Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Bangga dengan terbitnya buku ini terutama ditengah generasi millenial yang sering terputus oleh sejarah. Alur dalam buku "Oikumenisme dan Nasionalisme" ini memberikan pemahaman historis secara utuh bagaimana pergerakan pemuda sangat sentral dalam usaha mencapai, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Indonesia.  Dan bagaimana nasionalisme dan spiritualitas bagaikan dua sisi dalam satu mata uang, menyatu utuh. Buku ini memberi contoh bagi pemuda zaman now[N21] untuk melihat sejarah pemuda dalam pergerakannya secara konkrit, dan sebagai akar untuk lebih berperan dalam menghadapi beragam tantangan dan persoalan kebangsaan saat ini yang semakin kompleks.

Daniel Johan, Anggota DPR RI -- Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

Meluruskan sejarah adalah tugas yang sangat penting, walau di sisi yang lain tugas ini tidaklah mudah. Namun ternyata Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2016-2018 melewati rintangan itu dengan menyajikan pandangan masa lalu yang disebut sebagai sejarah itu dengan baik dan teliti.  Itu terbukti dari penempatan topik dalam bab serta menganalisanya secara sistematis. Buku itu sendiri sejarah. Karena itu Buku ini sungguh layak menjadi panduan sejarah kebangsaan bagi siapa saja, apalagi generasi milenial.

Hinca I.P. Pandjaitan,  Angggota DPR Komisi XIII

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun