Ini menunjukkan bahwa kepedulian dan kecintaannya terhadap negerinya Indonesia tidak diragukan. Ia dapat saja duduk manis menikmati gajinya yang besar dari King Fahd University, namun itu bukanlah tipikal pria kelahiran Batang, Jawa Tengah yang mencintai negerinya, terutama profesinya sebagai aktivis perdamaian antar agama dan kemanusiaan.
Dengan pengetahuan, pengalaman dan aktivitas real yang komprehensip, tidak hanya di dalam negeri melainkan terutama di dunia Internasional, khususnya di Timur Tengah, akan menjadi modal unggul yang sulit dipenuhi kandidat lain.
Prof Manto bukan hanya figur akademisi dengan kredibilitas yang diakui dunia, melainkan juga aktivis kemanusiaan dan perdamaian, peneliti, penulis, dan pembicara (seminaris).  Semua itu membentuk profilenya sebagai akademisi kelas dunia  yang tergolong langka bagi Indonesia. Dengan usianya yang masih relatif muda (lahir 10 Juli 1975) membuatnya patut diakui sebagai aset bangsa yang sangat bernilai karena reputasi dan produktivitasnya dalam berkarya.Â
Pengalaman dan pengetahuan keislaman yang dalam dan kaya, juga pengetahuan dan pergaulan yang intensif  dengan penganut agama lain serta beragam suku dan etnis di Indonesia maupun dunia, akan menjadi modal bagi Prof.Manto untuk  memodernisasi kementrian Agama sehingga memberi corak yang kaya dan ideal. Ini diperlukan ditengah anggapan atau kesan umum selama ini, bahwa seolah-olah kementerian agama hanya milik agama Islam dan lebih banyak mengurus Islam dan haji daripada mengurus agama-agama yang ada di Indonesia. Jangankan agama-agama Nusantara, agama-agama non Muslim pun terkesan kurang mendapatkan perhatian.
Hubungan ke dunia Internasional, dengan kompetensi yang komplit seperti itu memungkinkan Prof.Manto membangun citra kementrian agama di tingkat global, yang menggambarkan ciri unik Indonesia sebagai bangsa yang ber-Ketuhanan,  yang mampu me-manage  keragaman agama-agama modern maupun lokal secara adil dan memungkinkan semua agama mengekspresikan keindahan etis dan moralnya untuk dikontribusikan bagi nasionalisme Indonesia sekaligus bagi kemanusiaan dunia. Seperti diketahui  kebanyakan konflik sosial dan perang  terkait dengan buruknya hubungan antar agama yang selalu pincang lalu menjadi pemicu konflik. Dengan demikian, keberadaan kementerian agama yang jarang ditemukan di negara lain, memberikan kontribusi besar bagi bangsa dan dunia.
Hal lain lagi yang sangat mungkin adalah, Islam Nusantara (bahkan semua agama menjadi "berbasiskan" Â Nusantara) yang berciri toleran, moderat, gotong royong, dan ramah kemanusiaan itu dapat berkembang sehingga membawa Islam (pun agama-agama lain di Indonesia) menjadi salah satu arus utama 'aliran keislaman' yang bisa menjadi poros dunia, Â menjadi pusat rujukan studi dan orientasi Islam dunia. Â Aliran ini akan 'membersihkan' wajah Islam dari kesan kekerasasn dan terorisme yang ditularkan oleh aliran kesilaman garis keras, sekaligus menawarkan wajah sejatinya yang menghadirkan rahmat bagi umat manusia dan alam semesta (rahmatan lil 'alamin).
Atas pertimbangan-pertimbangan di atas, saya mengusulkan Profesor Sumanto Al Qurtuby sebagai  Menteri Agama RI untuk periode 2019-2024 karena meyakini kompetensi dan kapasitasnya.  Bila Presiden terpilih Joko Widodo dan Wapres KH Ma'ruf Amin menginginkan figur yang kaya terobosan dengan visi menjadikan Indonesia 'poros moral agama-agama'  dan menghadirkan Islam yang rahmatan lil 'alamin, saya yakin, Profesor Sumanto Al Qurtuby adalah figur yang tepat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H