Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Akankah Gideon/Kevin Mencatat Rekor Sempurna di Turnamen Penutup Musim di Dubai?

12 Desember 2017   14:17 Diperbarui: 13 Desember 2017   21:38 3322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://bwfworldsuperseries.com/news-single/2017/12/12/gideon-sukamuljo-win-top-honour/

Terkait dengan formasi berlapis yang sering meninggalkan ruang menganga, sejauh ini terlihat secara umum masih bisa teratasi oleh kemampun skill alamiah Gideon/Kevin.  Dalam kondisi ini, ruang kosong terlihat sebagai jebakan yang sengaja, sehingga ketika lawan berhasil membacanya dan mengarahkan bola ke sana, tanpa diduga Kevin atau Gideon menerkam dengan smash cepat atau drop shot terukur ke sisi kosong yang tidak diduga lawan.  Keuntungannya, lawan umumnya ketika mendapat kesempatan itu mengira dapat segera mematikan langkah Gideon/Kevin. Mereka merasa sekali tepok bulu ke ruang kosong langsung mendengar pertambahan angka dari wasit. Akibatnya kurang siaga terhadap pengembalian Gideon/Kevin. Ketika memberikan bola sulit, misalnya bola tipis di bibir net, lawan  mengira Gideon/Kevin kerepotan sehingga akan mengembalikan bola tanggung. Kenyataannya, pengembalian Gideon/Kevin  dapat diluar perkiraan sama sekali.  Bahkan, sewaktu menyelesaikan bola tanggung dari Gideon/Kevin, lawan mengira segera mencetak poin. Atau, terlihat puas begitu ada kesempatan  memberikan smash tajam di depat jaring. Akhirnya kurang siaga pada bola yang ternyata memantul kembali. 

Pada akhirnya, saya ingin tekankan juga soal keunggulan non teknis yang dimiliki Gideon/Kevin, yaitu stamina. Gaya bermain dengan mengandalkan   permainan cepat mengandaikan stamina yang selalu prima.  Ini keuntungan, tetapi juga kelemahan. Keuntungan, yaitu bila keduanya benar-benar dalam penampilan dan kondisi prima. Kelemahannya, bila kondisi salah satunya terganggu, atau cidera maka keadaan dapat menjadi tidak tekendali. Atau, misalanya menghadapi lawan yang tidak mau melayani gaya bermain Gideon/Kevin sehingga berhasil mendikte permainan maka sangat berpotensi membuat Gideon/Kevin frustrasi. Sejauh ini lawan-lawan yang dikalahkan, menurut pengamatan saya, selalu terperangkap dalam gaya bermain Gideon/Kevin. Situasi dimana Gideon/Kevin nampak mendominasi. Bagaimana kalau menghadapi lawan yang tidak terintimidasi 'gaya ngotot' Gideon/Kevin?

Artinya, Gideon/Kevin harus belajar bersabar bila menghadapi gaya bermain lambat.  Menghadapi pola permainan lamban akan mudah menguras tenaga dan mengaduk emosi. Karenanya Gideon/Kevin  harus siap mengelola ritme dengan tenang untuk keluar dari 'gaya permainan' lawan, atau bahkan perlu juga belajar bermain dengan 'gaya lamban.' Sebab, bagaimana pun untuk jangka panjang, karena faktor usia (terutama untuk Gideon yang sudah memasuki usia 26) secara alamiah 'kecepatan' juga akan melamban. Belum lagi akan menghadapi pemain-pemain muda pendatang baru yang memiliki stamina lebih prima dan kecepatan (speed) lebih tinggi.

Namun, menurut saya untuk 1-2 tahun ke depan gaya permainan Gideon/Kevin masih menjadi teror dalam dunia perbultangkisan. Artinya,  peluang Gideon/Kevin dalam turnamen Dubai World Super Series Finals  cukup besar. 

Semoga mereka mengakhiri musim kompetisi 2017 dengan sempurna, untuk menahbiskan the minions sebagai pemecah rekor peraih gelar supper series terbanyak dalam musim kompetisi.  Sebelumnya rekor ini dipegang pasangan ganda putra Korea Selatan Lee Yong Dae / Yoo Yeon-seong,  yaitu enam gelar pada musim kompetisi 2015.  Rekor itu telah disamai oleh Gideon/Kevin setelah memuncaki turnamen Hong Kong Open  pada 26 November 2017. Tinggal selangkah lagi rekor terpecahkan.  

Doa dan dukungan moril dari pemerintah dan masyarakat Indonesia kiranya memberi semangat untuk capaian itu. Selamat berjuang Gideon/Kevin, harumkan nama NKRI  tercinta.  Lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Sang Saka Merah Putih kiranya berkibar di langit Hamdan Sports Center, Dubai, Uni Emirat Arab pada  17 Desember 2017.  Semoga!

Berikut cuplikan penampilan Gideon/Kevin, semoga dapat dinikmati!


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun