Harapan ke depannya CJ Art bisa bekerjasama dengan para designer. Lewat “polesan” designer, produk-produk ecoprint diharapkan lebih dikenal luas ke kalangan menengah dan atas. Pasar luar negeri juga tentu berpeluang digarap. Tetapi, nampaknya karena tantangan pasar yang masih terbatas, diperlukan ‘perlindungan pemerintah’ lewat regulasi agar tidak memberatkan dari segi biaya pengiriman.
Terobosan lain yang perlu dipikirkan pemerintah adalah menyediakan even-even pameran dengan biaya murah. Misalnya, yang dilakukan oleh kementrian terkait seperti perdagangan, industri kreatif, bahkan bisa juga pariwisata. Mungkin sebaiknya tidak dipatok biaya per stan/hari, melainkan prosentasi dari penjualan di pameran. Cara ini rasanya lebih fair dan ramah terhadap usaha-usaha kreatif berbasis rumah tangga seperti yang dijalankan oleh mas Kikis dan mbak Endah dan UKM lainnya. Ketika pemodalan tidak lagi masalah, kini pemasarannya yang membutuhkan uluran tangan pemerintah.
Selesai bertanya-tanya dan diperlihatkan cara pembuatannya, saya dan istri pun hendak pamit. Eh, ternyata saya dihadiahi sebuah hem, dengan motif daun jati. Bayangkan, sudah kerepotan karena diganggu di jam istirahat, berbagi ilmu berharga, kini diberi hadiah pula. Sungguh baik orang-orang ini. Saya dan istri hanya bisa mendoakan agar usaha mas Kikis, mbak Endah dan Agape berjalan lancar dan berkembang pesat.
Rasanya ingin juga mengikuti jejak CJ Art, bagaimana dengan Anda? Bagi yang tertarik, silahkan mengunjungi workshopnya, baik yang offline maupun online. Di toko onlinenya itu alamat kontak sudah tertera.
Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H