Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nihiwatu, Indonesia: Peringkat Pertama The 100 Best Hotels in the World 2016

8 Juli 2016   17:21 Diperbarui: 10 Juli 2016   20:00 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda  mendengar tentang  Hotel, tepatnya Resor Nihiwatu?   Sudah pasti letaknya di Indonesia, tetapi tepatnya di mana? Bali? Jawa? Sumatera? Sulawesi? Maluku?  Papua?  

Tahun 2011 dalam sebuah perjalanan bisnis ke Mamboro, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, saya sempat diceritakan tentang resort ini.  Ketika hendak kembali ke Jawa, saya sempat menginap semalam di Wakabubak, ibukota kabupaten Sumba Barat. Teman-teman mengajak saya ke Nihiwatu, yang jaraknya hanya sekitar 20 Km, dengan kondisi jalan yang katanya sudah beraspal.  Namun, waktu itu saya masih kurang tertarik menikmati sebuah kemewahan yang hadir ditengah lingkungan masyarakat yang, menurut saya, sebagian besar bahkan masih sedang berjuang mengejar garis kemiskinan.  Setidaknya, itu kesan saya ketika itu. Makanya, begitu membaca nama Nihiwatu di daftar resort top dunia, saya jadi penasaran, bukan main!

Dalam survei yang diterbitkan oleh Travel+Leasure (T+L), sebuah majalah Wisata bergengsi dunia yang berbasis di Amerika,  Nihiwatu masuk dalam kategori The 100 Best Hotels in the World tahun 2016.  Tidak sekadar masuk daftar, bahkan menempati peringkat nomor wahid dari 100 hotel terbaik hasil survei itu. Bayangkan!


Setiap tahun T+L  menerbitkan World Best Award’s Survey, yang mencakup berbagai kategori seperti Hotel, Resort, Kota, Pulau, Meskapai Penerbangan, Airport, dan sebagainya. Dalam survei itu  T+L meminta para pembacanya memberi pendapat berdasarkan pengalaman langsung dan kesan perjalanan mereka berkeliling dunia. Mereka diminta memberi nilai (rating) pada sejumlah kategori.  Antara lain, the 10 Best Islands in the World, the  15 Best Cities in the World, the 5 World’s Best River Cruise Lines, the 5 Best International Destination Spas, dan sebagainya.   

Misalnya, untuk the 10 Best Islands 2016,  pulau Bali masuk peringkat 10. Peringkat 1 dan 2 ditempati  Filipina, yaitu berturut-turut pulau Palawan, dan Boracay, diikuti pulau Bisciya di Italia pada peringkat 3. Peringkat selanjutnya berturut-turut adalah Waiheke (Selandia Baru), Santorini (Yunani), Cebu (Filipina), Maui (Hawai), Hilton Herad (Soth Carolina, Amerika).  

Khusus untuk hotel, para pelancong diminta memberi penilaian berkaitan dengan kenyamanan kamar dan fasilitasnya, lokasi, pelayanan (services), makanan dan minuman (food and drink), dan penilaian secara menyeluruh (overall value).  Termasuk kesan menyeluruh bisa terkait kesan-kesan sangat khusus, faktor “keterisolasian,” sentuhan-sentuhan khas tradisional, tantangan dan sejenisnya, sedemikian sehingga menciptakan impresi tak terlupakan.

World 100 Best's Beaches:Top 25-17 Nihiwatu Beach, Sumba Indonesia/CNN
World 100 Best's Beaches:Top 25-17 Nihiwatu Beach, Sumba Indonesia/CNN
Mungkin, dengan “kriteria umum” seperti di ataslah yang menjadi penyebab  banyaknya “hotel-hotel kecil yang belum punya nama” muncul di daftar survei mengalahkan hotel-hotel branded.  Antara lain misalnya Casa Gangotena di Quito, Ecuador (urutan 8), dan the Willcox, Aiken, South Carolina (urutan 7).  Salah satu hotel branded yang telah masuk dalam daftar survei selama 5 tahun berturut-turut adalah Panisula Shanghai (kali ini urutan 14), yang terkenal dengan kamar-kamar mewah super besar serta andalan  rooftop bar dengan pemandangan pencakar langit Shanghai.

Dari Asia Tenggara, selain Nihiwatu, hanya muncul lima hotel lain di daftar survei, yaitu The St.Regis Bali Resort, Nusa Dua, Indonesia (urutan 35), 137 Pillars House, Chiang Mai, Thailand (urutan 37), The Nam Hai, Hoi An, Vietnam (urutan 51), Four Seasons Resort Chiang Mai, Thailand (urutan 66), dan Four Seasons Chiang Rai, Thailand (urutan 72). Jadi boleh dikatakan, untuk kawasan negara-negara ASEAN Indonesia berada di urutan pertama dan kedua. So pasti kita patut berbangga, bukan?  

Nihiwatu, Sumba, Indonesia/CNN
Nihiwatu, Sumba, Indonesia/CNN

Terpilihnya Nihiwatu dari Indonesia di urutan pertama pun di luar dugaan. Menurut Travelandleisure.com, dalam survei 2016 ini sebenarnya banyak muncul hotel pendatang baru di daftar survei yang dimasukkan oleh pembaca.  Namun, yang paling mengejutkan adalah kemunculan Nihiwatu dari Indonesia, yang dipuja oleh para pelancong terkenal dan membuat debut awal langsung menjadi nomor satu," demikian dikutip Travel.kompas.com dari situs Travelandleisure.com.

Apa yang menjadi kelebihan Nihiwatu sehingga dilabeli posisi amat terhormat di dunia perhotelan  oleh para pelancong kesohor dunia tersebut?  Tentu, selain akumulasi skor hasil rating responden (98,35 dari nilai total 100) sejumlah indikator kualitatif yang saya ringkaskan  dari Travel.Kompas.com sebagai berikut:

  • Lokasinya terletak di pantai Nihiwatu, Kabupaten Sumba Barat (Provinsi Nusa Tenggara Timur), yang dianggap sebagai tempat terbaik bagi para penantang ombak di dunia.
  • Lingkungan alamnya masih asri, dengan hutan dan pantai perawan berombak besar  yang menjadi surga bagi para pelancong
  • Konsep pelayanan akomodasi Nihiwatu yang unik karena memasukan unsur pemberdayaan masyarakat lokal.  Nihiwatu mengajak tamu yang menginap di resor untuk berguna bagi orang lain. Tiap tamu yang menginap akan ditayangkan film pendek mengenai Sumba Foundation, organisasi yang membantu komunitas lokal Sumba.
  • Selama 14 tahun belakangan, para tamu di Nihiwatu diajak untuk ikut membantu pembangunan mata air di desa, klinik kesehatan, malaria training center, dan program penanggulangan kelaparan.
  • 90%  pekerja Nihiwatu adalah orang lokal

Nihiwatu, Sumba, Indonesia/CNN
Nihiwatu, Sumba, Indonesia/CNN
Informasi lain yang saya observasi dari teman-teman di Waikabubak dan sumber lain sebagai tambahan adalah  sebagai berikut:
  • Privasi para tamu sangat diprioritaskan. Mereka diantar-jemput langsung dari dan ke bandara Tambolaka. Tidak ada kendaraan umum  ke Nihiwatu, tetapi tamu bisa rental mobil dari bandara dengan biaya sewa antara Rp.300.000-400.000.  
  • Penginapan  terdiri dari villa-villa dan bungalow-bungalow dengan fasilitas kolam pribadi, dibangun di atas perbukitan karang, menghadap langsung ke lautan Hindia yang biru dengan ombak besar.
  • Bungalow dan vila-vila dibangun dengan arsitektur dan ornamen tradisional,  tetapi dilengkapi fasilitas modern dan mewah.
  • Karena pantai Nihiwatu terletak di pantai selatan maka berhadapan langsung dengan lautan Hindia dengan pukulan ombak keras bertubi-tubi memecah, menghantam bibir pantai karang berpasir putih di lapisan luarnya. Ini memberi kesan khusus yang memorable.
  • Aspek naturalnya sangat kuat, karena penginapan dibangun terpisah dengan area pertemuan (gedung /ruang terima tamu), yang dikelilingi pepohonan dan kicauan burung berpadu gemuruh ombak dan siungan angin pantai. Kendaraan hanya bisa sampai di area pertemuan sehingga kebisingan mesin tenggelam senyap dalam dominasi suara alam.  
  • Untuk pekerja yang sebagian besar orang lokal itu disediakan penginapan khusus.  
  • Fasilitas lainnya yang tersedia adalah kegiatan berkuda di sepanjang pantai, berselancar, menyelam (scuba diving), snorkeling, bersepeda gunung, juga tersedia penyewaan boat untuk berkeliling dan memancing.  Salah satu pantai terdekat yang dijadikan tujuan tour boat adalah teluk-teluk Pantai Konda Maloba yang berjarak sekitar satu sampai satu setengah  jam ke arah selatan.
  • Meski letaknya di Sumba Barat, sekitar 20 Km dari kota Waikabubak, Resort yang konon pernah dikunjungi Mick Jagger juga Ziddane ini bahkan tidak pernah dipakai PEMDA, baik Sumba Barat, Sumba Barat Daya, maupun Sumba Tengah.  Entah karena terlalu mahal bagi APBD, atau alasan lainnya.  
  • Dikutip dari www.wisata/eu, tahun 2012 oleh TripAdvisor, resort Nihiwatu  dinobatkan sebagai hotel terbaik ke-2 di Indonesia. Lalu, tahun 2013 oleh CNN, giliran pantai Nihiwatu dilabeli kehormatan sebagai pantai terbaik nomor 17 dari Seratus Pantai Terbaik di Dunia versi CNN.

Saya kira, Nihiwatu hanyalah satu diantara banyak di Indonesia yang akan memenangkan hati para pelancong dunia di masa depan.  Ini disebabkan Indonesia memiliki keragaman alam, seperti gunung, lembah, laut, pantai, gua, hutan, padang, savana, dengan pesona budaya lokal yang unik, pun beragam, tersebar mulai dari pulau Weh di Aceh, Sumatera sampai kota Merauke di Papua. Pulau Rote di pagar Selatan dan Miangas di Nusa Utara.  Belum lagi keunikan dan kekhasan kuliner lokalnya yang sangat tasteful, dengan aroma menarik dan dominasi bumbu rempah yang terkenal menggoda seleraSemua keragaman dan keunikan-keunikan di atas menjadi modal dasar bangsa kita, yang mungkin sulit disaingi oleh negara manapun.   

Nihiwatu, Sumba Island/Fashionhum.com
Nihiwatu, Sumba Island/Fashionhum.com
Meskipun, resort  Nihiwatu dan fasilitasnya milik orang asing (Amerika), namun modal utamanya yaitu keindahan alam dan budayanya itu milik bangsa kita. Besar harapan kita bahwa dimasa depan banyak anak-anak Indonesia yang memiliki ketertarikan dan keahlian untuk membangun resort-resort sejenis di berbagai daerah di negeri yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa ini. Bahkan, yang oleh setidaknya dua profesor dunia disebut sebagai "Atlantik yang Hilang."  Kedua guru besar itu adalah Prof.A.S.dos Santos (Minas Gerais University, Brazil) lewat bukunya Atlantis: the Lost Continent Finally Found, dan Stephen Oppenheimer (Profesor di Oxford University) dengan karyanya Eden in The East: Benua yang Tenggelam di Asia Tenggara.

Bagaimana pun,  kita patut bangga karena dengan menempati  urutan bergengsi dari 100 daftar hotel terbaik dunia itu, Nihiwatu mengangkat nama Indonesia di industri pariwisata dunia.

Ah, sungguh menyesal karena sudah beberapa kali ke Sumba, namun belum sempat ke  Nihiwatu.  Anda tertarik juga?

Salam Kompasiana, salam Indonesia Jaya!

Sumber Gambar: (disini)

Sumber: (,  3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun