Keenam; lalu Ahok kemana? Orang macam Ahok cocok ditempatkan di banyak posisi. Tetapi menurut saya, posisi paling ideal untuk Ahok adalah Mendagri, Menpan, menteri ESDM, Kabulog, dan lainnya. Presiden Joko Widodo sudah mengenal Ahok sehingga beliau tentu lebih tahu di mana posisi yang paling cocok. Meski kinerja Mendagri, Tjahjo Kumolo saat ini nampak tidak buruk, Tjahjo bisa diberikan posisi lain bila Ahok dianggap lebih cocok di Mendagri. Sesungguhnya saya lebih favoritkan Ahok di pos ini. Karakter macam Ahok sangat diperlukan untuk “menertibkan dan mendisiplinkan” para kepala daerah nakal yang kerap tertangkap terlibat korupsi, narkoba, kejahatan perpajakan, dan lainnya. Ia akan menjadi suri-teladan (dalam hal transparasni dan anti korupsi), sekaligus guru dan mentor bagi kepala-kepala daerah seluruh Indonesia. E-budgeting seperti yang telah sukses dilakukannya di DKI akan menjadi standar pelayanan birokrasi seluruh Indonesia. Penggajian dan tunjangan berbasis kinerja akan “memaksa” para kepala daerah dan pimpunan birokrasi bekerja keras melayani rakyat, dan akan menjadi lebih produktif, yang segera diperkuat penerapan key performance index bagi PNS di DKI, yang diberlakukan per Mei 2016.
Demikian sejumlah pertimbangan mengapa perlu memikirkan Ahok tidak usah maju dalam Pilkada DKI 2017, dan membiarkan Djarot-Haru pimpin DKI. Teman-teman tentu bisa menambahkan alasan lain. Tetapi, bagaimana pun juga, ini hanyalah pikiran alternatif. Mungkin hanya mimpi. Meski akan lebih indah kalau jadi kenyataan!
Salam kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H