Mohon tunggu...
Semuel S. Lusi
Semuel S. Lusi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Belajar berbagi perspektif, belajar menjadi diri sendiri. belajar menjadi Indonesia. Belajar dari siapa pun, belajar dari apapun! Sangat cinta Indonesia. Nasionalis sejati. Senang travelling, sesekali mancing, dan cari uang. Hobi pakai batik, doyan gado-gado, lotek, coto Makasar, papeda, se'i, singkong rebus, pisang goreng, kopi kental dan berbagai kuliner khas Indonesia. IG @semuellusi, twitter@semuellusi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pembuktian Pelanggaran Etik Setya Novanto dalam Rekaman “Papa Minta Saham”

11 Desember 2015   22:22 Diperbarui: 12 Desember 2015   16:50 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 MR: “Kalau gua, gua bakal ngomong ke pak Luhut, janganlah ambil 20%, ambillah 11% (untuk presiden?), kasihlah JK 9%. Harus adil. Kalau nggak, ribut”

 SN: iya. Jadinya pembicaraannya pak Luhut di San Diego, dengan Jim Bob, empat tahun lalu. Itu, dari 30% ...dst”

Di segmen ini jelas animatornya adalah MR yang memproduksi ujaran, sekaligus memainkan peran pengarang dan prinsipal. Tetapi dengan mengatakan “iya,” (dan seterusnya yang prinsipnya menegaskan ujaran MR),  SN juga aktif memainkan peran Pengarang dan Prinsipal, karena mau tidak mau dikaitkan dengan posisinya sebagai ketua DPR.  Dalam sejumlah percakapan peran formal ini coba disangkal oleh “kubu pembela Novanto,” dengan argumentasi bahwa SN bisa saja hadir dalam pertemuan itu sebagai pribadi pengusaha. Tidak sulit mematahkan argumen ini, sebab pengakuan MS sendiri bahwa itu merupakan rentetan pertemuan Freepport (MS) dengan DPR dan lembaga negara lain. Sebelum dengan DPR Freeport sudah lakukan pertemuan dengan MPR dan DPD.  Bedanya, dalam rentetan dengan DPR, hanya pertemuan pertama yang terjadi atas inisiatif MS. Itupun bersifat tertutup pertemuan empat mata atas permintaan  SN. Sementara dalam pertemuan sebelumnya dengan MPR dan DPD dilakukan terbuka dan dihadiri oleh tim (bukan empat mata). Dalam pertemuan dengan DPR, SN menginisiasi pertemuan lanjutan hingga terjadi 3 kali pertemuan.

Dalam segmen percakapan di atas memang tidak eksplisit menyebutkan nama Presiden atau Joko Widodo (JW), tetapi sebutan JK 9% secara eksplisit mengantar pada kesimpulan logis bahwa 11% yang dimaksudkan pasti JW (sebagai Presiden). Sebab, tidak mungkin ada “jatah” yang lebih tinggi dari Wapres selain Presiden, bukan?

Mari kita “tonton” SEGMEN-2:

 SN : “sekarang sudah digarap sama Bung Reza....Saya tahu pak.”

 Di sini SN berperan sebagai animator dan author, sedangkan MR berperan sebagai prinsipal. 

 SEGMEN-3:

 SN: “Kita happy, pak, kalau Bung Reza yang mengatur.”

Dalam segmen narasi ini SN mempertegas perannya, yaitu sebagai ANIMATOR sekaligus PRINSIPAL. Sementara MR sebagai PENGARANG.  SN menjamin akan happy kalau dipercayakan digarap oleh MR (lihat peran MR di Segmen-1, juga peran SN di segmen-2 di atas).  

SEGMEN 4, tidak kalah penting!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun