Mohon tunggu...
Semuel Leunufna
Semuel Leunufna Mohon Tunggu... Dosen - You Will Never Win if You Never Begin

Dosen Universitas Pattimura Ambon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pesan Pesan dari Osaka: Catatan dari Simposium Internasional Ilmu-Ilmu Dasar dan Terapan

10 Januari 2022   19:11 Diperbarui: 10 Januari 2022   19:11 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Ir. Semuel Leunufna MSc., PhD.

Center for the Conservation of Maluku’s Biodiversity (CCMB)

Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon

 Pendahuluan

Simposium Internasional Ilmu-ilmu Dasar dan Terapan (Internasional Symposiun on Fundamental and Applied Sciences-ISFAS) diselenggarakan oleh Forum Perguruan Tinggi (Higher Education Forum - HEF) yang berkedudukan di Taipei, Taiwan, sekali dalam setahun, sejak tahun 2010. Penyelenggaraan di Osaka Jepang, Maret, 2015, merupakan kali ke-3, bersamaan dengan 5 organisasi ilmiah lainnya; Asia-Pacific Teaching Professor Conference (APPTPC), International Conference on Business and Social Sciences (ICBASS), Annual Conference on Engineering and Information Technology (ACEAIT) dan International Symposium on Education, Psychology, Society and Tourism (ISEPST).

Penyelenggaraan symposium oleh HEF bertujuan menyediakan sarana komunikasi diantara akademisi, petugas pemerintah dan pebisnis serta mendorong para akademisi muda berpotensi untuk ikut serta dalam kegiatan akademik internasional melalui pengamatan terhadap hasil-hasil penelitian inovatif yang dipresentasikan oleh para peneliti/profesional dari berbagai belahan dunia.

Dapat dipahami bahwa pertemuan-pertemuan ilmiah internasional sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan secara umum maupun pengembangan institusi peserta ditambah beberapa manfaat praktis bagi peserta baik senior maupun yunior. Bagi peneliti senior merupakan kesempatan mempromosikan institusi yang diwakili, mengamati perkembangan penelitian dan pencapaian institusi lainnya di dunia dalam bidang yang sama, yang kemudin akan memacu persaingan yang positif,  menjalin kerja sama internasional dengan para ahli dibidang yang sama, upaya memantapkan diri atau mendapatkan rekognisi sebagai ilmuan internasional serta manfaat lainnya. Bagi peneliti muda dapat merupakan ajang mengasah kemampuan penyampaian hasil penelitian dan diskusi ilmiah secara internasional, memperkenalkan diri dan mengenal komunitas ilmiah internasional dalam disiplin ilmu yang sama, serta juga ajang mencari pekerjaan lanjut setelah menyelesaikan jenjang pendidikan yang sedang ditekuni.

Sejumlah besar makalah dalam lima klas paralel dipresentasikan selama dua hari penuh. Setiap peserta, dengan demikian, perlu memilah bidang ilmu dan topik menarik yang akan diikuti diluar jadwal mempresentasikan makalah sendiri serta tugas lainnya, misalnya sebagai pemimpin sesi (session’s chair). Selain kedua tugas diatas, penulis menjadwalkan diri mengikuti beberapa presentasi dan membawa pulang beberapa pesan yang rasanya menarik untuk disimak.

Pendidikan di Nepal

Seorang mahasisiwa Nepal, Binod Bhattarai, sementara menyelesaikan program Doktornya pada Tokyo University of Foreign Studies mempresentasikan materi berjudul Factors Stackening the “Education Quality” in the Schools of Nepal (faktor-faktor penghambat kualitas pendidikan di sekolah-sekolah di Nepal). Sejumlah besar hambatan-hambatan dirumuskan sdr. Minod termasuk diantaranya bangunan sekolah yang rusak, iuran pendidikan yang tinggi, pengelolaan yang kurang baik dan seterusnya, hingga korupsi dana pendidikan. Permasalahan-permasalahan tadi kemudian di carikan pemecahannya dan disampaikan kepada pihak berwewenang bagi pengambilan kebijakan.

Dalam sesi diskusi penulis menyampaikan pendapat yang dikemukakan sebagai suatu pemikiran/hasil perenungan dan bukan suatu pertanyaan. Setelah penulis selesai menyampaikan pembicaraan, pembawa makalah memutar kursinya, berhadapan muka dengan penulis kemudian menggerakkan tangannya sambil mengatakan “come again?”.  Penulis kembali mengulangi pembicaraan:  “Anda mengemukakan begitu banyak (sekitar sembilan) permasalahan teknis terkait pendidikan di Nepal tapi hanya satu permasalahan non-teknis pendidikan, yakni korupsi. 

Saya tidak bertanya, hanya menyampaikan pemikiran, masalah mana yang harus didahulukan penyelesaiannya? Apakah korupsi diselesaikan lebih dulu agar tersedia dana yang besar bagi pengembangan pendidikan? ataukah pendidikan dijalankan dulu agar diperoleh beberapa hasil didik yang diharapkan berkepribadian baik dan dengan demikian tidak melakukan korupsi, baru kemudian kualitas pendidikan dapat lebih cepat ditingkatkan?” Pertanyaan/pernyataan yang tidak perlu dijawab, namun belajar dari apa yang dilakukan di negri penulis, solusi yang digunakan adalah “dual strategy” (strategi ganda), memberantas (korupsi) sambil mengembangkan (pendidikan).

Burnout

Pernah melihat hewan Orodonthus? Kalau belum, kita sama. Gambar hewan ini ditunjukkan Dr. Adriana E. Edwards Wurzinger dari Saitama University, Japan, sebagai salah satu key note speaker dalam presentasinya berjudul Riding the Burnout Wave (mengendarai gelombang burnout). Orodonthus dalam lukisan yang ditampilkan merupakan seekor hewan serupa cecak atau kadal dengan hanya dua kaki ditengah tubuhnya, kepalanya mengenakan sebentuk mahkota, melengkung menggigit ekornya membentuk suatu lingkaran, tidak berujung.  

Gambaran hewan ini melambangkan orang yang terkena burntout (tercekam/stres/ kerja berlebihan). Orang demikian berada dalam situasi memakan diri (ekor) sendiri dan meskipun orangnya sendiri yang mampu/bertanggungjawab melepaskan diri dari kondisi burnout, tidak mampu dilakukannya atau mungkin tidak disadarinya karena berada dalam suatu lingkaran yang tidak ada akhirnya.

Sedikit cekaman, menurut Dr.Wurzinger, diperlukan demi memacu kerja keras dan prestasi yang tinggi namun seberapa besar cekaman yang dapat di bolehkan atau yang masih dapat dikelola seseorang agar tidak memakan ekornya sendiri?  Pertannyaan ini jelas mengena bagi mereka yang bekerja keras terutama di negara-negara maju seumpama Jepang, Jerman, Canada, USA dan lain-lainnya.  Bagi mereka yang belum bekerja keras tentu pertanyaan yang perlu dikemukakan adalah apakah sudah diberi cekaman atau merasa tercekam untuk bekerja keras menunjukkan prestasi?

Pemanasan Global (Global Warming) dan Implikasinya                                                                                                                                                            

Pemanasan global menjadi pembicaraan menarik dewasa ini karena efek berantai yang ditimbulkannya terutama pada bidang pertanian secara umum. Perubahan iklim berimbas pada kondisi air tanah, periode dan intensitas sinaran surya, ketersediaan karbondioksida dan unsur lainnya, berlanjut pada  musim tanam, pola tanam, pilihan tanaman, kondisi mikroorganisma tanah dan seterusnya hingga produksi tanaman. Tidak hanya pada aspek kuantitas produksi, kualitas produksi tanaman/pangan juga dipengaruhi perubahan iklim. Dua orang profesor dari Narasuen University Thailand mempresentasikan hasil penelitian simmulasi yang dilakukan mereka.

Perubahan iklim, menurut Prof. Kanita Thanacharoenchanaphasa dan Prof. Orose Rughati, khususnya perubahan pada suhu dan kelembaban selama musim tanam akan merubah kandungan asam lemak tanaman kedele di Thailand. Perubahan kualitas asam lemak kedele juga ditunjukkan oleh beberapa penelitian lapang. 

Sebagai contoh, salah satu kesimpulan penelitian Dr. Robert G. Uperuch (2011) dari USDA , Raleigh NC, menyatakan bahwa pada biji dan daun kedele, kandungan asam linoleat (18:2) dan asam linolenate (18:3) secara bertahap meningkat dengan menurunnya temperatur.  Kesimpulan lainnya adalah bahwa perubahan iklim global dapat menurunkan kemampuan kedele dalam mempertahankan diri terhadap serangan pathogen (hama-penyakit). Penelitian lainnya (Van Toai et. al., 2012) menemukan bahwa cekaman banjir mempengaruhi tinggi rendahnya kandungan asam lemak tertentu pada kedele.

Hasil-hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa dalam pengembangan varietas-varietas baru kedele, kondisi iklim setempat perlu diperhatikan atau dengan kata lain suatu varietas yang dikembangkan untuk ditanam pada suatu wilayah dengan suhu yang tinggi atau wilayah rawan banjir akan berbeda kualitas produksinya bila ditanam pada wilayah dengan suhu yang rendah atau wilayah yang aman banjir. Di Indonesia,  dengan kondisi iklim yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya maka rekomendasi varietas perlu mendapat perhatian.  

Green Technology (Teknologi Hijau)

Green technology merupakan suatu bidang kajian yang baru dalam gagasan serta pengembangannya. Dapat dikatakan merupakan teknologi atau juga gaya hidup yang menjadi tandingan terhadap pemanasan global, pengrusakan atau pencemaran lingkungan termasuk erosi  biodiversitas.  Beberapa wilayah kerja green technology termasuk pengembangan energi alternatif dari minyak bumi, pengembangan produk yang  dapat digunakan kembali serta sedikit sekali memberikan pengaruh pengrusakan lingkungan, penempatan bangunan dan penggunaan materi bangunan yang ramah lingkungan, serta pengembangan nanoteknologi yang hijau.

Di kota Chiang Mai, Thailand, penggunaan sepeda sebagai sarana transportasi semakin menjadi perhatian karena peningkatan yang sangat pesat dari pengguna sarana ini. Sdr. Zi Liang Huang dari Chiang Mai University, Thailand mempresentasikan hasil penelitiannya berjudul “Removing Bariers: Unravelling Cycling Obstacles Using Viedo Ethnography-A Case Study in Chiang Mai Thailand” (Mengungkap Hambatan-hambatan bersepeda menggunakan Vidio-Ethnography- suatu studi kasus di Chiang Mai, Thailand). 

Dalam metode pengambilan data, peneliti menggunakan kamera video untuk merekam semua interakasi dengan pengendara sepeda lainnya guna mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi para pengedara dalam kaitan dengan pengguna jalan lainnya. Daripada meletakkan kamera video pada kendaraan (seperti yang umum dilakuan), video diletakkan pada tubuh peneliti dengan maksud agar dapat dilakukan perekaman dengan baik ketika terjadi pembicaraan atau interaksi lainnya dengan sesama pengendara sepeda.

Bagi para peneliti bidang ilmu pasti yang umumnya menggunakan angka-angka menghitung total dan rataan hasil pengukuran parameter, menentukan signifikansi perlakuan satu terhadap perlakukuan lainnya dalam tingkat kesalahan (error) tertentu, baru kemudian mengambil kesimpulan hasil penelitian, maka penggunaan metode dan pemaparan hasil penelitian dengan video, jelas tidak biasa. 

Penelitian ini tentu juga sangat penting dalam pemanfaatannya terutama pada kota-kota dan universitas-universitas dimana kesehatan, melalui olah raga, serta  lingkungan yang bebas polusi semakin menjadi gaya hidup masyarakat ataupun kondisi dimana sepeda menjadi sarana transportasi yang palig praktis digunakan. Penulis sempat memberikan masukan agar lebih lanjut mengungkap juga permasalahan-permasalahan dari perspektif pengendara kendaraan lainya, selain sepeda, termasuk pejalan kaki, agar diperoleh pemahaman menyeluruh dari semua pengguna jalan.

Prof. Mridha bersama rekan beliau Prof. Al-Barakah yang adalah Dekan dari Colege of Food and Agricultural Sciences, King Saud University Saudi Arabia, memaparkan makalah mereka terkait penggunaan pupuk biologis (Bio-fertilizers)  dalam kultivasi Moringga (Moringa oleifera Lam.) suatu tumbuhan serba guna sebagai pangan, pakan serta obat-obatan. Diskusi justru terjadi pada permasalahan ketersediaan pupuk fosfor dalam hubungan dengan derajat kemasaman (pH) tanah.  

Pesan yang diambil penulis rasanya tidak jauh berbeda dari materi yang diperoleh mahasiwa pada perkuliahan ilmu tanah yakni bahwa pada kondisi lahan penelitian para profs. dimaksud di Saudi Arabia, tingginya pH tanah (5-9) tidak serta merta memungkinkan penyerapan fosfor yang baik karena tanah yang berkapur (calsium-Ca yang tinggi) mengikat fosfor yang bebas. Berbeda dengan tanah-tanah pada sebagian wilayah penelitian di tempat penulis dengan pH yang rendah (kurang dari 5) menjadikan fosfor kurang tersedia untuk diserap karena berikatan dengan Alumunium (AL) dan Ferum (Fe).

Ubi (Dioscorea spp.) dan Pengembangannnya di Kepulauan Maluku

Dalam makalah berjudul Research and Development of Yams (Dioscorea spp.) as a component of Food Diversificaton in Maluku Islands: Achievements and Chalenges, penulis memaparkan secara ringkas perkembangan penelitian terhadap tanaman ubi (Dioscorea spp.) di kepulauan Maluku dalam kurun waktu lebih dari 25 tahun. Penelitian-penelitian ini mencakup penelitian survai potensi dan penyebaran ubi, deskripsi dan pengelompokan ubi secara taxonomi, penelitian agronomis, penelitian kultur jaringan tanaman, penelitian genetika dan pemuliaan tanaman. 

Termasuk dalam kesimpulan dan tantangan lanjut pengembangan ubi adalah pertama status ubi masih bersifat underexploited (potensi ubi belum tergali sama sekali), kedua hasil-hasil penelitian yang diperoleh (khususnya penelitian lapang/agronomis) belum disampaikan kepada petani dalam bentuk penyuluhan untuk diterapkan pada tingkat petani, ketiga pemanfaatan ubi masih terbatas pada hanya beberapa bentuk produk sederhana misalnya ubi rebus, ubi bakar batu, ubi goreng dll., tidak banyak bervariasi dan hanya bersifat subsisten (untuk tujuan mencukupi kebutuhan rumah tangga/tidak bertujuan komersial) dan dengan demikian pengembangan ubi dalam konteks diversifikasi pangan masih sangat kurang. 

Sementara itu kehilangan sumberdaya genetik ubi menurut pengamatan, komunikasi dengan nara sumber tertentu dan melalui pembandingkan hasil penelitian saat ini dan dimasa lalu, telah terjadi dengan sangat pesat.  Penulis mengusulkan upaya konservasi ubi melalui pembentukan lembaga konservasi, termasuk bank gen masyarakat.

Meskipun pengenalan terhadap tanaman ubi (Dioscorea spp.) masih tercampur baur dengan tanaman umbian lainnya seperti kentang ataupun ubi jalar, diskusi dalam seminar berlangsung menarik. Salah satu pertanyaan yang disampaikan terkait penelitian agronomis yakni peletakkan potongan umbi sebagai benih dimana peletakkan dengan kulit umbi menghadap kebawah (terlentang/bersentuhan dengan tanah) memberikan produksi yang lebih tinggi dibandingkan peletakan dengan kulit umbi menghadap keatas (tertelungkup).

Penjelasan untuk pertanyaan ini, sebagiannya, berkaitan dengan pergerakan sat pengatur tumbuh auxin yang bersifat mengarah kebawah atau mengikuti grafitasi bumi yang kemudian memicu pertumbuhan tunas pada kulit umbi (bila daging umbi yang menghadap kebawah pertunasan lebih lama/sulit terjadi).

Session’s Chair (Pemimpin Sesi)

Pemimpin sesi dalam ISFAS ketiga ini dipilih oleh panitia pelaksana dari antara para peserta symposium bahkan sebelum para peserta tiba. Dari pengalaman sebagai pemimpin pada sesi Food, Agriculture and Veterinary Sciences (2), beberapa hal yang dapat dibagikan penulis sebagai berikut:

Pemimpin sesi memiliki beberapa tugas utama; memastikan bahwa semua pembawa makalah dalam sesi yang dipimpinnya telah hadir, materi presentasi dalam bentuk power point telah di masukkan (di-save) pada laptop yang disediakan panitia, melakukan pengujian apakah power point dapat diproyeksi dengan baik ke layar melalui in focus yang tersedia, menyiapkan dan menguji pointer yang akan digunakan dalam presentasi, menyiapkan penanda bagi pemakalah terkait sisa waktu yang dimiliki (misalnya tersisa 5 menit, 2 menit atau selesai) tanpa harus menginterupsi pemakalah, agar waktu dapat dimanfaatkan secara efisien, dan lain-lain, serta memoderasi pelaksanaan seminar untuk setiap peserta.

Dalam memoderasi setiap presentasi, pemimpin sesi juga perlu memperhatikan bahwa diskusi tidak berlarut-larut sehingga mengurangi waktu dari penanya lain ataupun mengurangi waktu bagi presentasi berikutnya. Bila diskusi diantara peserta belum berlangsung baik, pemimpin sesi dapat lebih dulu mengajukan pertanyaan atau memberikan ulasan lainnya memicu partisipasi peserta seminar.   

Komunikasi dengan panitia pelaksana perlu tetap dilakukan pemimpin sesi agar tugas-tugas pemimpin sesi dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.

Conference Tour (Wisata Konferensi)

Pemilihan tempat konferensi berikutnya ditentukan oleh peserta konferensi melalui suatu questioner yang diedarkan panitia. Salah satu yang menjadi dasar pertimbangan utama penentuan tempat konferensi adalah pariwisata, keinginan para peserta menikmati keindahan wilayah, kota, negara yang dikunjungi. Dalam symposium Osaka, beberapa lembaga tourisme menyediakan paket perjalanan menikmati kota Osaka pada malam hari, pada siang hari, maupun perjalanan lainnya seperti mengunjungi istana tua, museum dan lainnya.

Satu daya tarik utama wisata di Jepang termasuk kota Osaka adalah menikmati mekarnya bunga Sakura (Prunus serrulata Lindl.) yang terjadi pada musim semi di bulan Maret- April secara berurutan menurut wilayahnya. Bunga yang sangat indah ini mekar hanya sekitar satu minggu lamanya kemudian gugur serempak secara berurutan dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Sayang sekali dalam periode waktu symposium Osaka, belum tepat waktunya bagi Sakura menunjukkan keindahannya. Meskipun demikian pelajaran penting  yang dapat dibawa pulang dari Osaka adalah filosofi masyarakat Jepang yang diambil dari Sakura bahwa Didunia ini Tiada yang Abadi.

Pustaka

Robert G. Upchurch (2011) Soybean Fatty Acid Desaturation Pathway: Responses to Temperature Changes and Phatogen Infection. In: Soybean-Genetics and Novel Techniques for Yield Enhancement. Dora Chrezchova Ed. ISBN 978-953307-721-5. Chapter 6.  P. 113 – 128.

Tara T. Van Toai, Jeong-Dong Lee, Patricia F. P. Goulart, J. Grover Shannon, J. Donizeti Alves, Henry T. Nguyen, Oliver Yu, Mohammed Rahman, and Rafiq Islam (2012).  Soybean (Glycine max L. Merr.) seed composition response to soil flooding stress. J. Food, Agriculture and Environment Vol. 10 (1): 795-804.

Acknowledgements.

Keikutsertaan dalam Simposium Osaka didukung secara finansial oleh Archipelago Solidarity Foundation (ARSO). Direktur,  Dpl. Oek. Engelina Pattiasina.

Publikasi kedua kali, January 2022. Seminyak Bali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun