Mohon tunggu...
Semuel Leunufna
Semuel Leunufna Mohon Tunggu... Dosen - You Will Never Win if You Never Begin

Dosen Universitas Pattimura Ambon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Universitas Pattimura Membentuk Pusat Kajian Wallacea

29 Oktober 2021   16:38 Diperbarui: 29 Oktober 2021   16:55 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran Pusat Kajian Wallacea, sedikitnya mungkin dapat membuka pemahaman masyarakat dan ilmuwan Maluku terhadap pertanyaan-pertanyaan diatas.

Aspek pengembangan Ilmu pengetahuan; dari study terhadap biodiversitas wilayah Maluku, Wallacea meghasilkan karya-karya yang kemudian menjadi dasar pengembangan teori-teori penting di muka bumi, termasuk didalamnya penetapan garis hipotetik Wallace yang menjelaskan pemisahan dan  kekhasan Fauna maupun flora di Indonesia antara Indonesia Barat dan Timur, memberinya julukan bapak Biogeography, serta tulisan-tulisan ilmiah termasuk 'Ternate Essay",  Essay yang ditulis di Ternate berjudul: "on the Tendency of varieties to depart indefinitely from the Original Type" Tentang Kecenderungan varietas-varietas untuk memisah secara permanen dari type asalnya" (Charles H. Smith,  1998, 2000-2016) yang menjadi pencetus lahirnya teory seleksi alam dan evolusi melalui publikasi bersama Chaler Dawin dan A. R. Wallace pada Meeting of the Linnean Society of London, 1 July, 1858 (Van Wyhe and Rookmaaker, 2012). 

Pemahaman dan penyadaran akan Kenyataan diatas tentu akan memacu ilmuwan Maluku untuk semakin intensif meneliti, mengkaji, menghasilkan karya-karya ilmiah untuk dipublikasikan baik secara nasinal maupun internasional.  

Sejalan dengan pengakuan dan pengingatan kembali terhadap karya-karya A. R. Wallace, hadirnya Pusat Study Wallacea juga memberikan rekognisi terhadap  karya-karya ilmuwan lain yang mendahului , melengkapi dan memperkaya hasil-hasil kerja A. R. Wallace. George Everhart Rumphius (1627-1702), botanis berkebangsaan Jerman dengan karya terkenalnya "Herbarium Amboinense" dan diberi julukan "Peramal buta dari Ambon" ataupun Max Carl Wilhelm Weber, penentu garis hipotetis Weber (1902) merupakan dua contoh diantaranya (Wikipedia, October, 2017). 

Aspek Sosial Budaya; Perjalanan dan kegiatan expedisi A. R. Wallace juga di warnai dengan perjumpaan dan interaksi dengan penduduk setempat di kepulauan Maluku. 

Deskripsi Wallace tentang keterlibatan, sikap dan perilaku masyarakat atau beberapa anggota masyarakat saat itu mungkin dapat menjadi bahan pemikiran bagi masyarakat Maluku saat ini berintrospeksi dan menata diri bergerak kedepan. 

Bahwa keikutsertaan dan kontribusi masyarakat indigenous dalam pencapain-pencapaian A. R. Wallace tercermin dari sejumlah tenaga pendukung local dalam perjalanan antar dan intra-pulau maupun dalam mempersiapkan spesimen-spesimen fauna yang menjadi bahan study A. R. Wallace, tentu juga disertai pengetahuan-pengetahuan local (indigenous knowledge) terkait biodiversitas yang menyebar di pulau-pulau. 

Gambaran A. R. Wallace bagaimana Raja Tua yang baik hati, Raja Kayeli, pulau Buru menemani Wallace melakukan expedisi sekitar wilayah pertuannnya serta bantuan pengamat dan pekerja local (alfuros) yang diterimanya (Malay Archipelago pages291-296), menjadi salah satu contoh kontribusi masyarakat indigenous.  Contoh lainnya dapat dibaca pada halaman 230 paragraf 4 literatur yang sama.

Terlepas dari nilai-nilai positif yang dapat dikaji dari interaksi social yang terjadi, beberapa catatan A. R. Wallace juga menunjukkan adanya budaya yang kurang membanggakan pada orang Maluku, termasuk misalnya kemalasan dan sikap menunda-nunda/"Ea-nanti" (procrastination), terlambat hadir ataupun membatalkan kontrak kerja yang telah disepakati sehingga menyebabkan tertundanya bahkan dibatalkannya beberapa perjalanan expedisi A. R. Wallace. Beberapa contoh dapat dibaca pada halaman 222, 239, 286 Malay Archipelago).

Misi  (Tupoksi) dan Beberapa Program Kerja

Misi Lembaga atau Tugas Pokok Lembaga/Institusi (TUPOKSI), dirumuskan dalam Lampiran Surat Keputusan Pembentukan Lembaga.  Enam butir tugas utama yang disampaikan kemudian nantinya dapat diterjemahkan atau dijabarkan lebih jauh kedalam tugas-tugas pendukung lainnya serta program-program teknis jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

  • Melakukan identifikasi dan kajian tentang Wallacea Line di Maluku.
  • Melakukan penelitian dasar flora dan fauna pada Wallacea Line di Maluku.
  • Mengidentifikasi flora dan fauna endemic dalam Wallacea Line di Maluku.
  • Menyelenggarakan Seminar internasional dan nasional terkait Wallacea Line di Maluku dan potensi flora dan faunanya.
  • Menerbitkan Jurnal hasil-hasil penelitian pada wilayah Wallacea Line.
  • Menyusun dan menerbitkan buku referensi tentang jenis dan sebaran flora dan fauna pada Wallacea Line.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun