Mohon tunggu...
Semuel Leunufna
Semuel Leunufna Mohon Tunggu... Dosen - You Will Never Win if You Never Begin

Dosen Universitas Pattimura Ambon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Universitas Pattimura Membentuk Pusat Kajian Wallacea

29 Oktober 2021   16:38 Diperbarui: 29 Oktober 2021   16:55 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wallace line

Visi Lembaga Pusat Kajian Wallacea tentu dimaksudkan untuk melengkapi serta menggenapi/menjawab visi Universitas Pattimura sebagai lembaga induknya. 

Visi Pusat Kajian Wallace dapat dirumuskan sebagai: "Lestarinya Warisan (Heritage) Alfred Russel Wallacea untuk pemanfaatan dan pengembangan bagi kemakmuran Masyarakat Maluku, kini dan masa depan".

Warisan A. R. Wallace sendiri dapat dilihat dari sejumlah sudut pandang/aspek:  

Dari Aspek Sejarah, Perjalanan penelitian A. R. Wallace di Maluku yang terrentang selama periode waktu kurang lebih 4 tahun,  menyinggahi sejumlah pulau-pulau  Ambon, Banda, Ternate, Halmahera, Buru, Seram, Bacan, Gorong,  dst., serta menghasilkan karya-karya monumental termasuk menetapkan garis imaginer Wallacea, paper ternate maupun tulisan lainnya termasuk buku malay Archipelago yang dipublikasikan untuk pertama kali ditahun 1869, serta peristiwa-peristiwa unik, menyenangkan maupun mendukakan yang menyertai perjalanan beliau, merupakan warisan yang akan diceritakan dari generasi ke generasi dan memberikan kebanggaan bagi masyarakat Maluku karena wilayahnya yang indah dan kaya menarik kehadiran para ilmuwan dari manca Negara termasuk ilmuwan sebesar A. R. Wallace. 

Warisan sejarah ini sekaligus dapat memberikan inspirasi bagi generasi penerus memahami nilai-nilai kerja keras, kedisiplinan, sikap ingin tahu (curiosity), system keteraturan kerja (pengorganisasian) yang memungkinkan A. R. Wallace mampu mencetuskan karya-karyanya yang gemilang.

Aspek Kekayaan dan Keunikan Biodiversitas wilayah Maluku: A. R. Wallace menemukan Banda (Disinggahi tahun 1857, 1859, 1861) ditutupi tanaman pala (Myristica frangrans), tumbuh dibawah naungan pohon kenari (Kanarium communie), subur tanpa perlu pemupukan dan sehat (tidak terserang penyakit sebagaimana wilayah lain yang pernah disinggahi). 

Disamping beberapa tanaman lain, Kelelawar dan Kus-kus yang mungkin asli Banda, hewan lainnya, rusa dan babi  serta beberapa jenis burung juga dtemukan di Banda (Malay Archipelago, pages 216-220). Di teluk Ambon (disinggahi tahun 1857, 1859, 1860), A.R. Wallace melaporkan 780 species ikan yang  di katalogkan oleh  seorang Ichtiolog Belanda, Dr. Bleeker, sebuah jumlah yang sama dengan jumlah species yang ada pada gabungan semua laut  dan sungai di Eropa.  

Sejumlah besar ragam kerang termasuk yang terbaik dunia juga ditemukan, yakni sekitar 1.000 jenis dengan jumlah specimen yang dikoleksi mencapai 10-ribuan. Selebihnya dilaporkan pula adanya beragam insekta, kupu-kupu, dan burung-burung yang sangat khas. 

Meskipun tidak banyak koleksi specimen yang dibuat A. R. Wallace di Ambon, disini beliau menemukan burung-burung dan insekta (Wallace mengoleksi 210 jenis Kumbang di Pulau Buru  selama 2 bulan masa tinggal, tetapi mengoleksi sejumlah lebih dari 300 species dalam 3 minggu masa tinggal di Ambon -- Malay Archipelago Page 294) paling indah yang oleh para ahli kemudian dianggap memiliki fauna yang  paling luar biasa dan terindah dimuka bumi (Malay Archipelago, pages 221-231). 

Keragaman dan keunikan Biodiversitas pada kedua pulau yang dicontohkan ini (belum dikemukakan pulau lainnya yang di disinggahi), tentu menimbulkan keingintahuan kita, seberapa banyak yang masih tersisa setelah lebih dari 150 tahun masa A. R. Wallace? 

Kemudian menyusul pertanyaan lain; seberapa cepat terjadi kehilangan biodiversitas Maluku?, apa penyebab utamanya?, bagaimana menekan laju kehilangan dimaksud?, bagaimana memanfaatkan biodiversitas tersedia untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Maluku?. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun