Mohon tunggu...
Semuel Leunufna
Semuel Leunufna Mohon Tunggu... Dosen - You Will Never Win if You Never Begin

Dosen Universitas Pattimura Ambon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengembangkan Rantai Nilai Berkelanjutan dan Inklusif Memanfaatkan Pembelajaran Berbasis Pencampuran

16 Oktober 2021   23:14 Diperbarui: 16 Oktober 2021   23:44 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semuel Leunufna1, Luud Clercx2, Idqan Fahmi3, Diederik de Boer4

  • 1Fakultas Pertanian Universitas Pattimura  Ambon, Maluku, Indonesia,2Agrofair Company, Barrendrecht the Netherlands, 3Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor, Bogor, Indonesia, 4Maastcicht School of Management (MSM) the Netherlands.

Latar Belakang

Proyek “Setting up a Blended Learning Program for Sustainable Agricultural Value Chain Development in Indonesia” di inisiasi sekitar pertengahan tahun 2016 melalui pembicaraan telepon antara pengusul proyek Mr. Luud Clercx dari Agrofair Company Negri Belanda dengan Dr. Semuel Leunufna dari Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, mengundang keterlibatan Fakultas Pertanian Unpatti sebagai institusi dimana proyek akan diimplementasikan, diikuti penyampaian data umum universitas pattimura untuk disertakan dalam proposal proyek.  Pembicaraan awal ini di mudahkan karena pada waktu bersamaan tiga peneliliti dari negri Belanda; Prof. Ernst Woltering, Prof. Ester Hoogeveen van Echtelt dari Wageningen University and Research, serta Mr. Hans Willem Van der Wall, Direktur Pelaksana Agrofair Company, sedang melakukan penelitian inventarisasi pisang di Maluku bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Unpatti.

Penandatanganan keterlibatan dalam pengusulan proyek dilakukan Juni, 2016 oleh semua  lembaga pelaksana proyek Agrofair Company Belanda, Fakultas Pertanian Universitas Pattimura serta rekan kerja projek yakni Maastricht School of Management (MSM) Belanda dan Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB-IPB) Indonesaia, dua lembaga yang telah berpengalaman bekerja sama mengembangkan proyek sejenis yang dalam implementasi teknisnya dilaksanakan oleh Dr. Diederik de Boer (MSM) dan Dr. Idqan Fahmi (SB-IPB). Proyek kemudian disetujui untuk dibiayai bulan Juni, 2017 oleh pemberi dana, NUFFIC, organisasi Belanda untuk menginternasionalisasikan pendidikan, dianjutkan dengan penandatanganan  memorandum of understanding (MoU) antara Agrofair Company dan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Febuary, 2018.

Tugas proyek

Tugas utama proyek, terungkap jelas dari namanya, adalah membangun fasilitas serta melaksanakan program pembelajaran berbasis pencampuran (Blended learning) dan mengembangkan rantai nilai pertanian (Agricultural Value Chain) yang sifatnya berkelanjutan dan inklusif.

Pembelajaran berbasis pencampuran, sebagai tandingan dari pembelajaran konvensional yang memanfaatkan ruang kelas, meja dan kursi belajar serta pengajar yang hadir dan  bertatap muka dengan pembelajar dalam ruang yang sama, memadukan/mencampurkan/membaurkan system konvensional dengan pembelajaran Daring (dalam jaringan) yang memanfaatkan media komunikasi, teknologi informasi: WIFI, jaringan internet; komputer (laptop, desktop), fasilitas/system video conference; skype, zoom; yahoo, google; facebook, whatsup; dropbox,  dsb. Suatu system pembelajaran yang meskipun dengan interaksi yang intensif, tidak mengharuskan pembelajar untuk berada dalam ruang yang sama dengan pengajar.  Lebih dari itu memberi kemungkinan mendapatkan pembelajaran dari pengajar berkualitas dimanapaun domisilinya.

System Blended learning yang pertama kali diperkenalkan proyek di Maluku tahun 2017 (system daring dalam skala tertentu dilakukan universitas  terbuka (UT) sementara universitas lainnya memanfaatkan system konvensional), terbukti telah membantu memudahkan pengalihan system pembelajaran konvensional ke pembelajaran daring penuh saat terjadinya gempa berkepanjangan yang merusak  facilitas kampus, serta saat terjadinya pandemic Covid-19, ahir tahun 2019.  Sejumlah mahasiswa dan dosen yang telah mengikuti perkuliaahn berbasis blended learning tidak lagi tercekam dengan pengaliahan system pembelajaran dan dapat menjadi motivator bagi yang belum mengenal system blended learning.

Pengembangan rantai nilai pertanian di laksanakan dalam bentuk perkuliahan (berbasis blended learning) dan penelitian aplikatif dengan memusatkan perhatian, meskipun tidak terbatas pada, lima komuditas terseleksi dan terjustifikasi melalui skoping study yakni Cengkeh, Pala, Kelapa, Pisang dan Sagu.  Modul pembelajaran mata kuliah Analysis Rantai Nilai dikembangkan dengan pengajar utama dari partner kerja proyek, MSM dan BS-IPB, memberikan pemahaman teory rantai nilai diselingi pengajar tamu dari sejumlah lembaga yang menekankan sisi praktis Ranti Nilai Komuditas dari kelima komuditas terseleksi. Lembaga-lembaga dimaksud adalah Agrofair Company, Netherlands, Fakultas Pertanian Unpatti Ambon, Titane NGO Netherlands-Maluku, Kamboti Pusaka Maluku, NGO, Maluku, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Maluku. Selain menghadiri perkuliahan, mahasiswa juga di wajibkan menyelesaikan dan mempresentasikan hasil kerja kelompok serta kerja mandiri yang terkait salah satu dari lima komuditas terseleksi dan dipresentasikan pada seminar internasinal tahunan dari proyek. Setiap peserta didik yang memenuhi persyaratan diberi setifikat pendamping ijasah oleh proyek BLVC, ditandatangani oleh semua lembaga pelaksana.  

Sifat rantai nilai yang keberlanjutan/lestari (Sustainable) dalam pelaksanaan proyek (melalui pemahaman teoritis dan penelitan aplikatif) didefenisikan dalam tiga aspek; pertama, keberlanjutan dalam arti masyarakat (people) yakni bahwa kelestarian hidup dan nilai hidup masyarakat perlu mendapat perhatian.  Sebagai contoh; mempekerjakan tenaga kerja manusia pada usia anak tidak memperhatikan kelestarian.  Kedua kelestarian dari aspek lingkungan (planet) yakni bahwa lingkungan perlu tetap dijaga  kelestariannya. Contohnya; proyek tidak mendukung  usaha yang melibatkan penebangan hutan secara masif, pengrusakan habitat komponen keanekaragaman hayati dan menggantikannya dengan kebun monokultur termasuk misalnya kebun kelapa sawit.  Ketiga kelestarian dalam aspek keuntungan (profit) yakni bahwa keuntungan yang diperoleh dalam pengembangan rantai nilai suatu produk atau jasa harus tetap meningkat sejalan dengan pengembangan yang dilakukan pada setiap mata rantai.

Sifat inklusif (inclusive) rantai nilai dalam pelaksanaan proyek dilihat dalam sejumlah aspek; pertama inclusif dalam rantai nilai pertanian dimulai dari masukan sarana produksi kemudian produksi, penanganan paska panen, pemasaran hingga konsumen dan pemanfaatan kembali limbah yang dihasilkan, kedua inklusif dalam spesialisasi bidang ilmu dimana dalam pembelajaran analysis  rantai nila dilibatkan tidak hanya jurusan agribisnis tetapi juga budidaya (agronomi, hama penyakit, tanah,  pemuliaan/konservasi) serta teknologi paska panen, pada Fakultas Pertanian Universitas Pattimura,  ketiga inklusif dalam skala usaha dan kerjasama dimana didalamnya terlibat tidak hanya usaha kecil di Maluku termasuk Kamboti Pusaka Maluku dan Saenusu, tetapi juga Titane Maluku-Belanda serta Verstegen (importir global komuditas rempah) Belanda sehinga akan terjadi saling mendukung dalam pengembangan serta memajukan rantai nilai komuditas dan menguntungkan semua komponen yang terlibat,  Keempat inclusif dalam system pembelajaran yakni penggunaan blended learning yang melibatkan pembelajaran konvensional serta daring, dan kelima inklusif dalam konsorsium pelaksana yang melibatkan institusi lokal (Fakultas Pertanian Universitas pattimura), nasional (Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor), maupun internasional (Maastricht School of Management dan Agrofair Company,  Belanda).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun