Mohon tunggu...
Dinan
Dinan Mohon Tunggu... Abdi Masyarakat -

Seorang yang ingin belajar menulis dengan nama pena Dinan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Mimpi Ibrahim

15 Agustus 2016   15:40 Diperbarui: 15 Agustus 2016   17:55 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: jamalswb.wordpress.com

Tulislah suratmu di Pasir ini, sebanyak yang kamu ingin, Ibrahim. Semoga Tuhan membacanya. Bukankah Dia membaca dunia nyata dan mimpi? Dia Penggenggam Semua Dunia.

Setelah memikirkan beberapa menit, akhirnya, Ibrahim menuliskan suratnya pada hamparan pasir di depannya. Ia menyentuh butiran-butiran pasir. Tak lagi panas seperti sebelumnya. Untung saja, 'sarung' itu menaungi butiran pasir.

Bismillahirrahmanirrahim... dengan telunjuknya ia menuliskan surat untuk Tuhan.

Tuhan,

Jubahku terasa berat akhir-akhir ini. Ke mana sepotong kekuatanku itu Tuhan? Terhempas oleh maksiat atau aku memakai jubah yang tak sesuai dengan kemampuanku?

Saat ini, aku harus pergi mengelana lagi, lagi, dan lagi. Sampai kapan ini akan berakhir, Tuhan? Sampai aku tak mampu lagi mengelana atau sampai aku mati? 

Tuhan,

Kapan air mata ini mengering? Tiap lembaran hidupku bertintakan air mata. Berpena perpisahan. Dan, napasku membukukannya dalam kesunyiaan.

Aku yakin, sangat yakin. Kamu bersama orang-orang yang khusyuk  dan sabar. Tapi khusyukku digerogoti oleh fana sedang sabarku dibanting oleh nafsuku.

Tuhan,

Semua pinta Hamba-Mu pasti Kamu penuhi. Bergantung dari keringatnya saat mengemis kepada-Mu. Aku merasa keringatku telah menenggelamkan tubuhku. Belum cukupkah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun