Mohon tunggu...
Fahri Semendaway
Fahri Semendaway Mohon Tunggu... wiraswasta -

wiraswasta Olahraga Minat pada Marketing Pendidikan Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Partai di Ujung Cinta, Teman Ahok di Ujung Tanduk

3 Maret 2016   20:15 Diperbarui: 3 Maret 2016   20:33 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mei 2015, Gembong Warsono mengatakan bahwa PDIP belum tentu mencalonkan Ahok karena PDIP sendiri punya kader kader berkualitas dan sistem kaderisasi dalam rangka pematangan calon, walaupun survey mengatakan elektabilatas Ahok masih yang tertinggi. Lebih lanjut ia mengatakan mengatakan, pihaknya akan menyiapkan calon terbaik untuk bisa menggantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang kini masih menjabat sebagai Gubernur DKI.

Gayungpun bersambut, statement ini mulai mendapat respon dari masyarakat dengan membentuk Relawan Teman Ahok yang bermaksud mengusung Ahok maju melalui jalur Independen, langkah awal berjalan mulus, secara tegas Ahok menyatakan akan maju melalui jalur Independen jika Teman Ahok mampu mengumpulkan KTP sebanyak 1 juta. Hal ini memang menjadi harapan bagi PDIP dan Ahok untuk mengukur seberapa besar respon masyarakat dalam upaya mendukung Ahok.

Menyikapi hasil pengumpulan KTP Teman Ahok yang masih berada dibawah  100 ribu pada pertengahan September 2015, PDIP mulai menggoyang mental Teman Ahok dengan mengeluarkan pernyataan, “Kita belum menetapkan soal calon Gubernur DKI. Masalah itu wewenang Ibu (Megawati),”kata Sekjen PDIP DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, di Gedung DPRD DKI. Sedangkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan, belum ada pembicaaraan soal nama-nama balon Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2017 mendatang. "Di tingkat DPD dan DPP PDIP belum ada pembicaraan mengenai Pilgub DKI. Termasuk kabar dirinya akan maju jadi balon gubernur," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta.

Oktober 2015, DPD PDIP DKI Jakarta mengatakan melalui juru bicaranya Steven Setiabudi Musa bahwa sampai saat ini belum ada pembicaraan untuk menarik Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Ia justru menegaskan bahwa tingkat akar rumput malah mendukung Boy Sadikin.

Dalam menyikapi hasil survey SRMC, kata Eva Sundari di Hotel Sari Pan Pacific, Rabu (14/10/2015) "Wagub Djarot mendapatkan suara. Nah, PDIP harus melakukan move-move kalau mau melawan Ahok sebelum ada kecenderungan pimpinan sekarang masih malu-malu. Kalau dalam PDIP bergerak menunggu keputusan dari dalam. Nama Boy Sadikin dan Djarot sementara ini saja yang ada, yang diam-diam belum ada. Semua masih sangat mungkin,".

Tiga hari kemudian Eva kepada Tempo mengatakan,  “Yang penting Ahok mau ikuti syarat PDIP. Kalau Ahok masuk PDIP, tentu peluangnya makin akan semakin besar untuk dicalonkan,”.

Eva mengatakan pencalonan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti masih memiliki banyak skenario terbuka. “Ada peluang untuk mempertemukan demand dan supply,” kata dia.

Statemen ini direspon oleh Teman Ahok dengan meningkatkan kinerja mereka yang mulai menunjukkan hasil dan mengumumkan bahwa perolehan KTP dukungan mereka sudah  melampaui suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014 lalu, mereka memperoleh lebih dari 361 ribu KTP pada akhir bulan Oktober 2015. Namun perolehan tersebut bagi Ahok belum memuaskan, Ia tetap memacu Teman Ahok agar terus bergerilya mencari dukungan, target antaranya adalah mendapat KTP dukungan sebagai syarat maju yaitu sejumlah 523 ribu KTP.

Sekali lagi Ahok dan PDIP memainkan mental Teman Ahok sekaligus memberi sinyal bahwa sebetulnya PDIP sedari awal mendukung Ahok, Boy Sadikin mendatangi Ahok membawa pesan dari Ketum jika sekiranya Ia pro rakyat maka kemungkinan PDIP mencalonkannya kembali melalui PDIP. Tapi Ahok menyatakan jika Ia tetap konsisten dengan jalur Independen agar Teman Ahok tetap konsisten dengan target 1 juta KTP.    

Kegembiraan Ahok nampak pada Natal 2015 dengan mendapat kado KTP dukungan yang telah melampaui syarat calon Independen dengan mengumpulkan 533 ribu KTP, namun Ahok tetap menginginkan 1 juta KTP sesuai dengan target awal. Sampailah pada titik kritis di 730 ribu KTP dukungan dimana merasa sudah cukup mendapat gambaran dan PDIP pun sudah cukup puas dengan hasil tersebut sehingga tanpa sungkan lagi PDIP menyatakan akan mendukung Ahok tanpa menyertakan Teman Ahok.

Riak-riakpun terjadi menyusul pernyataan itu, namun pola penyelesaiannya sudah ditangan Ahok dengan solusi yang happy ending.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun