Badai Siti bukan cuma soal beban hutang, peyek jingking yang tak terlalu laku, suami lumpuh, atau asmara terlarang dengan Mas Gatot. Ia masih harus melalui serangkaian dialog ringan tapi memicu kekalutan dengan sang buah hati, Bagas.
Bagas bercita-cita jadi Pilot, tapi nilai matematika-nya cuma lima. Siti menuntut agar Bagas memperbaiki nilainya. Ironis, karena pekerjaan sebagai pemandu karaoke membuat Siti tak pernah punya waktu untuk menemani Bagas belajar hitung-hitungan.
[caption caption="Siti, kerap terlibat dalam dialog jenaka dengan sang buah hati, Bagas. Foto: muvila.com"]
Serangkaian masalah itu menurut saya sudah sama atau malah lebih mematikan ketimbang seekor beruang plus badai salju yang dihadapi Glass di The Revenant.
“Asuuuuuuuu (anjing)” umpatan itu lugas ditujukan Siti kepada Bagus. Hati Siti sebagai wanita tercabik-cabik persis seperti Glass kala diserang beruang.
Pada bagian akhir cerita, Bagus yang biasanya membisu tiba-tiba bisa berkata: “lunga a, lunga a..,” (pergilah, pergilah..), sebagai respons atas permintaan Siti yang ingin pergi dan menikah lagi dengan Mas Gatot.
Siti pun pergi menuju laut. Karena laut yang memberi hidup, laut pula yang mengambil hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H