Mohon tunggu...
Adi Semar
Adi Semar Mohon Tunggu... -

Merdeka Hati, Merdeka Rasa, Merdeka Jiwa Aku memang tak semegah gajah.. Pun tak segarang harimau Aku hanya segumpal ingin yang seirama denyut nadi menggores kisah di dinding waktu Aku pernah di sini

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selalu Ada Waktu

14 Maret 2014   07:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya dari pandang mata kecilmu...

Aku tahu..kau merindu belaiku....

Juga saat senyummu mengembang, tiap langkah kaki lelahku

Menjejak halaman rumah...kau selalu menunggu

Cinta tak pernah sia-sia sayang..bahkan saat derita mengiringnya

Ini bukan selamanya sayang.....pasti hanya sementara...sangat sementara

Aku tau kau merindu sayangku...saat lincah candamu

Memaksa mataku membasah...

Cinta tak pernah sia-sia sayang...meski dinding ini begitu tinggi

Juga jeruji ini terlampau kokoh

Tapi ini bukan selamanya..............nak

Matamu..ceriamu..senyummu...cita-citamu..

Kau inginjadi Ultraman katamu.....ah aku senyum

kau ingin jadi Hanoman...ah aku senyum

kau ingin jadi seperti ayah.......ah nanti dulu...

Bagian ayah yang mana yang kau jadikan cita-citamu

Jangan...jangan yang ini...jangan disini.......

keringatmu terlalu suci untuk tempat seperti ini

Tapi selalu ada waktu nak....selalu ada waktu

Ini bukan selamanya...bukan selamanya

Maafkan aku nak...

Bahkan sebenarnya ayah tak mampu untuk sekedar memelukmu...

Sebuah nelangsa  2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun