Mohon tunggu...
ahmad hanif
ahmad hanif Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemimpin Kuat dan Amanah

28 Oktober 2016   14:58 Diperbarui: 28 Oktober 2016   15:02 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu bangsa akan maju atau tidaknya dilihat dari siapa pemimpinnya. Karena dia adalah penggerak. Memberi kebijakan-kebijakan dan memiliki otoritas yang tinggi ditengah masyarakat. Mencari pemimpin kuat lagi amanah ibarat mencari mutiara didasar lautan yang gelap. Susah didapat. Di zaman yang penuh konspirasi ini mudah sekali manusia ditipu dengan sosok berbagai penampilan manusia yang akan mencalonkan diri.

Namun saat menjadi pemimpin,  maka faktalah yang berbicara. Semua menghasilkan kekecewaan. Secara realita bila berbicara seolah comberan, yang selalu mengeluarkan kata-kata kotor. Menggusur dengan dalih merapikan kota. Bunuh aktifis Islam dengan dalih teroris. Dukung LGBT dengan dalih HAM. Legalkan miras dengan dalih sumper devisa. Lindungi penista agama dengan dalih tidak ada niat. Biarkan pemurtadan dengan dalih kebebasan beragama.

Apakah pemimpin macam ini memang layak menjadi pemimpin? Seharusnya tidak terus-terusan masyarakat dibodohi dengan penampilan belaka. Cerdas dalam memilih menentukan nasib kedepan mau dibawa kemana bangsa ini.

Adalah tidak mustahil, saat salah memilih, banyak harapan yang kandas. Dan kedepannya melahirkan generasi yang galau terhadap bangsanya sendiri.

Mari kita kebelakang sejenak menengok sejarah. Melihat sebuah pemimpin yang sukses. Yaitu Dua Umar. Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz.

Umar Bin Khattab

Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat Rosul yang memiliki watak keras. Sifatnya berangsur lunak setelah ia menjadi pemimpin. Namun dengan lunak itu bukan berarti dia tidak tegas dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya. Justru kedamaian sangat dirasakan pada masyarakat dibawah pimpinannya.

Setiap malam, dia keliling kelorong-lorong kota, untuk menyaksikan bagaimana kondisi masyarakatnya. Bila ada yang membutuhkan sesuatu, maka dia akan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Pernah dia menemukan salah seorang rakyatnya yang kelaparan. Tanpa butuh waktu lama dia langsung mengambil makanan pokok dan diberikan kerakyatnya tanpa lewat perantara. Didalam kepemimpinannya ada beberapa hal yang menonjol yang dilakukan. Sebagaimana yang dikatakan Khalid Muhammad dalam buku Khulafaturrosul Shallallahu alaihi wasallam. Yaitu, Musyawarah, APBN untuk rakyat, menjunjung tinggi kebebasan, siap mendengar kritik, Terjun langsung mengatasi masalah rakyatnya.

Ia tidak akan tahu bila tidak langsung terjun melihat rakyatnya sendiri. Sampai suatu ketika dia pernah berkata, “Bagaimana saya akan dapat memerhatikan keadaan rakyat jika saya tidak ikut merasakan apa yang mereka rasakan.” Jawaban itu terucap dari seorang penguasa besar.

Atas kebijakan, ketegasan, dan kelembutannya, Umar bin Khattab dicatat sebagai pemimpin termakmur dalam masa kepemimpinan khulafaurrosyidin (Abu bakar, Umar, Ali, dan Utsman).

Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz hidup dimasa Dinasti Umawiyah. Sangat terkenal akan kenyamanan dan keadilannya. Tidak hanya pada ekonominya yang makmur, tapi juga makmur dari para pemberontak. Rasa makmur itu timbul dengan merangkul siapa saja yang berpotensi melakukan kudeta atau pemberontakan. Umar bin Abdul Aziz selain sebagai pemimpin, dia juga seorang ulama besar. Sangat jarang ditemukan pemimpin dan juga sebagai ulama. Makanya kepemimpinan yang dijalankan benar-benar dikolaborasikan penuh dengan agama dan ijtihad cerdasnya.

Dimasanya tidak ada pemberontakan yang berarti. Bahkan kaum Khowarij yang sebelumnya pernah memberontak pada kepemimpinan sebelumnya, mampu ia tundukkan dengan mudah.

Keadilan dibawah kepemimpianannya sangat begitu terasa. Bahkan hewan buaspun hidup tentram dengan hewan ternak milik rakyatnya. Dimasa sepeninggalnya tidak ada satupun khalifah setelah yang mencaci dirinya. Itu menandakan mereka mengakui akan kehebatan system politik yang dipraktekkan oleh Umar bin Abdul Aziz.

Itulah sosok pemimpin yang layaknya matahari. Menyinari kepada siapa saja yang berada dibawahnya. Memberikan banyak manfaat dan maslahat selama mereka hidup. Sosok inilah yang sangat susah dicari. Namun tidak mustahil ada seorang pemimpin yang tidak jauh sifat-sifatnya dari dua pemimpin diatas. Kuat lagi terpercaya.

Amanah terhadap segala apa yang diserahkan, juga kuat menghadapi kalajengking bawah tanah/konspirasi dibalik layar yang mampu menggoyangkan kepemimpinannya. Bila kuat tapi tidak amanah, maka bisa membuahkan sikap diktator. Bila amanah namun lemah, ia mudah sekali diserang dengan berbagai musuh dari luar. Intervensi terbuka lebar, karena lemahnya dalam bersikap, tidak tegas dan terlalu menggampangkan perkara.

Maka, pemimpin yang kuat lagi amanah sangat-sangat dinantikan bagi bangsa ini. Dan agama tentunya menjadi prioritas utama. Sebab darinya Islam tidak menjadi agama yang tersudutkan, apalagi dilecehkan. Karena hal itu sudah menjadi prinsip yang tidak bisa lepas dari ajaran Islam.

Mendambakan pemimpin kuat dan amanah? Kenapa tidak!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun