Bimbang besak adat sekundang
Bumi sekundang adalah sebutan untuk kota kenangan, kota manna kabupaten bengkulu selatan provinsi bengkulu. Kota manna terletak di bagian barat bengkulu selatan di pinggir pantai samudra hindia, dan bagian timur berada dalam kawasan bukit barisan.
Lokasi kota manna dapat di tempuh dari kota bengkulu dengan perjalanan normal 4 jam di tempuh dengan menggunakan travel/mobil dan motor dapat ditempuh 3 jam. Jarak kota manna dengan kota bengkulu 140 km.
Budaya adalah cara hidup berkembang yang dimiliki bersama oleh sekelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Pastinya setiap daerah memilikih ciri khas budaya masing-masing.
Bumi sekundang kota kengan, kota manna terdapat banyak budaya yang belum orang luar ketahui, salah satunya adalah bimbang. Bimbang besak digunakan dalam rangka pesta pernikahan masyarakat bengkulu selatan terutama bumi sekundang.
Acara dilakukan seperti pernikahan pada dasarnya, dengan akat nikah menurut islam. Tapi apa yang membedakannya?. Bimbang besak adalah budaya, adat istiadat. Pada acara bimbang ini ada beberapa propesi yang dilakukan antara lain seni dendang, gegerit, makan sepagi, tumbak kebau, dan tari palak tanggau.
Gegerit adalah budaya warisan nenek moyang bumi sekundang bengkulu selatan. Gegerit diadakan pada saat pesta pernikahan bimbang besak. Orang bengkulu selatan asli pasti tau dan mengenal budaya yang namanya gegerit. Gegerit ini dilakukan pada malam hari, terdengar sayup-sayup alunan bunyi kelintang, maka biasanya adanya acara gegerit yang diadakan pada pesta pernikahan.
Bunyi musik kelintang biasanya dipukul dengan ketentuan yang ditentukan dan dipadukan dengan ketukan rabana. Dengan selaras musik kelintang dalam ketukan khas nadanya yang indah.
Menurut orang tua, kalau mengadakan acara gegerit maka harus ada seni dendang, tapi jika acara seni dendang saja, boleh tidak diadakan gegerit. Seni dendang bertujuan untuk menhibur para orang tua. Sedangkan gegerit ditujukan untuk hiburan para bujang gadisnya. Dan kedua pengantin duduk diantara gadis-gadis penari di dalam "atar-atar" yang diberi atap dan ditutupi dengan dauan kelapa, sebagai tempat peristirahatan pengantin.
Acara gegerit ini dilakukan dengan kegiatan tari adat yang biasa di sebut tari andun yang dilakukan secara berpasang-pasangan. Menurut orang tua tari andun ini berarti berandunan (sama-sama) datang ke rumah orang bimbang/ nikah.
Tari andun ini dibuka dengan tari kebanyakkan, setelah itu di lajutkan turunta pengantin sebagai penari pertama yang dipasangkan dengan gadis penari lain. Dan apabila bunting sudah diturunkqn untuk menari maka tandanya acara akan selesai. Dan bisanya diakhiri dengan pembagian lemang untuk para bujang gadis.
Keesokan harinya dilanjutkan dwngan acara tumbak kebau. Biasanya sepokok rumah sudah menyiapkan seekor kerbau di jauh hari seblum acara. Acara numbak kebau ini di awali dengan makan sepagi dimana tuan sepokok rumah mengajak masyarakat /tamu undangan untuk makan kue (juadah).
Sepasang Pengantin dibawah ke area atar-atar tempat tari andun semalam. Dimana pengntin selalu membawah tumbak besar kemana-mana. Dan bunting wajahya ditutup dengan kain merah tipis. Sebelum acara tumbak kebau berlansung, mata dan telinga kerbau ditutup dan disiapkan ayam jagok serta kelapa untuk santan gulai pada hari itu.
Acara ini diawali dengan tari kebanyakan tujuh putaran mengelilingi kerbau, pada putaran ke tujuh kerbau ditombak. Kalau zaman dulu kerbau ini ditombak dengan tobak baja asli. Tapi sekarang cukup dengan menombakan tujuh lidi ke kepalak kerbau. Sebagai tanda kerbau sah untuk disembelih dan dijadiakn lauk makan hari itu.
Setelah selsai acara tumbak kebau tiba pada acara /propesi acara tari palak tanggau. Tari palak tangau ini dilakukan dengan bunting pengatin dilarak dari ujung dusun sampai ke depan rumah/acara. Dima mertua , adik sanak, ipar-ipar Menghadang pengtin dengan "antan"(alat pemukul untuk menunbuk beras) Pengantin di beri pertanyan-pertanyaan, di gertak dan tidak diperboleh untuk masuk. Sehingga susah paya pengtin untuk sampai kedalma rumah. Tarian ini diaratian bahwa mertua , sanak, dan ipar-ipar menymbut kedatangan kedua mempelai dan mengumumkan bahwa mereka ini sudah menjadi bagian dari keluaraga mereka.
Selsai Acara palak tanggau dilajutkan  acara jamuan makab bersama. Dengan berakirnya jamuan maka selsai pula acara bimbang beaak. Dan semoga kedepanya adat budaya ini selalu terjaga dan selau dilestarikan di bumip sekundang. Sebagai generasi penerus kita harus mempelajari budaya kita. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikan budaya adat iatiadat bumi sekundang, peningalan nenek moyang kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H