Mohon tunggu...
Selvy UmiOkdata
Selvy UmiOkdata Mohon Tunggu... Editor - MAHASISWI IAIN BENGKULU

MAHASISWI IAIN BENGKULU ANGKATAN 2019

Selanjutnya

Tutup

Trip

BIMBANG BESAK ADAT SEKUNDANG

17 Desember 2019   00:54 Diperbarui: 17 Desember 2019   00:58 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Keesokan harinya dilanjutkan dwngan acara tumbak kebau. Biasanya sepokok rumah sudah menyiapkan seekor kerbau di jauh hari seblum acara. Acara numbak kebau ini di awali dengan makan sepagi dimana tuan sepokok rumah mengajak masyarakat /tamu undangan untuk makan kue (juadah).

Sepasang Pengantin dibawah ke area atar-atar tempat tari andun semalam. Dimana pengntin selalu membawah tumbak besar kemana-mana. Dan bunting wajahya ditutup dengan kain merah tipis. Sebelum acara tumbak kebau berlansung, mata dan telinga kerbau ditutup dan disiapkan ayam jagok serta kelapa untuk santan gulai pada hari itu.

Acara ini diawali dengan tari kebanyakan tujuh putaran mengelilingi kerbau, pada putaran ke tujuh kerbau ditombak. Kalau zaman dulu kerbau ini ditombak dengan tobak baja asli. Tapi sekarang cukup dengan menombakan tujuh lidi ke kepalak kerbau. Sebagai tanda kerbau sah untuk disembelih dan dijadiakn lauk makan hari itu.

Setelah selsai acara tumbak kebau tiba pada acara /propesi acara tari palak tanggau. Tari palak tangau ini dilakukan dengan bunting pengatin dilarak dari ujung dusun sampai ke depan rumah/acara. Dima mertua , adik sanak, ipar-ipar Menghadang pengtin dengan "antan"(alat pemukul untuk menunbuk beras) Pengantin di beri pertanyan-pertanyaan, di gertak dan tidak diperboleh untuk masuk. Sehingga susah paya pengtin untuk sampai kedalma rumah. Tarian ini diaratian bahwa mertua , sanak, dan ipar-ipar menymbut kedatangan kedua mempelai dan mengumumkan bahwa mereka ini sudah menjadi bagian dari keluaraga mereka.

Selsai Acara palak tanggau dilajutkan  acara jamuan makab bersama. Dengan berakirnya jamuan maka selsai pula acara bimbang beaak. Dan semoga kedepanya adat budaya ini selalu terjaga dan selau dilestarikan di bumip sekundang. Sebagai generasi penerus kita harus mempelajari budaya kita. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikan budaya adat iatiadat bumi sekundang, peningalan nenek moyang kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun