Mohon tunggu...
Selvy Safitri
Selvy Safitri Mohon Tunggu... Freelancer - A social worker, a sanguine, a cat-tail willow spirit who look for an oak :)

I've always loved the beginnings; the start of a new project, the birth of a new friendship, the first page of a love story.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Minyak Atsiri, Harta Karun Indonesia

12 Juli 2016   23:42 Diperbarui: 13 Juli 2016   08:26 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balai Riset dan Standarisasi Industri Aceh (Source: baristandaceh.kemenperin.go.id)

“Jadi Indonesia itu punya harta karun yang tumbuh liar begitu saja win!” cerocos sahabatku di awal tahun 2015 lalu. Saat itu aku sama sekali tidak memikirkan pernyataan tersebut, bagiku mungkin sahabatku hanya tertarik sesaat pada ‘harta karun’ yang selalu disebut-sebutnya itu. 

Barulah beberapa waktu lalu saat kami bersama-sama pergi ke sebuah toko buku terbesar di kota kami dan mengunjungi sebuah pameran perfume, ada pandangan baru yang masuk ke dalam pikiranku. Ada banyak sekali botol-botol ukuran kecil dan sedang yang dipajang di rak-rak stand tersebut, ada pula lilin-lilin yang berbentuk lucu dan romantis, serta beberapa kayu dan dedaunan kering yang tampak menonjolkan kesan tradisional dan ethnic. Bau harum dari beberapa benda yang terpajang di rak-rak tersebut benar-benar memanjakan hidung pengunjung yang datang, bau harumnya lembut dan sama sekali tidak menohok hidung, sebaliknya malah membuat kita menjadi rileks. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, tiap botol kecil perfume di bandrol harga delapan puluh ribu rupiah, sedangkan untuk ukuran sedang seratus lima puluh ribu rupiah, dan yang berbentuk lilin rata-rata berharga delapan puluh ribu hingga dua ratus ribu rupiah.

Bahan dasar perfume yang sering digunakan sehari-hari ialah berasal dari essential oil atau yang biasa disebut dengan minyak atsiri yang berasal pula dari berbagai tumbuhan, seperti: nilam, cengkeh, pala, lada, kenanga, sereh dan masih banyak yang lainnya. Perfume sendiri sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu, kata “perfume” berasal dari bahasa Latin yang berarti through smoke atau “melalui asap”. Salah satu kegunaan perfume tertua yang ada di dunia adalah untuk upacara keagamaan, pembakaran dupa dan tanam-tanaman yang digunakan dalam pelayanan keagamaan. Bangsa Mesir ialah yang pertama menggabungkan perfume ke dalam budaya, kemudian diikuti oleh bangsa Cina kuno, Hindu, Israel, Kartago, Arab, Yunani, dan Roma. Penggunaan botol perfume di mesir dimulai sekitar 1000 tahun SM. Umumnya parfume diletakan di dalam gelas dan botol kaca.

Kemudian kata essential oil diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma atau essence yang dikeluarkan oleh bagian tumbuh-tumbuhan tertentu (seperti daun, bunga, biji, buah, batang, akar, dan rimpang). Minyak yang dihasilkan bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, beraroma tinggi, dan larut dalam pelarut organik.

Mengenai potensi nilai ekonominya juga sudah tidak usah diragukan lagi, minyak atsiri sudah membuat harum nama baik Indonesia sejak dahulu, penghasil minyak atsiri atau yang disebut essential oil terbesar di dunia adalah Indonesia. Di dunia diperkirakan terdapat 160-200 jenis tanaman yang berpotensi menghasilkan minyak atsiri dan 120 jenis ada di Indonesia dan telah diekspor. Jenis-jenis minyak atsiri Indonesia yang telah memasuki pasar dunia diantaranya adalah minyak nilam, serai wangi, cengkeh, jahe, pala, dan kenanga. Menurut Arianto Mulyadi dalam artikelnya yang berjudul "Mengenal Pasar Minyak Atsiri Indonesia". Minyak atsiri asal Indonesia yang menjadi primadona dengan potensi pemakaian lebih dari 1000 ton per tahun ialah Minyak sereh wangi (citronella oil). Produksi dan mutu minyak sereh wangi sebelum perang dunia ke II  bahkan telah menempati puncak yang tertinggi di pasaran dunia. Akan tetapi setelah perang dunia ke II Indonesia menjadi produsen nomor 3 dunia (setelah China & Vietnam) dengan produksi pada 2007 sekitar 300 ton, nilainya hanya seperdelapan dari nilai sebelumnya (Guenther, 1987).

Bahkan pada tahun 2014 silam diketahui bahwa 90% produksi minyak atsiri nilam dunia ada di Indonesia. Tetapi sayangnya yang menikmati justru Singapura. Karena yang menjual, sekaligus mengolah “harta karun” ini ialah Singapura. Hal ini dikatakan oleh bapak Djoko dalam diskusi dengan tema 'Mencari Pemimpin yang Pro Pertanian' di Hotel Amaroossa, Bogor. Bapak Djoko menghimbau agar para produsen minyak atsiri nilam di dalam negeri melihat peluang ekspor ke negara lain salah satunya Swiss. Alasannya, Swiss masih sangat banyak membutuhkan produk-produk yang dihasilkan Indonesia, seperti minyak atsiri nilam dan CPO (crude Palm Oil). (finance.detik.com/2014/05/17).

Dunia masih sangat membutuhkan minyak atsiri, hal tersebut dikarenakan kegunaan utama dan manfaatnya sangat besar dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai bahan baku penambah aroma, penambah cita rasa makanan, perfume, kosmetik dan farmasi, manfaatnya yang beragam membuatnya banyak diminta. Bahkan penggunaan produk ini sangat beragam dan berkembang di masa sekarang, antara lain dalam industri flavor & fragrance, detergent, obat nyamuk dan kimia aromatik. Jadi selama masih ada kehidupan di dunia, maka selama itu pula minyak atsiri masih akan diperlukan untuk kehidupan manusia.

Produk Kecantikan yang dihasilkan dari Kenanga (Source: bibitbunga.com)
Produk Kecantikan yang dihasilkan dari Kenanga (Source: bibitbunga.com)
Sumber gambar: blogger2u.com
Sumber gambar: blogger2u.com
Pantaslah jika sahabat saya menyebut tanaman-tanaman bahan baku minyak atsiri sebagai harta karun yang tumbuh liar di Indonesia. Bayangkan saja jika "Harta karun" ini terus dibudi-dayakan, diproduksi dan dikembangkan di Indonesia, berapa banyak pendapatan negara yang akan meningkat pada sektor pertanian dan perkebunan Indonesia, selain itu seberapa luas lapangan kerja yang akan tercipta untuk para penduduk sekitar pabrik dan lahan. Bukan hanya lapangan pekerjaan di sekitar lahan untuk budidaya tanaman saja, namun lapangan kerja juga akan terbuka untuk pabrik pengolah tanaman tersebut menjadi minyak (essence), packaging produk yang akan siap jual, serta untuk pemasarannya ke dalam dan luar negeri. Benarlah jika Minyak atsiri disebut "Harta Karun" yang tidak akan habis tujuh turunan jika terus di budi-daya kan oleh masyarakat Indonesia.

Balai Penelitian Tanaman Tawangmangu (Source: sellygebrilliap.blogspot.com)
Balai Penelitian Tanaman Tawangmangu (Source: sellygebrilliap.blogspot.com)
Pada masa kejayaan produksinya ada dua lokasi penghasil minyak Atsiri terbesar di Indonesia, yaitu di Jawa Tengah tepatnya di kaki gunung Lawu atau yang biasa disebut “Tawangmangu” dan juga di Aceh tepatnya di daerah Gayo lues. Kedua lokasi ini konon dalam sejarahnya merupakan bagian dari proyek Mercusuar Bung Karno, sekaligus menjadi perwujudan bentuk kerjasama antara Indonesia dan Bulgaria pada masa itu.

Balai Riset dan Standarisasi Industri Aceh (Source: baristandaceh.kemenperin.go.id)
Balai Riset dan Standarisasi Industri Aceh (Source: baristandaceh.kemenperin.go.id)
"Jadi win Minyak Emas yang terdapat di alam itu dibagi menjadi 3 golongan yaitu minyak mineral (mineral oil), minyak nabati dan hewani yang dapat dimakan (edible fat) dan minyak atsiri (essential oil). Dan ketiganya dimiliki oleh Indonesia dalam jumlah yang sangat besar, apalagi jika mampu diolah sendiri oleh negeri." sahabatku menutup perjalanan kami hari itu, hingga saat ini saya terus mengingat dan mencernanya. Minyak Atsiri memang harta karun yang tumbuh liar dan tentunya tidak akan habis sampai tujuh keturunan. 

"Aku tinggalkan kekayaan alam indonesia, biar semua negara besar di dunia iri dengan Indonesia dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengolahnya."(Soekarno)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun