"Nuhun." 'si bapak' mengucapkan terima kasih.
"Iya sama-sama pak, terima kasih juga sudah mampir kesini, nanti kalau ada lagi kesini lagi ya pak." mbak pemilik kedai kembali menjawab,
Setelah berpamitan, akhirnya 'si bapak' melanjutkan perjalanannya untuk menjual madu-madu yang masih tersisa.
Hari itu saya belajar dari sosok 'si bapak' yang amat bijak dan sederhana. 'Si bapak' dan warga Baduy Dalam lainnya tentunya sangat patut untuk diapresiasi dan di contoh keteguhannya dalam menjaga adat budaya sebagai identitas bangsa Indonesia dengan komitmen yang kuat.Â
Oh iya dalam artikel ini saya selalu menyebut orang Baduy Dalam yang saya temui dengan sebutan 'si bapak', karena meski saya sudah mengobrol lumayan lama dengan 'si bapak', sayangnya saya lupa untuk menanyakan nama beliau. Maafkeun saya ya pak. Tapi saya pribadi sangat ingin suatu saat nanti bisa berkunjung ke desa Baduy Dalam dan melihat langsung bagaimana masyarakat Baduy Dalam beraktifitas dan berkreatifitas dengan tetap memegang teguh adat dan budaya mereka dengan komitmen yang kuat, selain itu saya berharap ketika saat itu datang akan bisa bertemu kembali dengan bapak dan keluarga.Â
Salam Budaya dari saya,Â
Selvy Safitri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H