Teori Connectionism oleh Thorndike
Edward L. Thorndike mengembangkan teori koneksionisme berdasarkan eksperimennya dengan hewan, khususnya kucing. Ia mengemukakan beberapa prinsip dalam memperkuat hubungan stimulus-respons, antara lain:
- Law of Effect: Hubungan stimulus-respons diperkuat bila disertai perasaan puas.
- Law of Exercise: Hubungan stimulus-respons semakin kuat bila sering dilakukan, dan melemah bila jarang digunakan.
- Law of Multiple Response: Dalam situasi yang belum diketahui solusinya, seseorang akan mencoba berbagai respons.
- Law of Readiness: Kesiapan untuk bertindak memperkuat hubungan stimulus-respons.
Teori Belajar Humanistik
Teori humanistik berbeda dengan behavioristik, melihat belajar sebagai proses yang melibatkan aspek fisik dan spiritual untuk mencapai potensi diri secara optimal. Humanisme menekankan aspek emosional, spiritual, dan perkembangan pribadi dalam proses belajar, serta pentingnya interaksi sosial.
Tokoh-tokoh Humanistik
Teori Arthur Combs
Combs percaya bahwa guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Guru diharapkan bersikap suportif dan bersahabat dengan peserta didik, mendukung kepercayaan diri dan otonomi mereka dalam belajar.
Teori Maslow
Abraham Maslow, melalui teori hirarki kebutuhan, menyatakan bahwa setiap individu memiliki kebutuhan bertingkat, mulai dari kebutuhan dasar hingga aktualisasi diri. Menurutnya, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara bertahap.
Teori Carl Rogers
Dalam Freedom to Learn, Carl Rogers menyatakan bahwa manusia memiliki kemampuan alami untuk belajar. Belajar yang bermakna terjadi ketika materi yang dipelajari relevan dengan kehidupan peserta didik, serta perubahan pada konsep diri menjadi bagian penting dari keberhasilan belajar.