Dalam realitas sosial, ungkapan "yang penting kenyang" sering kali terdengar. Ini bukan sekadar pilihan hidup, melainkan kenyataan pahit bagi sebagian orang yang masih berjuang di tengah lingkaran kemiskinan. Di satu sisi, konsep 4 sehat 5 sempurna terus digaungkan, dengan menekankan pentingnya gizi seimbang demi kesehatan tubuh.
Namun, bagi banyak keluarga di Indonesia, terutama yang berada di bawah garis kemiskinan, konsep tersebut seringkali sulit tercapai. Lantas, mana yang lebih penting? Kenyang atau sehat?
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa per Maret 2024, tingkat kemiskinan di Indonesia masih berada pada angka 9,03% dari total populasi. Hal ini mengisyarakatkan lebih dari 25,22 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, dengan penghasilan kurang dari Rp500.000/bulan. Dengan pendapatan sekecil itu, banyak keluarga hanya mampu membeli makanan yang murah dan mengenyangkan, tanpa memperhatikan nilai gizi.
Selain itu, menurut laporan Global Hunger Index (GHI) 2023, Indonesia berada di kategori “moderate” dalam kasus kelaparan. Tentu ini merupakan masalah serius bagi banyak masyarakat, terutama di daerah pedesaan dan kota-kota besar, menghadapi masalah stunting dan malnutrisi, yang berakar pada kurangnya akses ke makanan bergizi.
Sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap makanan seperti nasi atau mie instan sebagai "penyelamat" karena harganya murah dan mengenyangkan. Namun, makanan ini memiliki gizi yang rendah. Kandungan karbohidrat tinggi tanpa diimbangi vitamin, protein, dan mineral, hanya membuat tubuh kenyang dalam jangka pendek, tetapi tidak mampu memberikan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Meski situasi ini terasa sulit, kita harus menyadari bahwa kelangsungan hidup tidak hanya bergantung pada rasa kenyang, tetapi juga pada pemenuhan kebutuhan gizi, yang merupakan langkah awal menuju kehidupan yang lebih sehat dan produktif.
Tanpa kesadaran ini, masyarakat berisiko terjebak dalam siklus malnutrisi, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan dengan biaya yang terjangkau.
1. Berfokus pada Sumber Karbohidrat
Pilih sumber karbohidrat yang kaya serat, seperti nasi merah atau singkong, karena dapat memberikan rasa kenyang lebih lama dan mendukung pencernaan yang sehat
2. Usahakan Setiap Hidangan Mengandung Protein Hewani dan Nabati
Seperti tahu, tempe, dan telur, karena protein membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh
3. Pilihlah Bahan Makanan Sesuai Musim
Bahan makanan yang tersedia sesuai musim umumnya memiliki harga yang lebih terjangkau dan kualitasnya lebih segar. Sehingga dapat menjadi alternatif untuk mendapatkan sayuran dan buah-buahan.
Selain itu peran krusial dari pemerintah juga diperlukan dalam menetapkan kebijakan yang tidak hanya mengatasi masalah penyediaan pangan, melainkan mampu menciptakan kebiasaan yang mendorong pola makan sehat dan berkelanjutan.
Langkah-langkah yang dapat diambil mencakup penguatan program edukasi gizi yang menyasar berbagai lapisan masyarakat, terutama wilayah pedesaan dan daerah yang rentan terhadap malnutrisi. Termasuk penyediaan pasar tradisional yang memfasilitasi distribusi produk lokal dan bergizi dengan harga terjangkau.
Melalui kolaborasi yang sinergis antara pemerintah dan masyarakat, kita dapat membangun generasi yang lebih sehat dan kuat. Dengan mengedepankan paradigma kesehatan yang holistik, pada akhirnya kenyang dan sehat bukanlah pilihan yang saling bertentangan, tetapi dua kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H