Mohon tunggu...
Selviana PuspitaSari
Selviana PuspitaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kepribadianya INFP gemar mengeksplorasi dunia lewat membaca buku, khususnya fiksi, yang memberinya sudut pandang baru dan inspirasi. Musik melodi menjadi pelengkap kesehariannya, membahas topik beragam, mulai dari isu ekonomi hingga tren terkini,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dampak Ganda Pembangunan Infrastruktur : Apa yang Harus Diketauhi?

29 Desember 2024   13:06 Diperbarui: 29 Desember 2024   13:06 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi infrastruktur jalan tol. Foto oleh Tom Fisk: https://www.pexels.com/id-id/foto/mobil-jalan-rumah-air-6594780/

 

Gambar ini menggambarkan sebuah proyek pembangunan infrastruktur jalan tol yang membelah hutan, melewati sungai, dan dekat dengan pemukiman penduduk. Di balik tampak megahnya proyek ini, tersimpan berbagai dampak ganda.

Pembangunan infrastruktur merupakan langkah penting dalam memajukan sebuah wilayah. keberadaan infrastruktur yang memadai dapat membuka banyak peluang, memperlancar aktivitas ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, di balik gemerlap pembangunan yang menjanjikan kemajuan, terdapat berbagai dampak yang perlu dipertimbangkan . Artikel ini mengulas bagaimana pembangunan infrastruktur mempengaruhi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Ketika Alam Berbicara

Ketika berbicara tentang keanekaragaman hayati, pembangunan infrastruktur skala besar membawa perubahan mendasar pada ekosistem dan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati mencakup keanekaragaman semua jenis tumbuhan, hewan, dan jasad renik (mikroorganisme), serta proses yang terjadi dalam ekosistem dan lingkungannya. Contoh pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera yang telah mengubah wajah Provinsi Lampung. Data menunjukkan bahwa proyek ini telah mengkonversi 69,71% lahan perkebunan dan 27,77% lahan pertanian dari total area 6.324.671,00 m. Perubahan drastis ini mengakibatkan keberlanjutan lahan pertanian pangan terganggu.

Ilustrasi ekskavator sedang mengambil batu besa. Foto  Aleksandar Pasaric: https://www.pexels.com/id-id/foto/tiga-ekskavator-kuning-dekat-front-end-lo
Ilustrasi ekskavator sedang mengambil batu besa. Foto  Aleksandar Pasaric: https://www.pexels.com/id-id/foto/tiga-ekskavator-kuning-dekat-front-end-lo

Suara dari Masyarakat

Dalam dimensi sosial, tidak bisa menutup mata terhadap berbagai konflik sosial yang muncul. Mengacu pada teori Lewis A. Coser, konflik yang muncul bersifat realistis karena adanya tuntutan yang tidak terpenuhi, kekecewaan atas keputusan yang dianggap tidak adil, dan kepentingan individu atau kelompok yang bertentangan dengan kepentingan umum. Permasalahan utama meliputi ketidaksepakatan nilai ganti rugi lahan, gangguan lingkungan seperti polusi dan kebisingan, serta relokasi yang memaksa masyarakat meninggalkan lingkungan yang telah menjadi bagian dari kehidupan.

Menjaga Keseimbangan Alam

Aspek lingkungan menjadi perhatian utama yang tidak bisa dikesampingkan. Risiko pencemaran air permukaan dan air tanah memerlukan penanganan serius dan terukur. Pencemaran air permukaan terjadi ketika polutan masuk dan mencemari badan air seperti sungai atau laut. Sedangkan, pencemaran air tanah terjadi ketika bahan pencemar meresap ke dalam tanah. Indonesia telah memiliki kerangka hukum yang kuat melalui PP No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Permen Lingkungan Hidup RI nomor 14 tahun 2013 tentang simbol dan label limbah B3, Regulasi ini menjadi panduan penting dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan.

Harapan di Tengah Perubahan

Namun, di tengah berbagai tantangan tersebut, perlu mengakui bahwa pembangunan infrastruktur membawa angin segar bagi perekonomian lokal. Terciptanya lapangan kerja baru, tumbuhnya usaha-usaha pendukung, dan meningkatnya nilai properti telah memberikan kesempatan baru bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Efek multiplier yang tercipta telah membangun rantai ekonomi yang saling menguntungkan, memberikan harapan akan kesejahteraan yang lebih baik di masa depan.

Menatap ke depan, keberhasilan pembangunan infrastruktur harus diukur tidak hanya dari aspek fisik yang dihasilkan, tetapi juga dari kemampuannya menciptakan keseimbangan antara kemajuan, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, pengembang, dan masyarakat untuk memastikan setiap proyek pembangunan memberikan manfaat optimal dengan dampak negatif yang minimal.

Referensi

  • Nasikhin, R. (2023). Implikasi Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Terhadap Keberlanjutan Lahan Pertanian Di Provinsi Lampung [Tesis, Universitas Lampung; Tesis]. In Fakultas Hukum. Link

  • Rachmawati, I. D. (2014). Konflik sosial warga Pereng akibat pembebasan lahan tol Sumo di Sidoarjo. Paradigma: Jurnal Online Mahasiswa S1 Sosiologi UNESA, 2(3). Link

  • HAKIM, A. L., 101511133063. (2019). Implementasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Pt Petrokimia Gresik (By Universitas Airlangga & Pt Petrokimia Gresik; K. S. Lestari dr. ,. M. KM & V. Amelia S. T., Eds.). Link

  • Selviana Puspita Sari_221010503379_Fakultas Ekonmi dan Bisnis-2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun