Mohon tunggu...
Selviana Dimara
Selviana Dimara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Yogyakarta

Saya selviana seorang mahasiswa aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Memahami Konsep Self Efficacy dan Pentingnya dalam Meningkatkan Produktivitas

22 Desember 2023   09:30 Diperbarui: 22 Desember 2023   09:31 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Self-efficacy, atau efikasi diri, adalah konsep yang diperkenalkan oleh Albert Bandura dalam teori sosial kognitifnya. Ini merujuk pada keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengatasi tugas-tugas yang dihadapinya, mencapai tujuan yang diinginkan, dan mengelola tantangan dalam kehidupan. Efikasi diri tidak hanya mencakup penilaian diri terhadap kemampuan teknis, tetapi juga keyakinan akan kemampuan diri untuk mengorganisir dan menggunakan keterampilan yang dimiliki dalam berbagai situasi.

Dalam konteks karir, self-efficacy juga menjadi faktor kunci dalam mencapai kesuksesan profesional. Individu yang yakin akan kemampuannya untuk mencapai tujuan karirnya lebih mungkin mengambil inisiatif, mengejar peluang, dan bertahan dalam menghadapi tantangan pekerjaan. Mereka cenderung memiliki sikap yang lebih proaktif dan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan karir. Sebaliknya, individu dengan efikasi diri yang rendah mungkin mengalami keraguan diri, kurang berinisiatif, dan cenderung menghindari tanggung jawab yang signifikan.

Definisi Self-Efficacy

Menurut teori kognitif sosial, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat self-efficacy seseorang. Pertama-tama, pengalaman berhasil memainkan peran kunci. Ketika seseorang merasakan keberhasilan dalam suatu tugas, ini dapat meningkatkan keyakinan mereka akan kemampuan mereka untuk menangani tugas serupa di masa depan. Sebaliknya, kegagalan dapat merugikan self-efficacy, kecuali individu tersebut mampu mengubah persepsi mereka terhadap kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.

Selain itu, observasi terhadap keberhasilan orang lain juga dapat mempengaruhi self-efficacy seseorang. Melihat individu lain berhasil dalam suatu tugas dapat memberikan contoh positif dan meningkatkan keyakinan bahwa pencapaian serupa mungkin juga dapat dicapai oleh diri mereka sendiri. Model yang berhasil berfungsi sebagai sumber inspirasi dan panduan bagi pengembangan self-efficacy.

Dorongan atau umpan balik positif juga merupakan faktor yang penting dalam pembentukan self-efficacy. Ketika individu mendapatkan dukungan dan dorongan dari orang lain, baik berupa pujian atau bantuan praktis, hal ini dapat memperkuat keyakinan mereka akan kemampuan diri sendiri. Sebaliknya, kritik yang berlebihan atau kurangnya dukungan dapat merugikan self-efficacy.

Faktor fisiologis juga dapat memainkan peran dalam self-efficacy. Sensasi fisik yang menyertai kecemasan atau ketegangan, seperti detak jantung yang cepat atau gemetar, dapat mempengaruhi keyakinan seseorang terhadap kemampuannya. Pelatihan diri untuk mengelola reaksi fisiologis tersebut dapat membantu meningkatkan self-efficacy.

Hubungan Self-Efficacy dengan Produktivitas

Hubungan antara self-efficacy dan produktivitas telah menjadi fokus utama dalam berbagai penelitian psikologi dan manajemen. Secara umum, self-efficacy dapat memberikan dampak signifikan pada tingkat produktivitas seseorang dalam berbagai konteks kehidupan, termasuk pekerjaan dan pendidikan.

Hubungan antara self-efficacy dan produktivitas adalah bahwa keyakinan diri yang tinggi dapat meningkatkan motivasi dan ketekunan seseorang dalam mencapai tujuan mereka. Individu yang percaya diri cenderung lebih bersemangat dan berusaha lebih keras untuk mengatasi hambatan atau tantangan yang mungkin muncul dalam mencapai tujuan mereka. Ini dapat menyebabkan peningkatan produktivitas karena individu akan lebih cenderung untuk tetap fokus dan gigih dalam usahanya.

Selain itu, self-efficacy juga dapat mempengaruhi pola pikir individu terhadap kegagalan. Individu dengan tingkat self-efficacy yang tinggi cenderung melihat kegagalan sebagai suatu tantangan atau peluang untuk belajar, bukan sebagai hambatan yang menghentikan usaha mereka. Ini dapat meningkatkan ketahanan mental dan memungkinkan individu untuk tetap produktif meskipun menghadapi rintangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun