asesmen, pengukuran, penilian, evaluasi, tujuan pembelajaran dan capaian pembelajaran
Asesmen merupakan suatu proses mempertimbangkan setiap informasi terkait individu maupun situasi terkini guna dilakukan penilaian. Assessment merupakan bagian dari proses penilaian atas individu atau situasi yang bisa merefleksikan berhasil tidaknya dalam mencapai suatu tujuan. Assessment dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu atau nilai atas situasi maupun individu. Sebab dari proses inilah bisa dilakukan evaluasi atas berbagai kekurangan atau kelemahan yang ada. Selain itu, dengan adanya assessment Anda bisa dengan mudah mengidentifikasi setiap indikator kompetensi yang telah berhasil Anda capai atau wujudkan.
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan di mana nilai numerik suatu besaran fisis atau sifat suatu benda atau fenomena tertentu ditentukan atau diperoleh. Tujuan utama pengukuran adalah untuk memperoleh informasi yang obyektif dan terukur mengenai kuantitas atau kualitas suatu objek atau fenomena yang diamati. Tujuan utama pengukuran adalah untuk memperoleh nilai numerik yang dapat digunakan untuk membandingkan, mendeskripsikan, dan memahami sifat-sifat suatu benda atau fenomena. Pengukuran dapat dilakukan di berbagai bidang, termasuk fisika, kimia, biologi, teknik, dan banyak lainnya. Dalam sains, pengukuran digunakan untuk mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan memverifikasi temuan penelitian.
Dalam pembelajaran, penilaian merupakan suatu metode yang digunakan guru untuk mengukur kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi tiga bidang, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga bidang ini tidak dapat dibedakan secara jelas satu sama lain. Apapun subjeknya, selalu mencakup ketiga bidang ini, namun penekanannya berbeda. Penilaian dapat didefinisikan sebagai bagian penilaian yang digunakan untuk memperoleh informasi dalam bentuk kualitatif apa pun yang menjadi dasar penilaian mengenai tingkat pengetahuan siswa secara umum. Secara sederhana evaluasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses pengukuran yang memberikan informasi tentang karakteristik siswa menurut kaidah-kaidah tertentu.
Evaluasi merupakan suatu prosedur yang dirancang untuk mengukur, mengevaluasi dan menentukan keberhasilan suatu program. Evaluasi adalah cara terbaik untuk menguji efisiensi dan produktivitas. Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris "evaluation" yang berarti penilaian atau penilaian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (KBBI) evaluasi juga mempunyai arti yang sama yaitu penilaian. Evaluasi merupakan hal yang lumrah dalam sebuah organisasi. Dengan adanya evaluasi diharapkan semuanya berjalan sesuai rencana awal. Sehingga adanya kegiatan penilaian ini tentunya tidak sia-sia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dan memahami tujuan evaluasi, fungsi dan tahapannya.
Pengembangan tujuan pembelajaran menjadi penting karena menjadi pedoman pemilihan bahan ajar, strategi, model, metode dan media yang digunakan dalam pengajaran. Tujuan pembelajaran yang baik mengacu pada rumus ABCD yaitu (Penonton, Perilaku, Kesesuaian dan Nilai). Unsur inti tujuan pembelajaran ABCD diartikulasikan dalam bentuk perilaku kompetensi yang spesifik, nyata dan terukur. 4 Elemen kunci tujuan pembelajaran
Menyusun tujuan pembelajaran yang baik dan lengkap merupakan hal yang sangat krusial bagi para pendidik agar bisa memberi petunjuk dalam kegiatan belajar mengajar. Berikut Guraru jelaskan mengenai 4 unsur pokok tujuan pembelajaran.
- Audience (peserta)
Salah satu unsur pokok tujuan pembelajaran adalah Audience yang merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Audience dalam tujuan pembelajaran adalah para peserta didik.Dalam pembelajaran harus dijelaskan siapa siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Keterangan mengenai siswa yang akan menjadi kelompok sasaran pembelajaran diusahakan harus spesifik agar tujuan pembelajaran berjalan dengan optimal. - Behavior (perilaku)
Tujuan pembelajaran berikutnya adalah Behavior, merupakan perilaku yang diharapkan pada siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Bagian penting dalam merumuskan perilaku ini adalah kalimat aktif transitif. Kalimat aktif transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek setelah kata kerja tersebut. Contoh kata kerja tersebut seperti menyebutkan, menganalisis, menyusun, dll.Unsur Behavior sangat penting dalam tujuan pembelajaran karena tanpa perilaku yang jelas, unsur yang lain menjadi tidak bermakna. Oleh karena itu, tanpa adanya perilaku atau aktivitas dari peserta didik maka pembelajaran tidak dapat dilakukan. - Condition (kondisi)
Dalam tujuan pembelajaran, Condition merupakan keadaan peserta didik sebelum dan sesudah melakukan aktivitas pembelajaran. Selain itu, Condition juga termasuk persyaratan yang harus dipenuhi agar perilaku peserta didik dapat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Perumusan Condition ditulis dalam bentuk kata kerja yang mencakup aktivitas siswa untuk mencapai suatu perubahan perilaku sesuai tujuan pembelajaran - Degree (tingkatan)
Degree merupakan batas minimal tingkat keberhasilan yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku yang diharapkan. Tingkatan dalam unsur ini bergantung pada bobot materi yang akan disajikan dan menilai sejauh mana penguasaan siswa dalam memahami materi ajar serta menunjukan suatu tingkah laku. Siswa dengan nilai di bawah batas minimum akan dianggap belum mencapai tujuan pembelajaran sehingga guru harus mengadakan evaluasi untuk menangani hal ini.
Taksonomi Bloom merupakan struktur hierarki yang mengidentifikasi keterampilan berpikir dari rendah ke tinggi. Taksonomi Bloom pertama kali diterbitkan pada tahun 1956 oleh psikolog pendidikan terkenal Amerika Benjamin Bloom. Perubahan hanya dilakukan pada area kognitif dengan verba operasional (KKO)
Berikut ini perbandingan taksonomi bloom dan revisinya pada ranah kognitif:
Taksonomi Bloom
Revisi Taksonomi Bloom
Keterangan
Pengetahuan (C1)
Mengingat
Low Order Thingking Skills (LOTS)
Pemahaman (C2)
Memahami
Penerapan (C3)
Mengaplikasikan
Analisis (C4)
Menganalisis
High Order Thingking Skills (HOTS)
Evaluasi (C5)
Mengevaluasi
Sintesis (C6)
Mengkreasi/Membuat/
Menciptakan
Ranah afektif merupakan ranah yang mencakup perasaan, sikap, dan nilai yang dimiliki siswa. Kata kerja operasional di ranah afektif terdiri dari 5 kategori, yaitu:
1. Kategori perasaan (feeling): merasa senang, merasa sedih, merasa bahagia
2. Kategori sikap (attitude): menghargai, memahami, mempercayai
3. Kategori nilai (value): menghargai, memahami, mempercayai
4. Kategori kepercayaan (trust): mempercayai, merasa nyaman, merasa yakin
5. Kategori komunikasi (communication): berbicara, menyimak, mengeluarkan pendapat
Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang mencakup gerakan tubuh siswa yang terkait dengan pembelajaran. Kata kerja operasional di ranah psikomotorik terdiri dari 5 kategori, yaitu:
1. Kategori gerak kasar (gross motor): berlari, melompat, menendang
2. Kategori gerak halus (fine motor): menggambar, menulis, memasang
3. Kategori gerak otomatis (automatic motor): menari, menyanyi, bermain musik
4. Kategori gerak perasaan (affective motor): merasa senang, merasa sedih, merasa bahagia
5. Kategori gerak bersifat imitatif (imitative motor): menirukan, mencontoh, mengikuti
Pengertian tujuan pembelajaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan tujuan pembelajaran (TP) sebagai gambaran pencapaian tiga aspek kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) yang dicapai peserta didik dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Tujuan Pembelajaran adalah ungkapan yang digunakan dalam kurikulum Indonesia yang menggambarkan kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, dikuasai, dan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.
- Melalui pengamatan dan eksplorasi, siswa mampu menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar
- Dengan penugasan membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks bacaan dalam bentuk peta pikiran dengan tepat.
- Melalui wawancara sederhana, siswa mampu menyebutkan di Indonesia
Siswa mampu menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran mengenai titik dan garis
Dengan adanya kegiatan literasi akan menumbuhkan keterampilan dalam literasi siswa yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar mereka dan kehidupannya.
Merancang solusi untuk menyelesaikan permasalahan dalam materi pelajaran
Melalui kegiatan menuliskan dan menghafal, peserta didik menununjukkan sikap sesuai dengan nilai yang terkandung
Melalui kegiatan mewarnai peserta didik mampu mengenali beberapa symbol
Melalui menganalisis video, peserta didik dapat menuliskan dan menyebutkan bagian ruang guru
Melalui kegiatan mengidentifikasi suatu tempat peserta didik dapat menunjukkan sikap menghargai
Cara Mengukur Keberhasilan Pencapaian Tujuan Pembelajaran
Guru perlu menentukan kriteria untuk mengetahui apakah seorang siswa berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau indikator ketercapaian tujuan pembelajaran. Kriteria ini berbentuk penjelasan mengenai kemampuan apa yang perlu ditunjukkan siswa sebagai bukti bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran.
1. Menggunakan deskripsi kriteria
Contoh, pada tugas menulis laporan mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru menetapkan kriteria keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran berupa laporan menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut.
2. Berbicara dan mempresentasikan
Contoh, peserta didik mampu menghafalkan teks dengan tepat. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan membantu gambar atau ilustrasi
3. Menggunakan rubrik
Contoh, pada tugas menulis laporan mata pelajaran Bahasa Indonesia, ada dua bagian yang menjadi kriteria keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, yaitu isi laporan dan penulisan.
Dalam rubrik terdapat empat tahap pencapaian, yaitu baru berkembang, layak, cakap hingga mahir. Dalam setiap tahapan ada deskripsi yang menjelaskan performa siswa.
4. Menggunakan skala atau interval nilai
Selain deskripsi kriteria dan rubrik, guru juga dapat menggunakan skala atau interval nilai untuk menentukan kriteria keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Capaian Pembelajaran Fase C
Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan sistem - perangkat unsur yang saling terhubung satu sama lain dan berjalan dengan aturan-aturan tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu - khususnya yang berkaitan dengan bagaimana alam dan kehidupan sosial saling berkaitan dalam konteks kebhinekaan. Peserta didik melakukan suatu tindakan, mengambil suatu keputusan atau menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap materi yang telah dipelajari.
Fase B Berdasarkan Elemen
Pemahaman IPAS (sains dan sosial)
Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya) peserta didik mendemonstrasikan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mendeskripsikan adanya ancaman krisis energi yang dapat terjadi serta mengusulkan upayaupaya  individu maupun kolektif yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi dan serta penemuan sumber energi alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber  daya yang ada di sekitarnya.  Â
Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana  sistem tata surya bekerja dan kaitannya dengan gerak rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan bagaimana perubahan kondisi alam di permukaan bumi terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup yang menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi.  Â
Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta konvensional/digital untuk mengenal letak dan kondisi geografis negara Indonesia. Peserta didik mengenal keragaman budaya nasional yang dikaitkan dengan konteks kebhinekaan. Peserta didik menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan imperialisme, merefleksikan perjuangan para pahlawan dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta meneladani perjuangan pahlawan dalam tindakan nyata sehari-hari. Â Â
Di akhir fase ini, peserta didik mengenal berbagai macam kegiatan ekonomi masyarakat dan ekonomi kreatif di lingkungan sekitar. Â Dengan penuh kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.
Keterampilan proses
- Mengamati Pada akhir fase C, peserta didik mengamati  fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan panca indra, mencatat hasil pengamatannya, serta mencari persamaan dan perbedaannya.Â
- Mempertanyakan dan memprediksi Dengan panduan, peserta didik dapat  mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.Â
- Merencanakan dan melakukan penyelidikan Secara mandiri, peserta didik merencanakan  dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.  Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.Â
- Memproses, menganalisis data dan informasi Menyajikan data dalam bentuk tabel atau  grafik serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital. Membandingkan data dengan prediksi dan menggunakannya sebagai bukti dalam menyusun penjelasan ilmiah.Â
- Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui  perbandingan dengan teori yang ada. Merefleksikan proses investigasi, termasuk merefleksikan validitas suatu tes.Â
- Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan  secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum sesuai format yang ditentukan.  Â
Capaian Pembelajaran Fase C
Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan sistem - perangkat unsur yang saling terhubung satu sama lain dan berjalan dengan aturan-aturan tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu - khususnya yang berkaitan dengan bagaimana alam dan kehidupan sosial saling berkaitan dalam konteks kebhinekaan. Peserta didik melakukan suatu tindakan, mengambil suatu keputusan atau menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap materi yang telah dipelajari.
Fase B Berdasarkan Elemen
Pemahaman IPAS (sains dan sosial)
Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya) peserta didik mendemonstrasikan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mendeskripsikan adanya ancaman krisis energi yang dapat terjadi serta mengusulkan upayaupaya  individu maupun kolektif yang dapat dilakukan untuk menghemat penggunaan energi dan serta penemuan sumber energi alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber  daya yang ada di sekitarnya.  Â
Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana  sistem tata surya bekerja dan kaitannya dengan gerak rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik merefleksikan bagaimana perubahan kondisi alam di permukaan bumi terjadi akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup yang menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi.  Â
Di akhir fase ini peserta didik menggunakan peta konvensional/digital untuk mengenal letak dan kondisi geografis negara Indonesia. Peserta didik mengenal keragaman budaya nasional yang dikaitkan dengan konteks kebhinekaan. Peserta didik menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan imperialisme, merefleksikan perjuangan para pahlawan dalam upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta
 meneladani perjuangan pahlawan dalam tindakan nyata sehari-hari.  Â
Di akhir fase ini, peserta didik mengenal berbagai macam kegiatan ekonomi masyarakat dan ekonomi kreatif di lingkungan sekitar. Â Dengan penuh kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang berlaku di wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.
Keterampilan proses
- Mengamati Pada akhir fase C, peserta didik mengamati  fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan menggunakan panca indra, mencatat hasil pengamatannya, serta mencari persamaan dan perbedaannya.Â
- Mempertanyakan dan memprediksi Dengan panduan, peserta didik dapat  mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah.Â
- Merencanakan dan melakukan penyelidikan Secara mandiri, peserta didik merencanakan  dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.  Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.Â
- Memproses, menganalisis data dan informasi Menyajikan data dalam bentuk tabel atau  grafik serta menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital atau non digital. Membandingkan data dengan prediksi dan menggunakannya sebagai bukti dalam menyusun penjelasan ilmiah.Â
- Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui  perbandingan dengan teori yang ada. Merefleksikan proses investigasi, termasuk merefleksikan validitas suatu tes.Â
- Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan  secara utuh yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum sesuai format yang ditentukan.  Â
ELEMEN
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Menyimak
Peserta didik mampu bersikap menjadi pendengar yang penuh perhatian. Peserta didik menunjukkan minat pada tuturan yang didengar serta mampu memahami pesan lisan dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), instruksi lisan, dan percakapan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
Membaca Dan Memirsa
Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang menunjukkan minat terhadap teks yang dibaca atau dipirsa. Peserta didik mampu membaca kata-kata yang dikenalinya sehari-hari dengan fasih.
Peserta didik mampu memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak. Peserta didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Berbicara Dan Mempresentasikan
Peserta didik mampu berbicara dengan santun tentang beragam topik yang dikenali menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu merespons dengan bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun dalam suatu percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan atau tanpa bantuan gambar/ilustrasi.
Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu isi informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan lingkungan. Elemen Capaian Pembelajaran
Menulis
Peserta didik mampu menunjukkan keterampilan menulis permulaan dengan benar (cara memegang alat tulis, jarak mata dengan buku, menebalkan garis/huruf, dll.) di atas kertas dan/atau melalui media digital.
Peserta didik mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.
Peserta didik mampu menulis teks deskripsi dengan beberapa kalimat sederhana, menulis teks rekon tentang pengalaman diri, menulis kembali narasi berdasarkan teks fiksi yang dibaca atau didengar, menulis teks prosedur tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis teks eksposisi tentang kehidupan sehari hari
Sumber :
Zainal, N. F. (2020). Pengukuran, assessment dan evaluasi dalam pembelajaran matematika. Laplace: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 8-26.
Wulan, A. R. (2007). Pengertian dan esensi konsep evaluasi, asesmen, tes, dan pengukuran. Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Utari, R., Madya, W., & Pusdiklat, K. N. P. K. (2011). Taksonomi bloom. Jurnal: Pusdiklat KNPK, 766(1), 1-7.
Utami, T. H. (2010). Indikator dan tujuan pembelajaran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. In Prosiding Seminar Nasional MIPA yang diunduh dari https://www. researchgate. net/publicati on/281288294_INDIKATOR_DAN_ TUJUAN_PEMBELAJARAN_DAL AM_RENCANA_PELAKSANAAN_ PEMBELAJARAN.
In'Ratnasari, K. (2020). Efektivitas Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Capaian Pembelajaran Siswa Sekolah Dasar. Auladuna: Jurnal Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2(1), 155-167.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H