Tidak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 memangkas aktivas harian manusia. Lebih dari setahun, sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan kegiatan dari rumah saja. Terlebih lagi bagi masyarakat yang bekerja di kota besar seperti Jakarta, pengurangan aktivitas sangat terasa sejak diberlakukannya WFH (Work From Home).
Sebagian besar orang yang bekerja dari rumah saja mengaku mengalami kenaikan berat badan. Melansir dari CNNIndonesia.com, terdapat 65% orang mengalami kesulitan mengatur berat badan saat pandemi Covid-19. Survei tersebut dilakukan secara daring terhadap 800 orang dewasa di Inggris.
Melansir dari BBC.com, Badan Kesehatan Inggris-PHE (Public Health England) telah mengadakan survei yang melibatkan 5.000 orang. Dari hasil survei tersebut, lebih dari 40% orang dewasa mengalami kenaikan berat badan rat-rata 3 kilogram selama pandemi Covid-19.
Peserta survei megungkapkan alasan kenaikan berat badan mereka karena tidak bisa mempertahankan pola hidup sehat. Aktivitas olahraga tidak dapat dilakukan secara teratur. Adanya kebiasaan mengudap juga menjadi pemicu kenaikan berat badan.
Pandemi ini menyadarkan bahwa kenaikan berat badan tertanya tidak hanya dipengaruhi oleh makanan saja. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab kenaikan berat badan, antara lain:
1. Pola makan yang tidak teratur
Pada sebagian orang, ada yang melewatkan waktu sarapan. Mereka melakukan ini dengan alasan tidak sempat atau sengaja melakukan karena dianggap dengan melewatkan salah satu waktu makan dapat mengurangi berat badan.
Ternyata, melewatkan waktu makan justru memicu tubuh menjadi merasa lebih cepat lapar, stres, dan berpengaruh terhadap gula darah.
2. Tingkat stres
Seseorang yang mengalami stres biasanya membutuhkan pelarian. Ada yang menjadikan makanan sebagai pelarian saat sedang tertekan. Makin tertekan, makin sering makan. Tanpa sadar, hal ini memengaruhi kenaikan berat badan.
3. Faktor penuaan
Seiring pertambahan usia, kalori yang dibutuhkan tubuh mengalami penurunan. Demikian pula halnya terjadi  dengan massa otot. Oleh sebab itu, asupan makanan dan kegiatan yang dilakukan saat berusia 20 tahun, 30 tahun, dan 50 tahun tidak dapat disamakan.
4. Kurang gerak
Bergerak merupakan salah satu cara menjaga kebugaran tubuh. Kurang bergerak akan dapat menyebabkan masalah lain pada tubuh yang pada akhirnya menggiring untuk dapat menikmati pola hidup sedentary.