Topik pilihan kali ini serasa membuka kembali kenangan awal bekerja dan pengalaman beberapa teman ketika pertama memasuki dunia kerja. Ternyata istilah "senior" dan "senioritas" dalam dunia kerja itu ada. Bahkan mungkin tanpa sadar dialami juga ketika bersekolah.
Jika menoleh ke belakang saat masih duduk di bangku sekolah, ada istilah MOS (Masa Orientasi Siswa) yang sekarang dikenal dengan istilah MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).Â
Ketika di bangku kuliah, mahasiswa baru dihadapkan dengan  OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus).
Ternyata masa-masa itu banyak kenangan. Ada kenangan lucu, seru, dan menyedihkan. Mengapa pula siswa atau mahasiswa baru harus memakai kaus kaki berbeda, memakai kuciran rambut banyak dan berbeda warna, serta masih banyak kegiatan yang kadang tidak berguna tetapi dilakukan.
Seandainya saja kakak kelas atau kakak tingkat mampu menunjukkan senioritas dalam hal kebaikan, pasti adik-adiknya akan mewariskan kebaikan kepada adik kelas atau adik tingkat berikutnya.Â
Herannya ajang ini menjadi seperti balas dendam. Apa yang diterima dahulu, harus diterima pula oleh adik kelas atau adik tingkatnya.
Senioritas yang kurang tepat ini akhirnya terbawa dalam dunia kerja. Saat ada pekerja baru, selalu ada saja yang membicarakan di belakang. Pekerja baru selalu dianggap tidak memiliki kemampuan sesuai dengan yang seharusnya dijalankan.Â
Pada kenyataannya, tidak semua pekerja baru benar-benar tidak memiliki keahlian. Bisa jadi keahlian ada, tetapi masih memerlukan adaptasi dengan tempat kerjanya.Â
Setiap orang pasti diperhadapkan pada proses adaptasi jika mengalami pergantian.
Senioritas dalam dunia kerja dapat menjadi ajang menyebar kebaikan. Seperti rantai kebaikan yang tidak akan putus, demikian para senior wajib memberikan warisan kepada para pekerja baru.