Satu hari sebelum jadwal kuretase, dokter meminta saya sudah bermalam di rumah sakit. Ini pengalaman pertama dan agak berdebar juga.
Ternyata pelayanan yang saya dapatkan tergolong baik. Saya mendapat fasilitas dan pelayanan yang sama dengan pasien bukan BPJS. Di sinilah saya merasa bersyukur akan kebaikan Tuhan atas hal yang tidak pernah saya pikirkan.
Keesokan harinya, saya diantar menuju ke ruang kuretase. Ternyata hari itu lumayan banyak yang melakukan kuretase. Saya berdoa sambil melihat tangan dokter yang memegang alat. Sempat mengintip juga ke bilik sebelah karena penasaran. Eh, tidak tahunya dokter telah ada di hadapan saya sambil mengajak berbincang.Â
Sesaat mata saya terpejam dalam ketidaksadaran karena efek bius. Saya terbangun dan kaget karena tiba-tiba ada suami di samping dan berkata kuretase telah selesai. Lho, perasaan saya sedang bercakap dengan dokter, tetapi tiba-tiba kesadaran lenyap.
Merasa sudah selesai, saya ingin segera berdiri. Suster mencegah agar saya tidak terjatuh karena masih ada pengaruh obat bius. Wah, susternya perhatian dan baik sekali. Ada ruangan khusus untuk saya menunggu hingga kondisi stabil.
Hari itu, saya pun diizinkan pulang dan diberi beberapa vitamin tanpa membayar sepeser pun uang tambahan. Hanya dengan menggunakan fasilitas BPJS, saya bisa mendapatkan pelayanan kuretase yang baik. Hanya uang parkir yang saya keluarkan selama ke rumah sakit. Semua di luar dugaan dan kembali saya bersyukur mendapatkan pelayanan BPJS ini.
5. Melakukan kontrol setelah kuret
Beberapa hari setelah kuretase, dokter meminta saya untuk kontrol. Saya agak lupa tepatnya berapa hari. Tujuan kontrol ini untuk memastikan pasien setelah peristiwa kuretase.
Saya melakukan prosedur pendaftaran seperti layaknya pasien BPJS lain yang perlu sabar. Setelah itu, saya diarahkan ke dokter kandungan untuk melakukan konsultasi dan pengecekan. Dari hasil pengecekan, semua berjalan baik dan saya dinyatakan aman.
Itulah serangkaian tahap yang saya lalui ketika menggunakan BPJS kesehatan saat mengalami keguguran. Dari sini saya belajar untuk tidak selalu menganggap BPJS sebelah mata. Ternyata layanan yang saya dapatkan juga prima. Saya kurang tahu pasti apakah ada pengaruh tingkatan faskes dengan pelayanan. Akan tetapi, setidaknya saya tahu bahwa BPJS memang ada berguna.
Memang dibutuhkan kesabaran dalam antrean BPJS mengingat pihak yang ditangani juga banyak. Dengan sedikit kesabaran, rasanya akan merasa bersyukur dengan layanan yang didapatkan melalui BPJS ini.Â
Dalam menggunakan layanan BPJS, ada baiknya kita perlu tahu prosedur dengan baik agar terhindar dari sungut-sungut saat menggunakannya. Penanganan penyakit satu dan lainnya pasti ada perbedaan. Belajar memahami dan berpikir positif akan memberikan pencerahan saat menggunakan BPJS untuk penanganan kesehatan.Â