Libur telah tiba
Libur telah tiba
Hore! Hore! Hore!
Simpanlah tas dan bukumu
Lupakan keluh kesahmu
Libur telah tiba
Libur telah tiba
Hatiku gembira
Sepenggal lirik dari lagu yang dibawakan oleh Tasya mewakili perasaan anak-anak sekolah hari ini. Ada kebebasan dan rasa lega untuk sesaat, bebas dari penat dan beban sekolah.
Liburan sekolah tahun ini rasanya harus makin waspada dibandingkan liburan sekolah tahun lalu.Â
Peningkatan kasus Covid-19 akhir-akhir ini terpaksa merubah kembali tatanan dan rencana Pertemuan Tatap Muka (PTM).
Liburan sekolah yang biasanya bisa jalan-jalan leluasa sekarang harus di rumah saja.
Liburan sekolah yang berlangsung dari tanggal 26 Juni-11 Juli 2021 terkesan lama jika kegiatan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan aktivitas ketika belajar daring.Â
Sebagai orang tua, pastinya ingin anak-anaknya memiliki keterampilan hidup untuk menunjang kehidupannya di masa dewasa.Â
Liburan sekolah menjadi saat yang tepat untuk mengajarkan beberapa pekerjaan rumah untuk menambah keterampilan hidup yang dibutuhkan anak.Â
Ada beberapa pekerjaan rumah yang sebaiknya diajarkan oleh orang tua agar anak dapat mandiri dan tidak terbiasa dilayani, antara lain:
1. Merapikan tempat tidur sendiri
Seorang anak yang memiliki tempat tidur sendiri dapat mulai dilatih untuk merapikannya.Â
Kegiatan ini bermanfaat untuk melatih tanggung jawab dan kemandirian anak.
Setiap orang pasti ingin merasakan nyaman saat di tempat tidur. Tempat tidur yang rapi dan bersih akan memberikan rasa nyaman serta memengaruhi kualitas tidur dan kesehatan.Â
Rutinitas ini jika sering dilakukan akan membuat anak cinta kebersihan.Â
2. Mencuci piring
Mencuci piring merupakan pekerjaan rumah tangga mendasar yang dapat dilakukan oleh wanita atau pria. Tidak perlu mengaitkan hal ini pada gender.Â
Suatu saat anak akan dewasa dan mungkin hidup sendiri atau merantau di lain daerah dibutuhkan keterampilan dasar ini karena tidak selalu ada orang lain yang membantu.
Bagi anak yang masih kecil, mungkin mencuci piring sulit dilakukan. Akan tetapi, orang tua dapat mengajak anak membantu merapikan meja makan atau membawa piring kotor untuk dicuci.Â
Anak usia TK pun sudah dapat diajak dan diajarkan hal ini. Ada kedekatan yang terjalin antara orang tua dan anak.Â
Pembiasaan selama liburan dapat diterapkan dengan cara anak mencuci piringnya sendiri setelah selesai makan.Â
Hal ini memberikan manfaat bagi anak agar mau bertanggung jawab dan menghargai pekerjaan orang lain. Keterampilan motorik anak juga terasah dengan latihan ini.
3. Mencuci baju dalam sendiri
Mencuci baju dalam sendiri dapat mulai diterapkan pada anak yang sudah memasuki masa pra remaja. Terutama bagi anak wanita, hal ini sangat penting.Â
Ada saatnya mereka akan mengalami masa menstruasi, jangan sampai pakaian dalam dicucikan oleh orang lain.
Pekerjaan mencuci memang tidak mudah bagi anak. Oleh sebab itu diperlukan latihan dimulai dari yang mudah, yaitu baju dalam.Â
Tidak selamanya kebutuhan hidup harus disiapkan oleh orang lain. Ada saatnya anak harus mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
4. Melipat pakaian
Kegiatan melipat pakaian dapat mulai diajarkan pada anak usia SD. Paling mudah adalah melipat handuk, kaos, atau baju miliknya sendiri.Â
Mungkin lipatan anak belum sempurna, tetapi biarkan saja berlatih. Apa pun hasilnya, pujian dari orang tua diperlukan untuk menambah semangat anak untuk belajar melipat.
Kegiatan melipat pakaian tentunya membutuhkan kerapian. Anak akan mendapatkan latihan motorik dan belajar rapi.Â
5. Menyapu dan mengepel
Di usia balita, anak memiliki kebiasaan meniru, misalnya ikut-ikutan menyapu. Kadangkala orang tua melarang anak karena dianggap main-main dan berbahaya.Â
Padahal jika diarahkan, anak akan memiliki keterampilan motorik memegang sapu dan bahkan bisa membantu meringankan pekerjaan orang tua untuk membersihkan rumah.Â
Anak usia 9 tahun sudah dapat belajar untuk menyapu dengan baik. Sementara untuk mengepel, seringkali masih agak kurang bersih. Akan tetapi, anak perlu dilatih agar memahami cara mengepel yang benar.Â
Kebiasaan menyapu atau mengepel menanaman konsep kebersihan dan cinta kebersihan pada anak.Â
Anak pun akan memiliki empati dan mau menyapu atau mengepel saat rumah kotor.
6. Memasak
Belajar memasak untuk anak memang penuh dengan kewaspadaan. Masakan apa yang perlu diajarkan ke anak dapat disesuaikan dengan umurnya.
Pada usia balita, anak belum cakap untuk diajarkan keterampilan memasak. Akan tetapi, anak dapat diajak untuk memasak bersama dengan orang tuanya. Misalnya menyiapkan bahan-bahan yang akan dimasak atau membantu mencuci sayuran.Â
Pada usia 9-12 tahun, anak sebaiknya sudah memiliki keberanian menyalakan kompor. Memasak air adalah hal yang paling mudah dan dapat diajarkan pertama.Â
Di usia ini, anak dapat pula belajar membuat telor mata sapi dengan pendampingan orang tua.
Pada usia 14-15 tahun, anak sudah boleh untuk mulai mengenal cara memasak sayur yang sederhana. Orang tua dapat mengajak anak memasak bersama atau mendampingi anak saat mencoba masakan pertamanya.Â
Ada berbagai keterampilan yang didapatkan dengan kegiatan memasak, misalnya memegang pisau, memotong sayur, mengatur waktu, atau menentukan menu masakan.Â
Ada rasa percaya diri yang diperoleh ketika anak dapat menyelesaikan tantangan dalam memasak. Misalnya setelah berani menyalakan kompor atau berkreasi dengan masakannya.Â
Kegiatan-kegiatan tersebut selain memberi manfaat untuk anak, juga meringankan pekerjaan orang tua. Terlebih lagi bagi keluarga yang tidak memiliki asisten rumah tangga, hal ini perlu diajarkan untuk anak.Â
Jangan sampai orang tua memegang kendali semua pekerjaan rumah.Â
Bukankah berbagi pekerjaan akan membuat beban ringan dan tersedia lebih banyak waktu bersama untuk keluarga?
Sekarang saat yang tepat untuk mulai mengajak anak belajar mengenal pekerjaan rumah.Â
Liburan di rumah saja akan terasa bermanfaat dan menyenangkan dengan pengalaman-pengalaman baru yang membuat anak tertantang dan menjadi bekal kehidupan masa depannya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI