Bagi guru bahasa Indonesia, menyisipkan peribahasa sangat mudah dilakukan. Mengingat materi bahasa Indonesia sarat dengan pemahaman teks, pendidikan karakter sangat mudah disisipkan dalam teks.Â
Berikut ini merupakan contoh teks yang disisipkan pendidikan karakter melalui peribahasa:
Andi kebingungan saat mengerjakan ulangan. Ia teringat ajakan Toni untuk belajar bersama kemarin. Ia menyesal menolak ajakan itu dan justru memilih bermain layang-layang. Hari ini Andi tidak dapat mengerjakan ulangan, sementara Toni terlihat dengan mudah menyelesaikan soal.Â
Saat ibu guru membacakan hasil ulangan, Toni ternyata mendapat nilai bagus dan Andi mendapat nilai merah. Saat itu ia teringat kalimat yang pernah diucapkan ibu guru, "Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai" Pantas saja jika Toni bisa pandai dan dapat nilai bagus karena ia rajin belajar.Â
Penggunaan peribahasa dalam pendidikan karakter bukan hanya dapat dilakukan oleh guru bahasa Indonesia saja. Guru PPKn dan pendidikan agama yang sarat dengan pembentukan karakter dapat pula menggunakan peribahasa dalam pengajarannya.Â
Pendidikan karakter harus tetap ada dalam pengajaran di semua bidang studi. Peribahasa dapat digunakan untuk menunjang pembentukan karakter melalui setiap pengajaran.Â
Misalnya saja dalam pelajaran matematika yang seringkali dianggap sebagai "momok" oleh para murid, guru dapat menyisipkan peribahasa "alah bisa karena biasa", pekerjaan sesulit apapun akan mudah jika dikerjakan berulang kali. Dengan latihan yang tekun, lambat laun pasti bisa.
Berikut ini beberapa contoh peribahasa yang dapat diterapkan dalam pembelajaran dan menunjang pembentukan karakter dalam dunia pendidikan:
1. Lempar batu sembunyi tangan
Peribahasa ini dapat diberikan saat memberikan nasehat kepada anak didik. Kadangkala ada keisengan dari anak didik yang merugikan temannya, sementara pelakunya berpura-pura tidak tahu. Ada penanaman karakter kejujuran, religius, dan tanggung jawab melalui peribahasa ini.Â
2. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing
Dalam peribahasa ini terdapat penanaman karakter toleransi, peduli, kerja sama, demokratis, dan tanggung jawab. Anak didik dapat menerapkan ini dalam kegiatan kerja kelompok.