Anak diminta untuk menyerahkan foto berupa kegiatan merapikan tempat tidur sendiri. Jika orang tua mendukung, hal ini akan benar-benar diterapkan dan membawa manfaat yang baik bagi masa depan anak.Â
Akan tetapi, jika orang tua tidak mendukung, intinya yang penting kirim foto anak merapikan tempat tidur dan dianggap selesai. Tentunya, pihak guru tidak dirugikan dengan ketidakjujuran yang terjadi ini.Â
Akan tetapi, nilai pembelajaran hidup berkaitan dengan tanggung jawab tidak didapatkan anak karena orang tua ingin anaknya sekadar kirim foto.Â
Sebagai orang tua, pasti ingin anak-anaknya mendapatkan hasil yang baik. Adanya tes yang diberikan pihak sekolah seringkali menjadi momok tersendiri ketika proses pendidikan berlangsung.Â
Orang tua tidak percaya pada kemampuan anak dan khawatir jika anak mendapatkan nilai jelek. Akhirnya, ada orang tua yang turut serta dalam pengerjaan soal tes. Pasti hasilnya akan baik dan lolos KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Nilai baik yang diperoleh anak saat tes dengan bantuan orang tua tidak dapat menjadi tolak ukur pemahaman anak terhadap penguasaan materi. Soal yang seharusnya untuk mengetahui kemampuan anak, tetapi dikerjakan orang tua. Berarti, yang sekolah bukan anaknya, melainkan orang tuanya.
Beruntungnya tidak semua orang tua membantu anaknya saat mengerjakan tes. Apa yang terjadi jika semua orang tua di Indonesia ini membantu anaknya dalam mengerjakan tes? Tanpa sadar, orang tua sudah mengajarkan dan membentuk karakter tidak jujur dalam diri anak.
3. Integritas Anak
Berdasarkan  KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Integritas adalah suatu mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan satu kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan serta kejujuran.Â
Integritas anak dapat terlihat saat tes berlangsung. Apa yang selama ini menjadi nilai diri tentang kejujuran akan teruji melalui kegiatan sehari-hari.
Selama tes berlangsung, terbuka kesempatan untuk mencari jawaban pada mesin pencari atau bertanya kepada orang tua yang di rumah. Walaupun ada kesempatan, seorang anak yang memiliki integritas tinggi tidak akan melakukan hal tersebut.Â
Bisa tidak bisa, akan dicoba sendiri. Bahkan mungkin anak tersebut bisa saja mendapatkan nilai kurang memuaskan. Akan tetapi, dari kegagalan yang didapat, anak akan belajar tentang kehidupan. Anak akan belajar mengatasi rasa gagal, bangkit dari kegagalan, dan berusaha tidak gagal di hal yang sama.