Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menuju Keabadian Suci

10 Mei 2021   22:05 Diperbarui: 10 Mei 2021   22:06 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                                                                 ***

Tiga hari aku berdiam dalam ruangan putih dan sunyi ini. Ingin rasanya terbebas dari belenggu. Ketakutan menghantui diriku. Bimbang dan tak tahu harus berbuat apa lagi. Di saat dalam keraguan itulah kurasakan kuasa Ilahi. Lantunan ayat suci terdengar hingga ke sanubari. Entah dari mana datangnya suara yang menyejukkan hati.

Seketika dada terasa lapang dan mudah untuk bernapas.

Ada kekuatan apa di balik lantunan ayat suci? Adakah doa yang dipanjatkan untukku di saat aku sendiri pasrah pada takdirku? Ya Allah, ampuni aku atas segala dosaku. Aku berharap ada kesempatan kedua untuk menjadi orang yang berguna bagi sesama.

Rasa nyaman dan damai menuntunku mengambil air wudhu.

"Hore... Aku bisa", pekikku dalam hati.

Hatiku terdorong kuat untuk melakukan Salat. Aku merasakan ada kekuatan hebat yang keluar dari tubuhku. Tanpa kesulitan dan dengan mudahnya kulakukan Salat. Apakah ini yang dinamakan mujizat? Saat orang merasa tak mampu, tetapi kuasa Ilahi hadir dan memampukan.

Khusyuk kupanjatkan doa bagi negeriku. Doa pemulihan negeri agar terbebas dari pandemi. Suatu harapan terpancar dari hati penduduk negeri agar bumi pertiwi tersenyum kembali.

Dalam diam aku bersimpuh dan memohon. Sekujur tubuhku tidak merasakan sakit lagi. Aku terbebas dari belenggu yang menghimpitku. Bahagia dan tanpa beban lagi.

Saat itulah kulihat dua orang dengan pakaian tertutup rapat mengguncang tubuhku yang sedang bersimpuh. Diangkat dan dibaringkannya aku di tempat tidur yang setia menemani selama di ruangan ini. Mereka mengatupkan kedua mataku sambil berkata," innalillahiwainnailaihirojiun.

Sang Khalik telah memanggil dengan caraNya. Dibalutnya deritaku dan berganti dengan suka. Dimudahkannya aku menuju keabadian yang Suci

Sebuah cerita fiksi untuk perenungan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun