Ternyata, kegiatan di rumah saja bisa digunakan untuk berkreasi aneka resep lho. Ada berbagai resep minuman dan makanan yang menantang untuk dicoba. Tentunya kegiatan ini saya lakukan berdua dengan anak saya. Walapun anak laki-laki, ternyata dia punya hobi berkutat di dapur juga. Hasil kreasi masakannya juga bolehlah diacungi jempol. Walau berkreasi dari bahan-bahan sederhana, ternyata dia berani mencoba.
Hingga Ramadan kedua, telah berbagai resep dicoba. Berhasil semua? Tentu tidak dong. Namanya juga belajar, jika salah dan gagal, pasti sedih rasanya. Akan tetapi, rasa penasaran tetap ada. Itulah yang memacu hadirnya berbagai kreasi di dapur selama pandemi. Bahkan, kreasi ini bisa dijual lho. Menarik sekali bukan? Ternyata di rumah saja bisa tetap produktif.
3. Menambah KaryaÂ
Nah, yang satu ini sempat terabaikan sebelum pandemi. Menulis itu hanya sekadar kegiatan mengisi waktu luang. Kalau sedang ingin menulis ya, menulis. Kalau malas melanda, biarkan saja. Akan tetapi, lambat laun ada yang terhilang dari diri. Ada rasa kangen membukukan karya.
Diawali dari rasa tidak biasa bekerja dari rumah saja dan ingin memanfaatkan waktu dengan produktif, mulailah membuat komitmen. Ada target untuk membukukan karya setiap bulan. Nah, kalau jumlahnya rahasia yah... Malu dengan para senior.
Ibarat anak ayam yang baru pecah dari cangkang, masih berusaha mengenal alam dan mencari makan. Berbagai tempat dijelajahi. Bertemu dengan teman-teman komunitas menulis menambah semangat untuk membukukan karya. Salah satu buku yang lahir di bulan ini mengusung tema keluarga dengan judul "Rumah Surga Kita". Saya bersama dengan teman-teman menghadirkan tema keluarga sebagai pengingat diri.
4. Memiliki Waktu Lebih untuk Berdoa
Doa merupakan sarana komunikasi kita dengan Tuhan. Kadangkala saya merasakan doa seperti orang yang sedang laporan ketika upacara. Dilakukan sebagai rutinitas dan sebagai permohonan belaka.
Bekerja dari rumah saja mendatangkan keintiman dengan Sang Pencipta. Tidak perlu terburu-buru dengan waktu kerja. Waktu yang seharusnya berada di jalanan saat pagi buta, dapat dialihkan untuk waktu berdoa. Jika biasanya malam hari telah lelah karena perjalanan, di rumah saja membuat waktu doa lebih terencana.
Ternyata di rumah saja hingga Ramadan kedua masih bisa produktif bukan? Pastinya versi produktif saya dan teman-teman berbeda. Bisa tetap berkarya dari rumah saja adalah sebuah kesempatan. Jangan pernah lelah untuk mencoba dan menjadi pribadi yang produktif walaupun dari rumah saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H