Mohon tunggu...
Selvia Indrayani
Selvia Indrayani Mohon Tunggu... Guru - Guru, penulis, wirausaha, beauty consultant.

Pengajar yang rindu belajar. Hanya gemar memasak suka-suka serta membukukan karya dalam berbagai antologi. Sesekali memberi edukasi perawatan diri terutama bagi wanita.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Produktif dari Rumah Saja Hingga Ramadan Kedua

27 April 2021   18:43 Diperbarui: 27 April 2021   18:47 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kapan sih masuk sekolah? Udah bosen nih? Anak-anak di rumah malah nggak belajar." Kalimat ini sering terlontar sebagai bentuk kejenuhan atas pandemi yang terjadi.

Siapa yang tidak jenuh jika beraktivitas di rumah saja? Biasanya bisa berjalan-jalan dengan leluasa, eh... sejak adanya pandemi, kegiatan jadi berbeda.

Ini adalah tahun kedua Ramadan di rumah saja. Sejak diterbitkannya SE Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 4 Tahun 2020, tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus Corona, kegitatan belajar mengajar pun dari rumah saja. Enak - tidak enak, ya harus dibuat enak. Nyaman -- tidak nyaman, ya harus dibuat nyaman.

Kalau dipikir-pikir, di rumah bisa apa? Lho...Memang semua kegiatan hanya bisa dilakukan di luar rumah saja? Tidak bukan? Nyatanya banyak yang bisa membuat usaha dan berkarya dari rumah saja. Semua kembali kepada bagaimana menyikapi pandemi. Bagaimana bisa tetap produktif walau dari rumah saja.

Buat saya pribadi, aktivitas di rumah saja melalui proses adaptasi juga. Kalau orang bilang 4P (Pergi Pagi Pulang Petang), itulah saya. Rasanya bahagia bila bisa beraktivitas di luar rumah dan disebut bekerja. Ternyata pola pikir ini perlahan terbantahkan dengan kehadiran pandemi. Mau-tidak mau, ya harus mau kerja dari rumah saja.

Ramadan kedua di rumah saja bisa apa? Wah... ternyata tanpa disadari ada hal-hal yang bisa saya syukuri dengan adanya pandemi. Berikut ini merupakan hal yang saya syukuri saat bisa berkarya dari rumah saja hingga Ramadan kedua:

1. Dekat dengan Keluarga

Dari 24 jam waktu yang ada, ternyata waktu buat keluarga di hari efektif sangat sedikit. Pagi hari sudah disibukkan dengan urusan dapur, anak sekolah, dan siap bekerja. Alhasil, Sabtu dan Minggu benar-benar dimanfaatkan untuk kebersamaan keluarga.

Namanya juga bekerja. Pasti tidak ingin ada kata "terlambat". Terlebih lagi bagi seorang guru. Malu rasanya jika meminta anak didik datang tepat waktu, tetapi tidak dapat menjadi panutan. Mau-tidak mau, bisa-tidak bisa, harus berusaha jangan sampai ada kata terlambat. Terlebih lagi jika jadwal truk-truk besar siap melaju menuju pelabuhan Jakarta, pasti harus bisa berangkat lebih awal. Berusaha bagaimana caranya supaya tidak terjebak dalam antrian truk.

Sejak pandemi dan di rumah saja, rasa deg-deg an dan takut terlambat perlahan sirna. Seharian beraktivitas dan bekerja dilakukan di rumah saja. Bisa bersama dalam satu atap dengan keluarga, walau dengan aktivitas yang berbeda. Saat jam istirahat yang terbatas pun menjadi sesuatu yang istimewa. Jika biasanya bisa melihat buah hati saat pulang kerja, sekarang tinggal menengok ke kamar saja. Memanfaatkan momen kedekatan dengan keluarga dan mensyukuri apa yang terjadi daripada mengeluh dan membuat diri makin lemah.

Bahagia bisa melihat buah hati saat jam kerja
Bahagia bisa melihat buah hati saat jam kerja

2. Berkreasi di Dapur

Namanya juga ibu dan istri, pasti tidak jauh dengan urusan dapur. Berkutat dengan panci, penggorengan, dan panasnya minyak atau kompor sudah hal lumrah. Pepatah berkata,"Bermain air basah, bermain api hangus." Jadi, kalau sudah ketemu dapur, jangan pernah takut untuk mencoba. Ingin berkreasi, jangan takut rugi atau gagal.

Ternyata, kegiatan di rumah saja bisa digunakan untuk berkreasi aneka resep lho. Ada berbagai resep minuman dan makanan yang menantang untuk dicoba. Tentunya kegiatan ini saya lakukan berdua dengan anak saya. Walapun anak laki-laki, ternyata dia punya hobi berkutat di dapur juga. Hasil kreasi masakannya juga bolehlah diacungi jempol. Walau berkreasi dari bahan-bahan sederhana, ternyata dia berani mencoba.

Hingga Ramadan kedua, telah berbagai resep dicoba. Berhasil semua? Tentu tidak dong. Namanya juga belajar, jika salah dan gagal, pasti sedih rasanya. Akan tetapi, rasa penasaran tetap ada. Itulah yang memacu hadirnya berbagai kreasi di dapur selama pandemi. Bahkan, kreasi ini bisa dijual lho. Menarik sekali bukan? Ternyata di rumah saja bisa tetap produktif.

Kreasi Banana Cake
Kreasi Banana Cake

3. Menambah Karya 

Nah, yang satu ini sempat terabaikan sebelum pandemi. Menulis itu hanya sekadar kegiatan mengisi waktu luang. Kalau sedang ingin menulis ya, menulis. Kalau malas melanda, biarkan saja. Akan tetapi, lambat laun ada yang terhilang dari diri. Ada rasa kangen membukukan karya.

Diawali dari rasa tidak biasa bekerja dari rumah saja dan ingin memanfaatkan waktu dengan produktif, mulailah membuat komitmen. Ada target untuk membukukan karya setiap bulan. Nah, kalau jumlahnya rahasia yah... Malu dengan para senior.

Ibarat anak ayam yang baru pecah dari cangkang, masih berusaha mengenal alam dan mencari makan. Berbagai tempat dijelajahi. Bertemu dengan teman-teman komunitas menulis menambah semangat untuk membukukan karya. Salah satu buku yang lahir di bulan ini mengusung tema keluarga dengan judul "Rumah Surga Kita". Saya bersama dengan teman-teman menghadirkan tema keluarga sebagai pengingat diri.

Antalogi Cerpen Tema Keluarga
Antalogi Cerpen Tema Keluarga

4. Memiliki Waktu Lebih untuk Berdoa

Doa merupakan sarana komunikasi kita dengan Tuhan. Kadangkala saya merasakan doa seperti orang yang sedang laporan ketika upacara. Dilakukan sebagai rutinitas dan sebagai permohonan belaka.

Bekerja dari rumah saja mendatangkan keintiman dengan Sang Pencipta. Tidak perlu terburu-buru dengan waktu kerja. Waktu yang seharusnya berada di jalanan saat pagi buta, dapat dialihkan untuk waktu berdoa. Jika biasanya malam hari telah lelah karena perjalanan, di rumah saja membuat waktu doa lebih terencana.

Ternyata di rumah saja hingga Ramadan kedua masih bisa produktif bukan? Pastinya versi produktif saya dan teman-teman berbeda. Bisa tetap berkarya dari rumah saja adalah sebuah kesempatan. Jangan pernah lelah untuk mencoba dan menjadi pribadi yang produktif walaupun dari rumah saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun