Mohon tunggu...
Selvia
Selvia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kesehatan Masyarakat FK ULM

Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Budaya Papahan Masyarakat Desa terhadap Kesehatan Bayi

21 Oktober 2021   08:12 Diperbarui: 30 Oktober 2021   14:25 1696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Health promotion merupakan tingkat pencegahan yang pertama dimana promosi Kesehatan ini ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat agar mampu untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatannya. Beberapa kegiatan dalam promosi Kesehatan ini misalnya dalam peningkatan status gizi masyarakat, pola hidup bersih dan sehat, perbaikan sanitasi lingkungan, dan Kesehatan individu. Promosi Kesehatan berfokus pada budaya pemberian makanan papahan bayi di masyarakat yang dapat dimodifikasi di mana individu memiliki kemampuan untuk berubah bila diberikan pengetahuan, motivasi, dan lingkungan pendukung yang diperlukan. Pemberdayaan individu atau masyarakat merupakan tema kunci dalam bidang health promotion. Apabila digunakan dengan benar, pemberdayaan bisa menjadi strategi jangka panjang untuk membuat perubahan permanen pada masyarakat. Promosi Kesehatan dapat menjadi langkah awal untuk mengubah kabiasaan turun temurun dalam masyarakat yang masih memberikan balita nasi yang telah dikunyah dan dilumatkan terlebih dahulu Karena dari segi kesehatan terutama kesehatan mulut, hal ini berisiko terhadap terjadinya berbagai macam penyakit infeksi (6). 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Sjarkawi G, Herry N, Armasastra B. Pengaruh tradisi nasi papah terhadap risiko terjadinya Early Childhood Caries di Desa Senyiur Lombok Timur. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah 2018; 2(1): 51-59.
  2. Sopian M, Purbowati, Galid SP. The colleration between feeding chewing food and diarrhea on infants 6-24 months old at the work area of sengkol public health center Pujut Lombok Central Regency. Jurnal Gizi dan Kesehatan  2019; 11(25): 39-45.
  3. Siahaan Y, Evawany Y, Taufik A. Hubungan praktik pemberian makan bayi dan kejadian gastroenteritis. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) 2019; 4(1): 1-8.
  4. Wulandari P, Retnaningsih D, Winarti R. Hubungan pengetahuan dengan pemberian MP-ASI dini pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan. Jurnal Keperawatan 2020; 12(2): 223-230.
  5. Sara M, dkk. Makanan (prelaktal dan papahan) sebagai faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 12-24 bulan di Lombok Timur NTB. Thesis. Semarang; Universitas Diponegoro 2017; 1-10.
  6. Nurmala I, dkk. Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press; 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun