Mohon tunggu...
Selva Niaa
Selva Niaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa pendidikan sejarah

dengan perbanyak karya tulis sejarah kita dapat melihat suatu peristiwa, tragedi dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kerusuhan 1998 Terhadap Etnis Tionghoa Di Surakarta

1 April 2021   15:50 Diperbarui: 14 April 2021   11:05 17905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menghancurkan showroom dan dealer resmi mobil Timor, massa kembali bergerak lagi ke timur, kali ini showroom Bimantara menjadi korban perusakan selanjutnya. Seluruh kaca dan sebuah mobil yang berada di dalam showroom tersebut dirusak oleh massa. Sementara massa melakukan perusakan showroom tersebut, sebagian massa tetap melanjutkan pergerakannya ke arah timur. Sewaktu melewati perlinasan KA Purwosari masa menjadi semakin bertindak anarkis, seluruh pot tanaman, lampu dan tiang bendera yang berada di marka jalan dirubuhkan hingga melintangi jalan raya. Saat melewati bank-bank massa juga melemparinya dengan batu. Aksi pelemparan batu menjadi semakin memanas saat massa lepas dari perempatan Gendengan. Kumpulan massa menjadi semakin benyak dikarenakan sepanjang perjalanan, banyak warga masyarakat tang ikut bergabung sehingga jumlah yang ikut dalam aksi tersebut menjadi ribuan orang.

Selanjutnya, aksi massa menjadi semakin brutal, karena setelah aksi pelemparan batu massa masih kurang puas dan melakukan aksi bakar-bakaran. Insiden pembakaran meletus pertama kali saat pergerakan masa sampai di kantor BCA Gladak. Sebuah mobil yang terparkir dihlaman ikut dibakar. Kemudian masa menuju jalan Jenderal Soedirman dan melewati Bank Danamon serta membakar mobil yang terparkir di halamannya masa sempat mencoba menyerbu kantor Telkom dan Balaikota, tapi urung menyusul kedatangan sepasukan kostrat. Masa mulai terpecah saat hendak menyerbu balaikota sebagian menuju kompleks pertokoan Matahari Beteng di sana mereka melempari kaca, menjarah dan membakar ATM Bank PSP. Kerusuhan kian meluas, masa hampir merata di seluruh penjuru kota turun kejalan melakukan pelemparan dan pembakaran bangunan maupun kendaraan bermotor bahkan juga melakukan penjarahan. Sedang di Solo bagian utara sekitar pukul 17.00 WIB ribuan masa membakar terminal Bus Tirtonadi tak kurang dari 4 buah bus ikut dibakar. Sementara di bagian barat Solo amuk masa juga menerjang kantor samsat, jajar. Di sepanjang Jalan Adi Sucipto puluhan rumah di rusak. Gudang coca-cola dijarah masa dan mobil dirusak. Di Solo bagian selatan, Bank Putera yang baru louncing ikut dibakar habis. Dari kerusuhan tersebut warga masyarakat juga terkena imbasnya, masyarakat Boyolali misalnya, terpaksa berjalan kaki karena tidak ada angkutan yang lewat. Hingga pukul 23.30 WIB, Solo masih terlihat gelap dan mencekam lantaran aliran listrik sebagian besar kawasan mati menyusul kebakaran di sejumlah tempat.

Dampak dan pasca kerusuhan Surakarta 1998

Dampak yang di rasakan oleh warga Surakarta sangat besar , dari kerusuhan dapat dikatan bahwa kota solo lumpuh total. kerugian yang besar dari ekonomi, sosial hingga psikologi. Seluruh masyarakat Kota Surakarta menjadi korban akibat kerusuhan ini. Kehancuran terlihat dari berbagai sudut kota. Toko-toko, supermarket, perkantoran hingga rumah tinggal banyak yang dirusak hingga dibakar. Berbagai fasilitas umum layaknya pos polisi, rambu lalu lintas sampai telepon umum dihancurkan oleh massa. bangkai mobil dan sepeda motor yang terbakar dapat terlihat di sepanjang jalan. Setelah 2 hari pasca kerusuhan ditemukan korban-korban yang ikut terbakar di dalam bangunan toko dan pasar swalayan. Jumlah korban yang ditemukan sebanyak 3 jenazah, 14korban meninggal ditemukan di dalam gedung Toserba Ratu Luwes Pasar legi, 19 korban lainnya ditemuan di dalam toko sepatu Bata. Berdasarkan kesaksian salah seorang anggota UPGD Crisis Center PWI Solo (dalam Mulyadi dan Soedarmono, 1999), 19 jenazah ditemukan dengan keadaan berkelompok-kelompong dan saling menindih satu sama lain. Lokasi penemuan korban berada di dekat sumur belakang toko, tangga besi toko yang runtuh dan sisanya berada di kamar mandi toko. Keadaan korban saat ditemukan sudah tidak lengkap.

Beberapa bagian tubuh sudah terbakar. Kerusuhan yang memakan waktu selama dua hari mengakibatkan kerugian meteral sebanyak Rp. 457.534.954.000,- kerugian terbesar ditanggung oleh plaza dan supermarket senilai Rp. 189.637.500.000,- Diikuti dealer dan showroom dengan total kerugian sebesar Rp. 98.783.700,-. Selain itu kerugian juga ditanggung oleh toko-toko, pabrik, bus, hotel hingga restoran. Kerusuhan 14-15 Mei 1998 juga berpengaruh besar dalam berputarnya roda perekonomian. Pasca kerushan tidak ada lagi pusat perbelanjaan ataupun toserba yang beroperasi. Pusat perbelanjaan seluruhnya hanya bisa diakses melalu pasar tradisional. Dari sisi kehidupan sosial, kerugian memiliki dampak psikologis traumatis bagi sebagian masyarakat yang menjadi korban. Selain itu akibat kerusuhan ini banyak masyarakat yang dengan terpaksan menjadi pengangguran.

Hal ini diakibatkan tempat mereka bekerja dirusak ataupun dibakar. Kondisi ekonomi Kota Surakarta pasca kerusuhan 14-15 Mei 1998 dinyatakan hampir lumpuh total. Roda perekonomian tidak bisa bergulir dengan baik. Seluruh fasilitas ekonomi seperti bank, toko swalayan hingga toko-toko tradisional tidak beroperasi. Keputusan untuk menutup seluruh gerai-gerai didasarkan alasan keamanan. Pasca kerusuhan beredar berbagai issu akan terjadinya kerusuhan susulan. Ketakutan-ketakutan ini berimbas juga kepada sejumlah pasar tradisional yang biasanya beroperasi selama 24 jam menutup, pasca kerusuhan hanya beroperasi setengah hari. Ditengah-tengah keadaan ekonomi kota yang lumpuh, pasar tradisional menjadi jalan keluar bagi masyarakat kota. Selama beberapa hari masyarakat hanya bisa bergantung kepada pasar tradisional. Walaupun harga kebutuhan pokok pasca kerusuhan melonjak tinggi. Penutupan toko-toko tradisional disebabkan kondisi bangunan yang dihancurkan selama kersuhan, sebagian lagi pemilik toko yang merasa takut akan dijarah jika membuka tokonya.

Pasca kerusuhan, PMS membangun posko-posko yang tersebar di 5 kecamatan dijaga oleh beberapa petugas yang siap membantu warga yang datang. Bagi warga yang mengalami kerugian baik dari segi materi hingga psikis, maka akan di data nama, alamat, jenis kerugiannya dan bantuan apa yang diharapkan. PMS juga membantu warga untuk mengurus pembuatan surat-surat dan akte yang hilang saat kerusuhan. Selain itu PMS juga memberikan santunan bagi keluarga korban selama 3 bulan. Santunan diberikan untuk kepala keluarga sebesar 200 ribu dan untuk istri beserta anak-anak diberikan masing-masing sebesar 100 ribu. Apabila satu keluarga memiliki 2 orang anak. Maka PMS akan memberikan dana sebesar Rp. 500.000,- dengan rincian Rp. 200.000,- untuk kepala keluarga dan Rp. 300.000,- untuk istri dan kedua anaknya. Pemberian dana diberikan kepada keluarga yang saat kerusuhan mengalami kebakaran yang menghabiskan seluruh assetnya ataupun masyarakat yang assetnya dijarah dan dirusak habis oleh massa. PMS juga sangat membantu dalam bidang perecoveryan dan masih banyak bantuan yang di berikan oleh PMS. Hingga saat ini masyarakat ataupun korban memaknai kejadian Mei 1998 dengan berbagai macam emosi. Tidak menutup mata bahwa sampai saat ini masih ada korban yang memendam perasaan marah ataupun ketakutan atas apa yang dialaminya pada tahun 1998. Perasaan emosi yang berkembang dan bertahan dapat menyebabkan terganggunya aktivitas individu. Korban akan menjadi sensitif dibandingkan masyarakat lain. Namun dibalik perasaan maupun emosi yang meliputi korban, beberapa bagian dari korban mei 1998 sudah berada dalam tahap memaafkan ataupun berdamai dengan diri sendiri.

DAFTAR PUSTAKA 

Purbasari,Ayuningsih Verbena dan Suharno. 2019. INTERAKSI SOSIAL ETNIS CINA-JAWA KOTA SURAKARTA. Jurnal antropologi : isu -- isu sosial budaya. 21(01): 3-5

 

Salim,Lydiana dan Akhmad Ramdhon. 2020. DINAMIKA KONFLIK KERUSUHAN MEIN 1998 DI KOTA SURAKARTA MELALU PRESPEKTIF KORBAN. Journal of Development and Social Change. 3(1): 66-68

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun