Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Kedua

14 Oktober 2020   21:57 Diperbarui: 14 Oktober 2020   22:00 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar : Gilang Rahmawati P

perempuan penadah kalam 

ditepikannya perih luka di dada

diperamnya kenangan kisah buram

dadanya mengemuruhkan  tanya

"Salahkah aku? Tatkala cinta tak sanggup aku elak"

bibir pasinya menggumam kidung doa

atas laku langkahnya

perempuan penyeduh air mata 

memula takdir di secawan candu

mengakhirkan hasrat dalam gelepar jiwa

hidup selayak  pekat kopinya

pahit namun nikmat dicecap

perempuan penyisir sunyi

mengakhirkan penantian pada tabahnya sunyi malam

Kedu, 14102020

untuk my Key

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun