Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi dalam Secangkir Kopi

19 September 2019   06:25 Diperbarui: 19 September 2019   06:27 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

semesta tak pernah ragu

mencatatkan kisah di setiap masanya

lalu menyematkan menjadi kenangan

saat beribu musim saling menindih

menggantikan air mata dengan tawa

mengubah tawa menjadi butiranbutian bening di kelopak mata

seperti juga perjalanan sebuah cinta

berawal manis

berakhir perih

namun

mestikah sesal menyesaki rongga dada setiap waktu

sedang langit tak ingkar pada janjinya

segalanya akan berputar 

seiring evolusi alam

mestikah sebuah cerita duka berakhir dendam yang tak kunjung habis

sedangkan sekuat hati kucoba siramkan kesejukkan pada akarnya

pagi dalam secangkir kopi hitam kali ini

pahit pun tiada kurasakan lagi

*PK 91919*

dalam rindu yang tiada berbatas untukmu, swam K

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun