Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Embun Pagi [Reinkarnasi]

19 Maret 2019   03:24 Diperbarui: 19 Maret 2019   04:08 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Andai suatu saat aku terlahir kembali, aku akan minta pada Tuhan untuk menjadi embun di kepagianmu " kata kata manismu meluncur saat kita berbincang di pintu senja dalam temaram jingga. Debur ombak laut seakan mengiyakan sebaris kalimat syahdumu itu. Aku tersenyum menyadari tatapan matamu yang tajam tengah mencari persetujuan dariku.

"Kalau kau menjadi embun, baiklah aku akan meminta Tuhan menjadikanku pucuk dedaunan untuk menyempurnakan keindahan hadirmu " jawabku.

"Oh aku harap tidak " kau menukas kata kataku dengan cepat.

"Kenapa tidak ?, cobalah kau perhatikan setetes embun yang berada di pucuk dedaunan, indah" belaku.

"Tidak sayang, tetaplah menjadi dirimu seperti ini, seorang perempuan ayu, anggun dan pecinta embun sejati, kan selalu kutemui dirimu di dini hari dan menyentuhmu dalam cinta yang hanya bisa terbaca oleh mata hati" terangmu. Lalu kau menggenggam tanganku dengan penuh kelembutn

"Itulah keabadian cintaku yang aku persembahkan hanya untukmu " lanjutmu.

Hatiku berbunga tentunya, seorang kekasih hati dengan jujur menyatakan cintanya yang begitu dalam.

Sejenak dalam diam.

"Namun mentari akan memisahkan kita ?" tanyaku, "dan aku akan berada dalam satu penantian di sekian waktu tuk menunggumu hadir kembali esok hari. Aku takkan sanggup membunuh sepiku tanpamu " lanjutku.

"Sayang, apalah arti menunggu sekian waktu, jika hadirku yang sesaat itu akan melenyapkan dahaga cinta kita berdua?" ku tatap mata elangmu, aku membenarkan kata katamu menyejukkan jiwaku

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun