Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[#BulanKolaborasiRTC] Merindu dalam Luka

17 April 2016   09:54 Diperbarui: 17 April 2016   10:21 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="ilustrasi : Granito Ibrahim"][/caption]

 

No 5

Kolaborasi : Selsa dan  Yani Handayani

 

 

 

senja menghilang pada hitungan detik

malam menuruni lembah

ingin kutuang sejumput anggur merah

kuteguk bersama sayatan pedih atas nama cinta

semisal pekat tak berdamai pada pilunya bilurbilur rasa

biarlah sunyi melarung sebuah rindu yang tak kan pernah mati

sebab namamu abadi besemayam dalan sanubari

 

Bermusim telah berlalu sejak kepergian dirimu, dan aku masih selalu saja merindumu. Entah bernama apa...candu asmara yang pernah kau taburkan di jiwaku ini demikian kuat hingga aku tak kuasa melepaskan meski sekejab. Bahkan kerinduan atas namamu selalu saja bergaung indah di lorong-lorong benakku.

 

Seribu hari telah kulalui tanpa kau di sisiku, masih saja berat kurasa. Kamu dan sejuta kisahmu selalu saja menyembilu di ruangruang benakku. Sanggup membuatku bak kehilangan akal waras tatkala rindu demikian perih sentakkan dada.

Mengapa kita tak pernah bisa mengurai kembali, sebuah janji yang pernah kita sumpahkan di langit?. Sedang sejatinya hati kita meluka atas perpisahan ini.
Mengapa kita tak berusaha menyudahi pertengkaran demi pertengkaran yang sejatinya menyimpan rindu yang bergumpal di setiap serapahnya?.

Titah langit selalu benar adanya, aku mencintaimu dengan jiwa, lalu salahkah sebuah takdir yang memisahkan kita? Tuhan sedang menguji  seberapa besar kekuatan cinta kita, yang kerap kita egokan "besarannya"  dari diri kita.

Dan kini, rindu mencabik-cabik rasaku. Menyembilu, melahirkan tetesan air mata yang membanjiri wajahku, Rindu ini pula tenggelamkanku pada lautan resah dan hanya dirimu yang mampu entaskan aku dari kedalamannya.

Kekasih...

Demi jiwa yang dahaga akan rasamu, jujur aku katakan, aku merindumu...

 

jika merindumu itu adalah luka

kan selalu aku jaga tiaptiap perihnya

tak kan kubiarkan sejengkal pun larut terbawa waktu

karena dirimu adalah hidupku sesungguhnya

entah itu luka, pedih, tangis, ratap ataupun sesal

 

 

****

 

[caption caption="by Rumpies Club"]

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun