Mohon tunggu...
Selsa
Selsa Mohon Tunggu... Administrasi - blogger

aku wanita biasa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Serran, Si Pejantan Tangguh

7 November 2015   22:00 Diperbarui: 7 November 2015   22:00 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Selsa

27

 

Anggora putih dengan nama Runi itu melongokkan kepalanya yang berpita merah ke dalam jendela rumahnya. Dia sangat berharap Serran akan melewati jalan di depan rumahnya. Seperti biasa lalu mereka saling melempar senyum dan menyapa. Namun kali ini sudah sejam lebih Runi menunggu kucing kampung yang hitam legam itu tak nampak batang hidungnya.

Gelisah tiba-tiba menyergap hatinya, "ada apa gerangan Serran yang telah dia kenal sejak lima bulan yang lalu itu tak lewat depan rumah?" tanya Runi dalam hati. Sebenarnya Serran melewati rumah Runi tak serta merta karena dia sangat mengagumi Runi, tapi juga karena pada jam-jam seperti itu pekerja dapur dari sebuah hotel yang tak jauh dari kediaman Runi akan membuang sampah, dan dari sampah itulah Serran bisa mempertahankan hidupnya.

Hari telah menjelang malam Runi makin gelisah, dia ingin sekali pergi ke tempat di mana Serran tinggal, tapi dia juga merasa takut dan ingat akan cerita Serran bahwa di tempat Serran tinggal, banyak kucing kampung yang jahat dan pemarah. Memang pernah sekali Serran mengajak Runi main ke tempat tinggalnya, dan dari pertama kali melihat itu pula Runi jadi tahu bahwa lingkungan tempat tinggal Serran tidak baik. Membayangkan apa yang akan terjadi bila dia nekad mencari Serran di tempat tinggalnya membuat Runi merinding, yang akhirnya dia mengurungkan niatnya itu.

Malam itu Runi tidur dengan tak tenang, pikirannya melayang pada Serran. Sejuta kegalauan singgah di pikirannya. Selama 5 bulan mengenal Serran, tak terasa menjadikan dia jatuh cinta pada pejantan itu. Namun sebagai kucing rumahan, Runi malu untuk ungkapkan semua itu. Namun Runi juga merasa bahwa Serran pun menyimpan rasa yang sama padanya. Tapi karena Serran merasa hanya sebagai kucing kampung maka Serran tak berani mengatakan padanya.

Gelisah yang mendera membuat Runi bangun dari tempat tidurnya, dia putuskan untuk mencari tahu mengapa Serran tak nampak seharian ini. Tekadnya sudah bulat bahwa dia akan menjumpai Serran apapun yang terjadi. Rupanya cinta telah mengalahkan rasa takut dalam diri Runi.

Dengan mengendap-endap, Runi keluar rumah, setelah memastikan bahwa keluarga Messy sebagai pemiliknya tidak ada yang terbangun saat itu. Langkahnya segera melaju ke arah tempat Serran, sebuah pemukiman kumuh, tempat berkumpulnya kucing-kucing yang tak bertuan itu tinggal. Tekadnya sudah bulat dia harus menemui Serran, pejantan cintanya.

Sebelum sampai tempat tinggal Serran, Runi melambatkan langkahnya. Di amati terlebih dulu lingkungan itu, sepi seperti tak berpenghuni. Runi mulai mendekat, mendekat dan mendekat. Tak berapa lama kupingnya mendengar suara erangan. Runi menegakkan kupingnya untuk memastikan dari mana arah suara itu. Tak berapa lama, dia sudah bisa menemukan asal muasal suara erangan itu. 

Bukan main terkejutnya Runi karena ternyata suara kesakitan itu berasal dari pejantan yang dirindukan sekaligus dikhawatirkan. Runi mendapati Serran terikat ke empat kakinya sementara tubuhnya kerkapar di tanah basah. Wajah Serran yang gagahpun sedikit kotor. Runi memekik perlahan, dan membuat Serran menyadari bahwa ada kucing datang mendekatinya.

"Serran, apa yang terjadi?" tanya Runi sedikit gusar.

"Runi? mengapa kau ke sini?" Serran terheran-heran melihat Runi datang ke tempatnya. "Sudah aku bilang jangan pernah datang ke tempatku" agak sedikit marah bertanya pada Runi.

"Aku mengkhawatirkanmu, aku mencintaimu" pekik Runi tak bisa lagi menahan perasaan hatinya manakala dilihat pejantan yang dicintai itu terlihat kesakitan.

"Aku juga mencintaimu Runi, tapi jangan datang ke mari" jawab Serran. Belum sempat Runi mendekat untuk memeluk Serran yang ternyata juga mencintainya. Sebuah hantaman keras mengenai tubuhnya. Runi terkapar. 

Seekor kucing yang agak besar mendekati Runi, wajahnya sangar dan terlihat kumal. "Akhirnya kau datang juga cantik?" sapa kucing dekil itu. "Kamu tahu? aku sengaja menahan Serran di sini untuk memancingmu agar kau keluar dari sarangmu. kau pasti akan mencari kekasihmu, hahahaa" Runi mencoba bangkit namun kedua kakinya ditahan oleh dua kucing jantan lain yang tak kalah dekil dari yang membentaknya. "Aku sakit hati, kau malah memilih Serran, dan bukan aku!" Kucing dekil itu berteriak

Sementara Serran dengan mengerang,  mencoba sekuat tenaga melepaskan ikatan di tubuhnya. Meski seakan sia-sia namun tanpa lelah dia terus berusaha. Dia tidak tega melihat pujaan hatinya tidak berdaya di tangan pejantan lainnya "Awas Dany, kalau sampai Runi cedera, akan aku balas nanti" teriak Serran.

Seketika pejantan yang membentak Runi menghampiri Serran, rupanya dia yang bernama Dany. "Apa?, kamu menghardikku?, bisa apa kau? sedang kakimu tidak bisa kau gerakkan?hahahaa" tawa Rony makin membahana.

Tanpa diduga dengan sekali hentakan Serran bisa menyergap tubuh Dany dengan kuatnya. Dany yang tidak siap dengan serangan mendadak tidak bisa mengelak, dia pun tersungkur. Anak buah Dany maju serentak berniat membela kepala genknya. Namun dengan membabi buta Serran segera menyerang dua anak buah Dany pula. Rupanya rasa cinta yang demikian besar memberikan kekuatan buat Serran untuk sekuat tenaga membela kekasihnya. Pertarungan yang mirip adegan di film itu berlangsung seru. 

Runi yang sudah bisa bangkit dari keterkaparannya karena anak buah Dany sudah melepaskan pegangannya, kini mencoba membantu Serran. Dan dengan kekuatan cinta, keduanya bisa memenangkan pertarungan itu. Dany dan anak buahnya lari terbirit-birit.

Kini tinggal Serran dan Runi saling diam terduduk lelah, namun hati mereka berbunga-bunga. Di balik kejadian tragis ini mereka jadi tahu bahwa mereka saling mencintai. "Runi, harusnya kau tak datang ke mari" Serran membuka pembicaraan. "mari aku antar kau pulang" lanjutnya.

"Aku sangat khawatir padamu Serran, karena aku terlalu mencintaimu" bela Runi.

"Ya aku tahu, aku pun sangat mencintaimu" kata Serran sambil memeluk Runi. "Ayo pulang, nanti messy mencarimu" ajak Serran sambil menggandeng Runi.

Runi merasa bahagia, karena akhirnya kini Serran si pejantan tangguh menjadi kekasihnya, begitu pula Serran, dia juga bahagia karena Runi ternyata memilih dia sebagai kekasih meski banyak pejantan yang suka padanya. Cinta memang punya kekuatan yang dahsyat untuk menakhlukan hal yang buruk.

 

*** 

 

 

 

 

 

 

Note

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community:

http://www.kompasiana.com/androgini

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Fiksiana Community :https://www.facebook.com/groups/175201439229892/

 

ilustrasi gambar : id.aliexpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun