Â
Kepada Wakil RakyatÂ
Kalian para wakil rakyat sudahkah minum kopi pagi hari tadi
Jika sudah mari kita berbincang
Bukalah mata ragamu lebar-lebar
Lihat di sebagian daerah-daerah yang mungkin saja penghuninya adalah pengantar dirimu nikmati singgasana gedung bulat
Pasang telingamu baik-baik
Dengarkan sejenak jeritan pilu mereka yang nafasnya tersengal oleh debu-debu sialanÂ
Jangan hanya teriak padamkan api
Jangan hanya mengumbar kata-kata menuntut presiden
Sedang polah kalian hanya menikmati kemewahan yang negara sumbangkan untuk hidupmuÂ
Negeri ini negerimu jua
Rakyat ini adalah kumpulan manusia yang diperalat untuk tujuan kalian menjadi anggota yang terhormat
Meski aku pikir kata terhormat tak layak menyanding nama kalian
Ah masihkah kau peduli
Â
Kepada Wakil Rakyat
Di saat ini, darurat asap memenuhi semesta
Sedangkan kalian sibuk mencari anggaran-anggaran yang bisa kau tilepÂ
Hutang untuk membeli alustita
Kau dengungkan itu di saat jutaan rakyat tersiksa oleh asap
Beuuh....
Begitu butakah mata hati kalian
Sedang bencana di depan mata kau abai
Tak setitikpun duka rakyat, menjadi bagian dukamu
Â
Lalu tentang hutang
Mampukah kalian bertanggung jawab untuk itu?
Atau kembali rakyat yang harus menanggungnya?
Arrrggghhh
Â
Wakil Rakyat
Bangun dari tidurmu
Berpijaklah pada tanah
Â
*Puri, 26 10 15*
ilustrasi gambar new.liputan6.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI